Part 19

167 25 27
                                    

Siang itu Hareun pergi meliput bersama Dujun di sebuah kantor polisi. Kali ini berita yang diangkat lebih serius, yaitu tentang ditemukannya jenazah seorang siswi yang mengambang di sungai setelah dilaporkan menghilang selama beberapa hari. Karena liputannya berupa video yang ditayangkan langsung, Hareun bertugas membuat subtitle dalam bahasa Inggris sementara Haneul meliput. Dujun yang duduk di sebelah Hareun turut mengawasi sambil sesekali memberi instruksi pada Haneul.

"Wah, siapa yang mengira ternyata anak itu melompat dari jembatan," kata Dujun saat polisi selesai memberikan informasi terkait berita tersebut.

"Kenapa anak semuda itu sampai melakukan hal seperti itu?" tanya Hareun.

"Macam-macam alasannya. Bisa karena urusan pribadi, urusan keluarga, atau urusan sekolah," jawab Dujun. "Aku sungguh kasihan pada korban maupun keluarganya. Mereka yang biasanya melakukan tindakan bunuh diri karena depresi adalah orang yang mestinya kita rangkul dan dengarkan keluhannya. Bukannya menyalahkannya karena enggak bersikap tegar selama hidupnya."

Hareun termenung. Kata-kata Dujun memang benar. Selama ini Hareun memang belum pernah bertemu dengan orang seperti itu. Mungkin juga karena ia tidak pernah berteman terlalu akrab dengan siapapun.

"Kau datang juga?"

Hareun mendongak. Entah mengapa ia merasa takut dan gugup begitu melihat Yongchun menghampiri mereka. Hareun menutup laptop dan ikut bangkit bersama Dujun.

"Ini berita kriminal pertama yang kami bahas. Jadi aku ingin semuanya berjalan lancar," jawab Dujun. Yongchun menoleh ke arah Hareun.

"Sepertinya sekarang penulismu tidak hanya bekerja sebagai penulis," kata Yongchun dengan ujung bibir terangkat. Hareun tidak mengerti maksudnya, tapi ia mengalihkan pandangannya dari pria itu.

"Ya. Dia bukan hanya penulis, tetapi juga merangkap sebagai penerjemah," balas Dujun. "Dia penulisku yang pintar, kemauan belajarnya keras."

"Memangnya kau tahu apa saja yang sudah dipelajarinya selama ini?" tanya Yongchun lagi tanpa melepaskan pandangannya dari Hareun.

Hareun menunduk dengan gugup. Apa pria ini bermaksud membuka mengenai Hareun dan dirinya sendiri di depan Dujun? Tanpa sadar, Hareun meraih bagian belakang mantel Dujun dan mencengkeramnya. Entah mengapa ia merasa aman hanya dengan melakukan hal itu.

"Ah, Hareun-ah," kata Dujun sambil menoleh ke arah Hareun. "Kau kembali ke van saja. Aku akan menyusul sebentar lagi."

Hareun melepaskan cengkeramannya lalu membungkuk ke arah Yongchun. Ia mengikuti Haneul menghampiri Soonho yang menunggu di mobil van yang diparkir. Hareun masuk ke dalam mobil dengan gugup. Kenapa perasaannya tidak enak?

Setelah kembali ke kantor, Hareun langsung pergi ke mejanya. Ia baru saja hendak duduk di kursinya ketika ponselnya bergetar. Dadanya berdegup kencang begitu melihat pesan baru dari JERK. Dengan tangan gemetar, ia membuka pesan itu lalu mengernyitkan dahi.

Video? Video apa ini? Setelah menurunkan volumenya hingga ke paling rendah, Hareun memutar video berdurasi 20 detik tersebut. Ia terperanjat hingga ponselnya terjatuh ke meja dengan bunyi gedebuk cukup keras. Key langsung menoleh ke arahnya.

"Ada apa, Noona? Kau mengagetkanku," tanya Key.

"Enggak ada apa-apa," jawab Hareun sambil buru-buru memungut ponselnya lalu kembali melihat video dua orang yang sedang bersetubuh yang masih diputar tersebut.

Hareun menelan ludah. Ini jelas dirinya dengan Yongchun. Pasti video ini baru diambil kemarin karena ada orang yang merekamnya. Ternyata tidak sampai di situ, sebuah video lain masuk dengan durasi yang sama. Namun, Hareun bersama pria lain, yang baru dilihatnya sekarang karena ia tidak melihat wajahnya kemarin. Kemudian satu video lagi menyusul. Kali ini sepertinya kameranya diletakkan di meja karena kedua pria itu terlihat di sana.

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang