Part 17

197 27 107
                                    

"Hareun-ah, aku akan menikahimu."

Hareun langsung berbalik sambil mengernyitkan dahi. Apa pria ini sedang mabuk? "Apa katamu?" tanyanya sambil duduk.

"Kubilang, aku akan menikahimu," ulang Junhyung.

Hareun ternganga. Mungkinkah yang Lee Joon katakan tadi benar? "Apa kau bilang begitu karena kau menyukaiku?"

Junhyung mendengus menahan tawa. "Tentu saja bukan. Hanya saja, kalau yang Dujun katakan soal kau bisa tinggal jika menikah, aku akan melakukannya untukmu."

Hareun merengut mendengar jawaban Junhyung. Sayangnya ruangan sedang gelap saat itu, jadi ia tidak bisa melihat jika Junhyung serius atau sedang menggodanya.

"Maksudku bukan sekarang," tambah Junhyung. "Tentu saja kau kan perlu memikirkannya matang-matang. Kalau kau memang berniat tetap tinggal di sini tanpa harus kembali ke Indonesia, aku bersedia melakukannya untukmu."

"Kau... kau enggak perlu melakukannya," kata Hareun akhirnya.

"Memangnya kenapa? Bukankah saat ini kita sama saja dalam tahap itu? Kita tinggal bersama, aku menjagamu dan kau mengurusku, kita sudah berciuman, kita sudah bercin..."

"Cukup. Aku mengerti," sela Hareun dengan wajah memerah.

"Ya, pokoknya seperti kata Yoseob. Hanya bedanya, dia bilang dia sanggup jika enggak perlu melakukannya, sementara aku sudah. Aku enggak perlu lagi berpikiran kotor seperti dia."

Hareun mendecakkan lidah saat mendengar Junhyung terkekeh. "Tapi bukankah kau sendiri yang bilang, ini bukan untuk main-main. Bagaimana kalau nanti salah satu dari kita menyukai orang lain?"

"Aku enggak masalah kalau kau yang menyukai orang lain, tapi aku selalu berusaha memberikan yang terbaik pada setiap hal yang kujalani. Seperti yang Yoseob juga bilang, mungkin sekarang belum ada perasaan di antara kita, tapi kita enggak pernah tahu bagaimana suatu hari nanti."

Hareun tidak menjawab. Ia kehabisan alasan untuk diutarakan.

"Oleh karena itu, pikirkanlah dengan baik. Sampai kau mendapat keputusan, aku enggak akan dekat atau berhubungan dengan perempuan manapun. Walau kau baru membuat keputusan sebulan sebelum visamu habis atau bahkan seminggu sebelumnya, aku akan bersiap sampai hari itu."

Hareun tersenyum. Ia memang belum tahu apa yang akan dia putuskan atau apakah Junhyung akan benar-benar memegang kata-katanya. Namun, Hareun merasa terharu mendengarnya.

"Makasih," ucap Hareun malu saat Junhyung menghampirinya lalu berlutut di sebelah sofa dan menatap ke arahnya. Kini ia bisa melihat wajah Junhyung dengan jelas.

"Waktu aku mengatakan enggak akan berhubungan dengan perempuan lain, kuharap kau juga melakukannya," kata Junhyung.

"Aku memang enggak pernah berhubungan dengan perempuan lain," balas Hareun sambil tertawa.

"Babo," sungut Junhyung sambil mendorong dahi Hareun dengan telunjuknya. "Maksudku, artinya kau juga enggak boleh berhubungan dengan Joonie Hyung atau laki-laki manapun."

Hareun memandang Junhyung. Benar juga. Apa yang harus dia lakukan pada Lee Joon? Pria itu jelas-jelas mengatakan hanya akan mengalah pada Gikwang.

"Yah, aku enggak masalah kalau kalian hanya berteman. Hanya saja enggak boleh lebih dari itu. Kau enggak boleh lagi pergi ke apartemennya, apalagi sampai menginap," tambah Junhyung.

"Tapi Joonie Oppa bilang dia enggak akan memberikanku padamu," gumam Hareun.

"Biar aku yang mengurus Joonie Hyung nanti. Kau hanya perlu fokus padaku dan enggak memikirkan laki-laki lain. Oke?" Junhyung mengulurkan tangannya lalu mengusap-ngusap dahi Hareun. "Maaf."

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang