Chapter 18: Hari Tes Masuk Sekolah (Bagian 3)

637 66 11
                                    

—Sudut pandang Quasar.

Seperti yang ku duga, semenjak aku datang ke kota ini, aku tidak pernah melihat Xerka karena dia sibuk dengan pekerjaan sekolahnya sebagai kepala sekolah.

Tak ku sangka Xerka adalah kepala sekolahku nanti. Jika begini, aku mungkin saja bisa lulus begitu saja dengan mudah karena kenyataannya Xerka sudah mengetahui kemampuan dan rahasiaku.

Aku berjalan menuju arena lapangan yang permukaannya adalah tanah yang cukup bagus.

Diikuti dengan 4 peserta lainnya, termasuk Ein dan Rena. Tapi lagi-lagi, aku mendapat udara yang tidak enak di sekitar 2 perserta lain, yang sudah jelas mereka adalah Manusia bangsawan.

Jika aku perhatikan semenjak tadi, kira-kira peserta Manusia, termasuk bangsawan berjumlah 60% dari keseluruhan peserta.

Aku dan peserta lainnya sampai, dan mensejajarkan posisi kami. Aku tak mempedulikan sekitar, karena itu aku jongkok dan menganalisis permukaan tanah.

"Tanah ini..... cukup bagus untuk arena pertempuran."

Itu jelas membuat Ein dan Rena penasaran terhadapku yang sedang memeriksa keadaan permukaan tanah.

"Ada apa..... Quasar?"

"Sepertinya kamu sedang menganalisis tanah ini. Kamu sungguh orang yang unik."

Aku pun berdiri lagi ketika aku selesai memeriksa keadaan tanah.

Tapi, aku merasakan sedikit aura aneh dan semakin mendekatiku.

Lalu.....

"Tetaplah berjuang di jalan yang benar."

"Ha...."

Seketika aku bereaksi dan terkejut, tapi aku segera menutupi reaksiku dari yang lain.

Apa itu tadi? seperti ada yang membisikanku tadi, tapi aku yakin tidak ada siapapun di belakangku.

Bahkan aku tidak mengenal suaranya.

Tapi, aku mengesampingkan itu sekarang. Tadi itu memang aneh, tapi aku akan membahasanya nanti.

Selanjutnya, Xerka, kepala sekolah di sini berdiri dari tempat duduknya yang lumayan jauh dari posisi kami.

"Salam kenal para peserta, saya adalah kepala sekolah di sekolah ini, panggil saja aku Xerka. Di sini, kami, para guru akan melihat aksi kalian untuk kami nilai, apakah kalian pantas berada di sekolah ini atau tidak."

Begitu yah. Dari ekspresi Xerka tadi, dia sedikit lebih memerhatikanku. Terlebih lagi, sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu kalau Xerka sudah mengetahui sesuatu yang aku perbuat sebelumnya.

Drone, yang sebelumnya, sepertinya dia sudah mengetahuinya. Tetapi dia memilih untuk tetap diam dan pura-pura tidak tahu.

Menanggapi hal itu, aku sedikit menunjukan senyum kecut.

"Baiklah, kalian bisa mulai sekarang. Silahkan tunjukan yang terbaik."

Karena aku tahu aku yang pertama pada bagian ini, aku maju sambil memperkenalkan diri.

"Salam kenal, dan sal—"

"Woy! apa-apaan dengan sikap seperti itu!?"

"Seharusnya kau lebih sopan!"

What the.....

Tiba-tiba kedua peserta membentakku begitu saja tanpa alasan yang jelas.

Aku langsung menghadap ke peserta yang membentakku itu. Dia adalah seorang Manusia bangsawan laki-laki yang umurnya bisa dibilang lebih tua dariku, dan satunya lagi mungkin seumuran denganku.

« Re;Advanced Fantasy » Vol.2: U.N. Fair Vampire GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang