Chapter 15: Malam Yang Penuh Warna (Bagian 3)

527 50 6
                                    

"—Hey..... darimana saja kalian berdua? dan apa itu Lui?"

"Ini? ini adalah bintang jatuh yang aku temukan bersama kakak."

Eredor yang duduk disebelahku menanyai benda yang dipegang Lui yang sebenarnya itu adalah pecahan bintang yang jatuh sebelumnya.

Sebenarnya, misi ini masih berjalan sesuai rencana. Aku dan Lui bergabung dalam rombongan kembali dengan memasang sikap biasa saja.

Di sisi lain, Kuro dan Fireus sedang menjalani misinya secara terpisah yaitu menaklukan semua musuh dan memastikan tidak ada yang sampai menggangu para rombongan polos.

Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda musuh yang lolos ke rombongan. Itu berarti Kuro dan Fireus benar-benar tidak membiarkan para musuh menjumpai para rombongan.

"Yah..... begitulah."

Sementara itu, aku sebenarnya sudah beraksi. Aku melihat kearah rombongan lain sambil memegang Smartphone-ku kearah itu. Radar menunjukkan titik merah kearah depan sana.

Kalian pasti mengerti apa maksduku, bukan? ditambah lagi gerak-gerik mereka mencurigakan.

Beberapa menit yang lalu, aku dan Lui sudah sampai di rombongan. Kami berdua langsung bergabung ke rombongan kami agar tidak dicurigai.

Tetapi, aku menemukan satu musuh yang menjadi saran empuk pada saat itu. Jadi aku menyuruh Lui untuk bergabung ke rombongan terlebih dahulu.

Karena aku sudah mendapatkan target berikutnya, aku segera beranjak berdiri dari tempat duduk depan api unggun rombongan kami.

Tentu saja itu membuat perhatian, Zello bertanya.

"Quasar, kamu mau kemana?"

—Dengan senyuman polos yang ringan, aku menjawab.

"Aku pergi dulu sebentar. Ada yang harus aku lakukan."

Mungkin jawaban itu terlalu datar, tetapi karena aku orang yang dikenal Unik, mereka percaya-percaya saja bahkan sampai takjub entah kenapa.

"Waah... Quasar itu benar-benar orang yang sibuk yah. Pantas saja Quasar itu orangnya sangat pintar dan cerdas!"

Zello malah melebih-lebihkan. Itu membuatku senang, jujur saja.

Aku segera pergi dari sana menuju ke target. Sepertinya target juga bergerak ke tempat dimana tidal banyak orang atau lebih tepatnya perkumpulan mereka.

Aku mengambil jalan berputar dan ramai untuk mengikuti mereka tanpa dicurigai.

Aku mengikuti mereka dengan jaraj yang lumayan agak jauh dari pandangan mereka lalu aku segera mengambil jalan semak-semak ketika aku mulai mendekati mereka.

Tak ada tanda-tanda mencurigakan dari mereka maupun rombongan lain yang melihatku. Itu berarti keberadaanku sama sekali tidak diketahui.

Aku tidak langsung bertindak karena aku belum mengetahui siapa dalangnya. Jadi aku ikuti saja mereka pergi.

Mereka akhirnya berhenti di salah satu belakang gerbong kereta yang sepi. Aku mendapat 3 orang yang pernah ku lihat di rombongan dan 2 orang baru.

Pasti 2 orang ini adalah sekutu mereka yang beraksi di luar rombongan.

Sementara aku berada di semak-semak dengan jarak yang cukup lumayan jauh tetapi masih bisa mendengar percakapan mereka.

Percakapan mereka pun dimulai ketika seorang Manusia pria dewasa mulai menunjukkam amarahnya.

—Jujur aku sungguh tidak mengenal orang ini apalagi melihat orang ini sebelumnya di kampungku.

"Sial! kemana dia pergi!? padahal kita butuh informasi darinya segera untuk menjalankan rencana ini!"

« Re;Advanced Fantasy » Vol.2: U.N. Fair Vampire GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang