Pagi ini keluarga Jeon mengawali pagi mereka dengan sarapan bersama. Sang putri sulung menyantap sarapannya dengan tenang berbeda dengan sang adik tiri yang hanya mengambil selembar roti dan memakannya dalam waktu cukup singkat dan bangkit dari kursinya setelah sarapan mereka usai.
"Kau mau kemana buru- buru begitu Jiwoo ya?" tanya Tuan Jeon memandang putri kandungnya itu.
"Hari ini ada meeting pagi, jadi aku duluan Appa" jawab Jiwoo dengan ekspresi datar.
"Jangan terlalu memforsir dirimu!" nasehat sang ayah yang hanya ditanggapinya dengan gerakan memutar mata.
"Aku buru- buru Appa. Permisi" tanpa mau susah payah menyalami kakak dan ibu tirinya Jiwoo melanggang membuat sang ibu tiri menatapnya sendu sementara sang kakak tiri yang sudah biasa mendapat perlakuan itu selama sepuluh tahun terakhir memilih cuek tanpa mau perduli.
"Istriku, Chaekyung ah. Appa minta maaf pada kalian atas sikap Jiwoo" ujar sang ayah merasa bersalah.
"Sudahlah suamiku tak apa" balas sang istri berusaha tersenyum. Wanita yang punya sifat ramah dan keibuan itu berusaha memaklumi sifat putri tirinya yang mungkin merasa mereka merebut sang ayah dari ibu kandungnya yang nyatanya tidak seperti itu.
"Aku sudah selesai. Aku pamit ya Appa, Eomma" Chaekyung, gadis mungil itu menatap kedua orangtuanya.
"Iya. Hati- hati dan semoga pekerjaanmu lancar Nak!" ujar sang ayah.
"Iya Appa terimakasih" jawab Chaekyung lantas berlalu usai mencium pipi kedua orangtuanya itu.
***
Diluar, Chaekyung melihat Jiwoo yang ternyata belum berangkat dan terlihat menunggu seseorang. Dengan angkuh gadis itu melangkah mendekati Jiwoo dan berdiri disampingnya."Attitudemu tak sesuai dengan prestasimu. Sampai kapan kau akan terus membuat ayahmu sedih?" sindirnya dengan suara setengah berbisik yang ditanggapi sinis oleh Jiwoo.
"Tidak sadar diri, hah" ujar Jiwoo mencemooh dan sukses membuat Chaekyung menatapnya berang.
"Kau..."
Tin, tin
Suara klakson mobil terdengar membuat Chaekyung menghentikan ucapannya dan ekspresinya seketika berubah ceria saat melihat seorang pria dengan setelan jasnya yang rapi turun dari mobil Ferarri berwarna merah terang itu.
Pria berwajah manis itu menghampiri keduanya dengan senyum mengembang.
"Selamat pagi Direktur Jeon" pria itu menunduk hormat pada Jiwoo yang menatapnya nyalang.
"Pagi Chaekyung ah" pria tersebut tersenyum manis pada Chaekyung yang balas memberikan senyum tak kalah manis.
"Pagi Oppa" balas Chaekyung ceria.
"Hm. Kenapa bisa kau telat?" tanya Jiwoo galak membuat ekspresi Chaekyung dan pria itu berubah masam meski sang pria berusaha menutupinya.
"Maaf Direktur tadi dijalan ada kecelakaan hingga saya terpaksa ambil jalur lain" jawab sang pria segan.
"Huft... ya sudah ayo berangkat!" ajak Jiwoo menyelonong masuk ke dalam mobil yang adalah milik pribadinya namun biasa dibawa sang sekretaris pria yang kini masih betah berdiri didepan Chaekyung.
"Kim Tae Hyung" panggil Jiwoo geram membuat pria bernama Taehyung itu mendengus sebal masih sambil membelakangi Jiwoo lantas memandang Chaekyung tak enak.
"Pergilah Oppa!" ujar Chaekyung ikut sebal pada sikap Jiwoo.
Taehyung pun berbalik dan mulai memasuki pintu pengemudi dan langsung meluncur membawa Jiwoo yang sudah sibuk dengan berkas- berkas disampingnya.
