Main Cast
Lee Donghae
Lee Hyuk jae
Choi Siwon
Park Jung SooHappy Reading
.
.
.
Di pagi yang cerah dikawasan elit disalah satu rumah, sinar matahari telah menampakan sinarnya hingga masuk ke celah-celah jendela kamar.
Di kamar tersebut terlihat seorang namja yang masih tenggelam di dalam mimpinya.
"Eumm....." terdengar lenguhan dari namja tersebut, seperti namja tersebut mulai terusik dengan sinar matahari yang masuk ke celah-celah jendela kamarnya.
Namja tersebut perlahan-lahan membuka matanya dan menampilkan iris karamelnya.
Namja tersebut mengerjakan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam kedalam retina matanya.
Setelah penglihatannya sesuai, namja tersebut menatap langit-langit kamarnya untuk menghilangkan pening dikepalanya.
Kemudian namja tersebut mendudukan dirinya di atas ranjang. Namja tersebut mengalihkan pandangannya untuk melihat jam dinding yang tertempel manis didinding kamarnya.
Terlonjak kaget, itulah yang dirasakan namja tersebut. Namja tersebut membulatkan matanya saat melihat jam tersebut. Sekarang jam sudah menunjukan 07.00, itu artinya dia bangun kesiangan.
"Aishh jinjja....aku pasti bisa dihukum hari ini" gerutu namja tersebut seraya mengacak rambutnya frustasi.
Namja tersebut beranjak dari tempatnya menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
15 menit kemudian namja tersebut keluar dari kamar mandi dengan setelan seragam sekolah yang melekat pas ditubuhnya.
Namja tersebut berdiri didepan cermin untuk menata rambutnya. Namja tersebut menatap pantulan dirinya sendiri di cermin.
Tak dapat diragukan lagi namja tersebut memang sangat tampan. Pantas saja banyak yeoja yang tertarik padanya.
Tapi namja tersebut tak pernah melirik sedikitpun yeoja-yeoja yang mengejar-ngejarnya. Namja tersebut terlihat sangat cuek pada yeoja.
Namja tersebut tersenyum miris "Kau terlihat sangat menyedihkan Lee Donghae"
Namja tersebut adalah Lee Donghae. Putra bungsu keluarga Lee yang tak pernah dianggap keberadaannya oleh keluarganya. Dia tersenyum miris akan hidup yang dijalaninya.
Setelah puas menatap dirinya sendiri, Donghae menyambar tasnya yang terletak diatas meja belajarnya.
Donghae berjalan keluar dari kamarnya, untuk turun ke lantai bawah.
Rumah Donghae memang sangat besar, bahkan rumah Donghae terlihat seperti istana. Tapi sayang, rumah sebesar ini terlihat sangat sepi seperti tidak berpenghuni. Dan lebih mirisnya lagi, rumah sebesar ini miskin akan kasih sayang.
Dirumah ini Donghae tinggal bersama dengan hyung dan juga para maid yang bekerja dirumahnya.
Jika ditanya dimana eomma Donghae, Donghae sendiri juga belum pernah melihat eommanya. Hyungnya pernah mengatakan kalau eommanya telah pergi.
Sedangkan appa Donghae, jangan ditanya lagi. Appa Donghae sangat sibuk dengan pekerjaan, bahkan appa Donghae sering tinggal diluar negeri, sehingga Donghae saat tinggal bersama hyungnya.
Tap
Tap
Tap
Donghae menuruni tiap anak tangga. Donghae berjalan menuju meja makan, Donghae dapat melihat hyungnya tengah duduk manis seraya menikmati tehnya.
"Pagi Teukkie hyung...." sapa Donghae pada hyungnya.
Masih bergeming.
Hyungnya terlihat sangat enggan menjawab sapaan darinya, bahkan hyungnya hanya meliriknya dengan malas.
Donghae tersenyum getir. Sebenarnya dirinya sudah terbiasa dengan sikap dingin hyungnya, tapi tetap saja hati Donghae terasa sakit.
Sejujurnya Donghae masih bingung dengan perubahan sikap hyungnya. Hyungnya berubah sejak kejadian yang terjadi 10 tahun yang lalu.
Sejak kejadian itu hyungnya terus saja menyalahkan dirinya. Kejadian itu terjadi bukanlah karena kesalahannya, tapi hyungnya terus saja menyalahkan dirinya karena kejadian itu.
Jujur saja Donghae sangat merindukan hyungnya yang dulu, hyungnya dulu selalu menyayanginya dan memanjakannya.
Tapi sepertinya keinginan Donghae kali ini hanya akan menjadi angan-angannya saja dan tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Hyungnya selalu tak pernah menganggapnya ada. Apakah kalian tau, tak dianggap itu rasanya sangat menyakitkan.
Donghae hanya ingin dilihat dan dianggap keberadaannya.
Mengingat semua itu membuat nafsu makan Donghae hilang seketika. Bahkan Donghae tidak duduk dikursi, dia hanya berdiri di samping hyungnya untuk menyapa hyungnya.
"Teukkie hyung, aku berangkat dulu....aku sudah terlambat" pamit Donghae.
Masih bergeming.
Hyungnya bahkan tak meliriknya sedikitpun. Pagi ini Donghae harus menelan banyak sekali kekecewaan.
Donghae berharap jika hyungnya akan mengatakan 'belajarlah dengan rajin Hae, jangan lupa makan siangmu, hyung akan mengantarmu'.
Donghae sangat menginginkan kalimat tersebut keluar dari bibir hyungnya. Tapi keinginan Donghae sampai kapanpun tak akan pernah menjadi kenyataan.
"Hae berangkat hyung" Donghae beranjak dari duduknya.
Donghae berjalan keluar dari rumahnya untuk pergi kesekolahnya.
Hati Donghae menjerit kesakitan karena sikap hyungnya padanya. Butiran kristal bening keluar dari pelupuk matanya.
Donghae menghapus air matanya dengan kasar.
"Tidak, aku tidak boleh menangis....aku bukan namja lemah, aku akan tunjukan kalau aku namja kuat" Donghae menguatkan dirinya sendiri.
Kemudian Donghae keluar dari rumahnya untuk pergi kesekolahnya. Bisa dipastikan kalau dirinya akan mendapatkan hukuman karena terlambat. Tetapi Donghae tak perduli. Tok, tidak ada juga yang memperdulikan dirinya.
TBC
Anyeonghaseyo. Mian kalo ceritanya terlalu pendek. Gomawo yang udah mau meluangkan waktu buat baca ffku.
Mian juga kalo ffku banyak kesalahan. Mohon dimaklumi ya, soalnya aku pendatang baru di wattpad, jadi aku masih harus banyak belajar buat bikin ff. Kalo ada waktu mohon beri komentarnya ya, soalnya aku butuh banget komentar dari chingudeul komemtar dari chingudeul sangat berarti buatku.
Aku minta maaf kalo alur ceritanya gak nyambung sama jalan ceritannya nanti. Tapi kalo ada yg mau kasih saran aku bakal mempertimbangkan sarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
FanfictionTak dihargai itu rasanya sangat menyakitkan. Aku hanya ingin dilihat dan dianggap ada. Tapi semua yang kuinginkan hanya bagaikan angan-anganku saja. Aku hanya ingin bahagia, tapi orang-orang dewasa selalu mempermainkan hidupku. Aku selalu dianggap b...