Pertemuan 2

1K 73 1
                                    

Hari sudah mulai gelap,
Langkah kaki kuda sepertinya sudah mulai melambat.

"BrrBrr" sepertinya tubuhku sudah mulai kekurangan energinya.
"Aku harus istirahat" dan kuhentikan perjalananku sebentar, kemudian duduk merebah di bawah pohon.

"Aku akan pulang" tidak ada alasan lagi untuk menunggu. Sampai kapan aku harus hidup bersembunyi seperti ini. Ini adalah hidupku. Aku yang akan menjalankan dan memutuskan hidupku !

"Brrrbrrr" suara perutku semakin menjadi.
"Lapar, aah " keluhku, kemudian mulai mencari sesuatu untuk dimakan di barang-barangku.

"Kue beras ! Syukurlaah !"
"Setidaknya aku masih bisa bertahan 2 hari lagi dengan ini,"
yah, karena perjalan pulang masih sangat jauh. Aku masih harus melewati 2 gunung lagi. Walaupun aku tak tau secara pasti mana jalan yang benar.

"Baiklah (mengambil kue), selamat makan,"
"Mmmm, disaat begini kue beras benar-benar terasa enak"

"Brrrbrr" (suara perut)
"Mm ? (Meraba perutnya), sepertinya bukan suara perutku"
"Brrrbrrr"

Bunyi apa itu ?, "Brrbrrr"
Dimana sumber suara itu ?
Kanan ? Tidak ada siapa-siapa
Kiri ? Kosong
Belakang ? Tebing
Depan ? Cuma ada kuda
Mm, atas ?
...
...
"Astaga !!"
"Blub" aku tak sengaja menjatuhkan kue berasku

Di atas, ada seorang pria, terikat jaring dan menatapku ? Bukan ! Tapi, menatap kue berasku ?

"Brrrbrrr"
"I-itu suara perutmu?" Tanyaku.
Dia hanya diam.
"M-mau kue beras ?" Tawarku.
Dan dia tetap diam.

"K-kau sedang apa di atas sana?" Tanyaku lagi

Dia hanya menatapku lama, tanpa bicara hanya perutnya saja yang bergerumuh sedari tadi. Pakaiannya begitu lusuh, rambut acak-acakan dan wajahnya yang begitu kotor. Sepertinya dia sudah lama bergelantungan disitu.

"K-kau sudah lama disitu ?" Tanyaku lagi.

"Bisakah kau berhenti bertanya dan bantu aku turun ?" Jawabnya

"Ah, (berdiri, lihat ke kanan-kiri) tapi, bagaimana caranya ?" Tanyaku bingung.

"Apa kau membawa panah tanpa tau cara memakainya?" Jawabnya menghela nafas sambil menunjuk panah di punggungku.

"Ah, panah ... iya" kataku kemudian mengambil panah dan kembali bingung.
"T-terus (mengunjukkan panah), sekarang diapakan?"

"Huh, (menunjuk kesebuah tali yang mengikat di atas), panah tali itu maka aku akan jatuh" jelasnya

"Aaah, (mengangguk) baiklah"

Kemudian, membidik "wussh"
"Tepat sasaran" seruku sambil tersenyum.

Kemudian pria itu jatuh.

...

"Kemarilah, Bisakah kau membantuku melepas jaring ini?"

"Ah, iya" kenapa aku linglung sekali sekarang.

Tunggu, bukankah ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang lain selain keluargadan pelayanku ? ini pertama kalinya aku berbicara kepada orang lain. Apakah karena itu aku menjadi linglung?

"Kenapa kau diam ? Cepatlah bantu aku melepas jaring ini !"

"Tapi, kita tidak saling mengenal"

"Cepatlah !" Teriaknya kemudian aku refleks mendekat "baiklah" jawabku

"Rambutku tersangkut, bantu aku"

"Baiklah" (berhenti) ini adalah pertama kalinya aku memegang rambut orang lain.

"Cepatlah!" Teriaknya

"A-ah i-iya" tunggu, kenapa sulit sekali melepas rambutnya dari tali?

"Sebentar" (kemudian menarik-narik rambutnya)

" ... terlalu lama, (kemudian pria itu meraih anak panah dan)"

"Seet ," (terpotong)

"Kau memotong rambutmu sendiri ? Kenapa kau potong?" Tanyaku terkejut

"Terlalu lama, lagi pula rambut panjang sangat merepotkan" jawabnya kemudian beranjak mengambil botol air yang bergantung di leher kuda.

"Blup, blup" (minum)
"wushhh" membersihkan wajahnya dan

"Blup, blup" (minum) "wushhh" membersihkan wajahnya dan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terima kasih" kemudian memberikan botol air kepadaku...
...
...
...
Next —>
(Jangan lupa vote, comment dan follow ya 😚)

Blue MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang