Seperti inikah dunia ?
Seperti inikah Joseon ?Mataku sungguh tak berhenti memandangi suasana disini. Ramai, banyak orang disini. Bangunan yang lebih baik dari gubukku ... bangunan yang lebih sederhana dari rumahku...
Para gadis yang memakai riasan, anak-anak yang bermain di jalanan dan para pedagang yang menjual berbagai barang unik.
Cantik, sungguh pemandangan yang indah."Wah, liatlah ... dia cantik sekali"
"Apa dia seorang putri?"
"Aku belum pernah melihat wanita secantik dia!" (Semua orang terkagum-kagum dengan kecantikan Sin)."Nona, lihatlah perhiasan ini.. anda sangat cantik, pasti akan sangat cocok jika memakai riasan ini" seorang pedagang menawarkan barang dagangannya kepada Sin
...
Sungguh, semua mata sekarang tertuju pada Sin. Wajah terkagum-kagumnya sedari tadi sukses membuat orang-orang disekelilingnya memerhatikannya.
"Kenapa semua orang melihat ke arah kami?" Jin mulai curiga
"Apa mereka mengetahui aku Pangeran ?""Nona, anda begitu cantik. Apa nona mau untuk bersama kami? Kita bisa minum di kedai bersantai. Ah, kami ingin berkenalan dengan anda" beberapa kelompok pria mendekati Sin
"T-tunggu " Jin menghalangi mereka
"Ah, apa kau pengawalnya? Tenang saja, kami adalah bangsawan, kami tidak sembarangan mengajak seorang wanita berkenalan" jawab mereka
"P-pengawal ? Aku kelihatan seperti pengawal?" Jin mulai kesal
"Ah, sudahlah aku tak mau berdebat."
"Nona !" Jin memanggil Sin"Eh ?" Sin bingung
"Ayo kita pergi dari sini" Jin meraih tangan Sin dan membawanya pergi.
...
"Bagaimana bisa mereka mengira aku adalah pengawalmu ? Jelas-jelas aku tampan dan pakai pakaian lebih bagus darimu!"
"Aku adalah Pangeran ! Bukan begitu, setidaknya mereka harus menghormatiku, bukankah penampilanku terlihat seperti bangsawan yang kaya ?! Aku mengenakan pakaian lebih mahal 5x lipat dari pakaian mereka. Bagaimana bisa mereka tidak menyadarinya !"
Jin kesal dan mengomel disepanjang jalan."Kau ! Lalu kenapa kau senyum-senyum sendiri dari tadi?" Jin menunjuk Sin
"HanDal-Shi ! Apa kau tak pernah ke kota sebelumnya ? Kau terlihat ... sangat ... norak"
"Semua orang memerhatikan kita"Tak mendengarkan perkataan Jin, Sin hanya sibuk melihat kesana-kemari dan mendahului Jin.
"Tunggu !" Meraih tangan Sin
"K-kenapa ?" Tanya Sin heran
"Apa kau? ""Ternyata disini sangat menakjubkan!" Seru Sin
"Apa kau benar-benar tidak pernah kesini?"
"Yah, aku tinggal di gunung. Kau sudah tau itu"
"Hhh, kasian sekali kau" Jin menghela nafas
"Wajar saja tingkahmu norak sekali dari tadi"
"Baiklah, !"
"Kalau begitu, aku akan membawamu keliling kota dan kerajaan!""Benarkah?" Sin kegirangan
Tunggu, kami akan jadi pusat perhatian selama diperjalanan. Yah, baiklah aku akui, sekarang HanDal menjadi sorotan karena dia terlalu cantik.
"Pakai ini!" Jin mengunjukkan sebuah sapu tangan kepada Sin
"Untuk apa?"
"Kita akan menjadi sorotan selama diperjalanan, bukankah aku seorang Pangeran. Kau harus menutupi wajahmu." Jin meraih wajah Sin dan memasangkan sapu tangannya untuk menutupi setangah wajah Sin.