***
"Hari ini ada makan siang dengan tim desainer jam 12 siang lalu sore jam 3 ada pertemuan di balai kota dengan pengurus hak cipta produk kita Direktur" Taehyung membacakan jadwal Jiwoo sambil keduanya berjalan menuju ke dalam kantor tempat mereka bekerja di gedung kantor JS group yang bergerak dibidang kuliner."Ada yang lain?" tanya Jiwoo setelah duduk diatas kursi kebesarannya yang sudah dia huni sejak setahun lalu itu.
"Hanya membaca berkas- berkas dan menandatanganinya saja Direktur" jawab Taehyung mantap sambil menurunkan tabletnya ke samping tubuhnya.
"Baiklah kau boleh kembali ke ruanganmu!" titah Jiwoo.
"Baik Direktur"
Taehyung pun berjalan keluar menuju tempat kerjanya yang berada tepat didepan ruangan Jiwoo.
***
Rapat dengan tim desainer telah selesaj dan Jiwoo menghela napas berat saat tahu jika desainer utama yang akan menghandle produk musim panas mereka adalah Chaaekyung. Hubungannya dengan kakak tirinya itu memang kurang baik. Sejak sepuluh tahun lalu saat usianya baru menginjak tiga belas tahun ayahnya membawa Chaekyung dan ibunya ke rumah dan mengenalkannya sebagai calon istri padahal ibu Jiwoo belum genap setahun meninggal. Jiwoo beranggapan jika ibu Chaekyung telah merebut ayahnya dari ibunya dan kebencian itu semakin besar kala Chaekyunh berhasil merebut perhatian sang ayah. Ayahnya terlihat lebih menyayangi gadis yang menurutnya hanya pintar cari muka itu."Direktur Jeon"
Jiwoo terperanjat saat Taehyung menepuk bahunya membuatnya melotot tak suka pada pria itu.
"Maaf Direktur Jeon aku hanya khawatir kau kerasukan arwah jika terus melamun seperti itu" ujar Taehyung dengan polosnya membuat Jiwoo mendelik tajam padanya hingga dirinya meringis tak enak hati.
"Saya hanya mau izin pergi jika rapat ini sudah usai. Jam istirahat masih tersisa setengah jam" ujar Taehyung menatap arloji hitam ditangannya.
"Kau mau kemana?" tanya Jiwoo datar.
"Eum... itu... aku mau mengajak Chaekyung pergi. Aku akan kembali sebelum jam kantor" ucap Taehyung mengutarakan keinginanya yang membuat alis Jiwoo tertarik sebelah ke atas.
"Kau menyukai Yoon Chae Kyung?" tanya Jiwoo to the point membuat Taehyung kelabakan.
"A... ah... itu. Kami kan teman sekampung. Aku hanya rindu bermain dengannya" jawab Taehyung panik.
"Ok. Cepat kembali sebelum jam kantor" ujar Jiwoo membuat Taehyung memekik senang.
"Terimakasih Direktur Jeon" ujarnya pelan saat Jiwoo berlalu meninggalkan restoran tempat mereka berada.
***
Jiwoo kembali ke rumah tepat pukul setengah tujuh malam dan matanya langsung disuguhkan pemandangan memuakkan dimana sang ayah terlihat tengah bercengkrama dengan ibi tirinya dan juga Chaekyung. Seakan tak menyadari kehadirannya mereka tertawa lepas bahkan Chaekyung terlihat begitu manja pada ayahnya membuatnya tanpa sadar meneteskan airmata. Rasa benci dihatinya kian berkobar dan dia meninggalkan ruang depan yang menghadap ruang keluarga mereka itu menuju kamarnya.Jiwoo melempar tas channel keluaran terbaru ditangannya ke atas kasurnya yang begitu luas lantas menatap cermin riasnya dengan penuh kebencian.
"Yoon Chaekyung. Kalian sudah merebut apa yang seharusnya hanya jadi milikku dan ibuku" gumamnya penuh kebencian dan dirinya segera mendial nomor seseorang.
"Aku pesan..."
TBC
Sesuai pesanan para readerku tercintah. Changing couple di pending sementara dan kini lahirlah karya baruku. Silakan dibaca. Jangan lupa vomentnya ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessions
General Fiction[COMPLETED] Kesakitan karena merasa kehilangan kasih sayang sang ayah yang dianggapnya telah mengkhianati sang ibu yang telah tiada membuat seorang Jeon Jiwoo terobsesi untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada ibu dan kakak tirinya. Menjebak seora...