"Dengan begini, kita akan aman dan nyaman selama berkeliling"
"Baiklah, Pangeran" Sin hanya mengangguk dan tersenyum.
"Sapu tanganmu begitu cantik, dengan rajutan matahari di atasnya. Siapa yang membuatnya?"
"Ibuku membuatnya untukku, pastikan untuk mengembalikannya setelah kau cuci" Kemudian Jin tersenyum
"Hehe, baiklah" Sin tertawa
"Kemarikan tanganmu" Jin mengajak Sin untuk bergandengan tangan
"Aku tak ingin kau sesat dan hilang di jalanan"Sin hanya mengangguk dan meraih tangan Jin.
...
Baru saja kemarin rasanya, bertahun-tahun hidup dengan tidak ada kepastian. Setiap hari dengan aktifitas dan cerita yang sama.
Lalu sekarang, seperti semuanya terjungkir balik. Banyak hal baru yang baru Sin ketahui.Kim Sin ? Wanita itu ? Siapa dia ? Atau, siapakah aku ?
Dalam hati Sin mulai bertanya-tanya. Diakah ? Ataukah aku adalah Kim Sin ?
Karena selama ini Ayah dan Ibuku tidak pernah menjelaskan dengan pasti bagaimana awal aku dilahirkan.
Apakah benar aku anak mereka atau bukan ? Aku sungguh tidak tau.Jika benar aku mempunyai saudara, lalu kenapa nama kami harus sama ? Ataukah dia adalah kembaranku ? Tapi rupa kami tak sama.
...
Seharian ini, Jin begitu baik membawaku berkeliling disini. Sungguh, banyak pemandangan baru yang membuatku terpesona. Aku tak dapat mendeskripsikan dengan pasti, tapi kehidupan disini begitu indah dan penuh warna.
Jin adalah pria yang baik....
"Bagaimana ? Kau menyukainya ?"
"Tentu saja, terima kasih Pangeran"
"Sekarang kita sudah sampai di Istana"
Bahkan di Istana, kecantikan HanDal akan terlalu mencolok. Bagaimana jika para pangeran menginginkannya? Para bangsawan ? Bahkan mentri yang genit ?.
Maafkan aku HalDal, tapi aku ingin melindungimu. Aku tak ingin orang lain melihat wajah rupawanmu.
Yah, selain cantik kau juga sangat aneh.
Seorang wanita yang tinggal digunung dan tak pernah pergi ke wilayah kerajaan.
Banyak hal yang ingin aku tanyakan, banyak hal yang ingin aku ketahui tentangmu.Terakhir, kau memandangi danau seperti ingin menenggelamkan dirimu dan mengakhiri hidupmu.
Tapi, hari ini kau begitu terkagum-kagum hanya dengab pemandangan yang sudah bosan aku melihatnya.
Seperti kau ingin hidup lebih lama lagi.Aku tak tau secara pasti seperti apa ceritamu.
Aku akan coba untuk mempercayai yang telah kau sebutkan.
Maka dari itu, aku akan melindungimu.
Tetap berada disisiku....
"Ah, akan sangat menyulitkan jika di Istana kau menjadi pusat perhatian."
"Tetaplah gunakan sapu tangan itu"
jelas Jin"Baiklah, Yang Mulia"
Yah, aku memang harus menutupi wajahku. Ayahku bekerja di Istana, dia pasti akan menemukanku. Aku masih belum siap untuk mendengar penjelasan darinya.
Aku sudah cukup kecewa dengan kedua orang tuaku.
Dengan begini, aku akan aman.
Untuk sekarang, maafkan aku Kim Sin.
"Aku akan menjadi HanDal, mulai sekarang"...
Bersambung(Jangan lupa vote, comment and follow ya 😍. Semoga Suka)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Moon
Historical Fiction[update setiap hari] Sebuah peristiwa kelam masa lalu, membuat ia hanya bisa mendengar dengan sebelah telinganya. Sebuah ramalan kuno yang membuat ia harus bertemu dengan seseorang yang akan membahayakan hidupnya. 'Kim Sin' harus hidup bersembunyi. ...