Pagi ini Taehyung mendumel kesal. Bagaimana tidak. Jika biasanya hari Minggu adalah saatnya beristirahat dan melakukan me time. Kali ini dia harus menemani sang Boss pergi liburan yang katanya masih termasuk pekerjaan dan sang Boss menjanjikan bayaran yang lebih besar yang sebenarnya biarpun tak dibayar besar juga dia tetap harus mematuhi perintah Bossnya yang otoriter itu.
"Mana dia?" gumam Taehyung dalam hati sambil menatapi halaman rumah milik keluarga Bossnya yang luas itu.
Dari arah dalam terlihat Jiwoo keluar daei pintu utama. Dandanannya cukup berbeda dari biasanya. Jika biasanya dia berpakaian formal saat ke kantor ini kali pertama Taehyung melihat gadis itu dalam balutan dress pendek cantik serta rambut yang dikuncir satu membuatnya terlihat lebih muda dan cantik.
"Sudah siap Boss?" tanya Taehyung menghampiri Jiwoo dan mengambil alih tas ransel besar dari tangan sang Boss.
"Ambil jalan cepat saja. Kita akan melakukan riset dipantai Dangjin"ujar Jiwoo seraya masuk ke dalam mobil Perrarinya diikuti Taehyung dibagian kemudi.
---
Sampai di lokasi Jiwoo dan Taehyung langsung melakukan riset dipantai dimana beberapa orang tampak sedang mengolah rumput laut mentah yang nantinya akan Jiwoo gunakan untuk bahan baku produk minuman perusahaan mereka yang baru. Sesekali Taehyung menuntun Jiwoo saat jalanan tampak licin hingga keduanya sampai di penginapan tempat mereka akan menghabiskan satu malam untuk beristirahat sebelum besok mereka kembali ke Seoul.Penginapan mereka berada dekat dengan pantai dan kini keduanya sedang menikmati makan malam mereka berdua disisi pantai yang cukup lengang karena hanya terlihat beberapa orang saja yang berjalan- jalan dipantai tersebut.
"Akh..." Jiwoo memekik pelan saat minuman soda ditangannya tumpah ke atas rok dressnya membuat Taehyung yang duduk disampingnya menatapnya kaget.
"Direktur Jeon. Ya ampun. Sebentar biar ku ambilkan tisue didalam"
"Ah iya terimakasih"
Taehyung bangkit berjalan menuju penginapan mereka sementara Jiwoo memperhatikan kepergian pria itu untuk memastikan jika Taehyung tidak berbalik. Dikeluarkannya sesuatu dari dalam kantung di samping dressnya dan Jiwoo memasukkan serbuk dari dalam plastik kecil yang baru saja diambilnya ke dalam minuman Taehyung.
'Maafkan aku Kim Tae Hyung. Karena kau pria yang disukainya maka aku terpaksa memanfaatkanmu' gumam Jiwoo dalam hati. Sedikit rasa bersalah terbersit dalam hatinya, tapi dia tak terpikirkan jalan lain untuk membalas sakit hatinya pada kakak tirinya.
Segera dia memasukkan kembali plastik bekas serbuk tadi ke dalam saku dressnya dan tak lama kemudian Taehyung datang menenteng sebundel tisue ditangannya.
"Ini Direktur" ujar Taehyung menyerahkan tisue basah yang dibawanya ke tangan Jiwoo.
"Ah, terimakasih" ucap Jiwoo dan mulai membersihkan roknya yang tadi sengaja ditumpahinya agar perhatian Taehyung teralihkan selagi dia melakukan aksinya.
Taehyung mengambil minumannya kembali dan menenggaknya membuat Jiwoo dilanda rasa deg- degan karena merasa sedikit bersalah.
***
Ciuman itu terjadi begitu saja. Taehyung tak tahu apa yang membuatnya seperti ini. Dia menatap Jiwoo lapar dan tiba- tiba mencium gadis itu saat mereka tak sengaja saling bertatapan di pantai tadi. Hingga keduanya berjalan ke dalam kamar penginapan yang tadi dipesan untuk Taehyung. Ciuman panas yang berlanjut hingga kini Jiwoo sudah terjatuh diatas kasur dibawah kuasa seorang Kim Tae Hyung. Jiwoo memeluk kepala pria itu yang tak henti menciuminya dan kini bahkan semakin berani menciumi bagian lehernya.***
Makan malam di kediaman keluarga Jeon kali ini hanya dinikmati tiga orang karena Jiwoo yang sedang bertugas diluar."Jiwoo kapan pulang suamiku? Apa dia tidak lelah ya bekerja dihari libur begini" ujar Nyonya Jeon memandang suaminya yang tengah menyantap cuci mulut berupa potongan buah semangka.
"Entahlah. Besok mungkin dia kembali. Katanya dia mau riset sendiri ke Dangjin sana"
"Cuaca disana kadang ekstrem. Aku khawatir dia kena flu"
"Eomma. Jiwoo itu kuat. Dia tidak akan mau kita cegah. Dia kan workaholic" ujar Chaekyung tanpa berniat menjelekkan sang saudara tiri.
"Biarlah dia mencari pengalamannya. Kau tak perlu terlalu khawatir. Benar kata Chaekyung. Dia itu kuat" ujar Tuan Jeon membuat istrinya menghela napas karena tak bisa bicara apa- apa lagi.
***
Pagi menjelang dan diatas sebuah ranjang penginapan itu tampak sepasang manusia tengah terbaring dengan posisi sang wanita yang sudah terbangun menatapi pria yang masih terlelap disampingnya.Jiwoo membenarkan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya agar menutupi dadanya lalu mendekatkan tubuhnya pada Taehyung yang masih terlelap dengan tubuh bagian atasnya yang terekspos. Dielusnya wajah lembut nan tampan milik pria itu dan sebuah senyuman masam terukir diwajah Jiwoo.
"Aku benar- benar minta maaf padamu" jujur saja Jiwoo merasa dirinya jahat sekali hingga memaksa Taehyung menidurinya hanya demi obsesi untuk membalaskan perasaab sakitnya. Jika kebanyakan kasus prialah yang memperkosa seorang wanita maka dirinya merasa dirinyalah yang sudah melakukan hal itu pada Taehyung.
Taehyung yang merasa terusik dalam tidurnya mengernyitkan dahinya dan perlahan membuka matanya. Pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Jiwoo yang tersenyum manis padanya membuatnya menganggap jika dirinya pasti masih bermimpi dan berusaha bangun. Sampai terdengar suara Jiwoo yang menyadarkannya.
"Selamat pagi" sapa Jiwoo lalu menelusupkan kepalanya ke cerukan leher Taehyung membuatnya melotot dengan jantung berdebar. Panik.
Taehyung menggelengkan kepalanya lantas menjauhkan kepala Jiwoo dari tubuhnya.
"Direktur Jeon" gumamnya dengan napas memburu karena debaran jantungnya yang kian cepat.
"Kenapa?" tanya Jiwoo manja sambil kembali memeluk erat Taehyung.
Tidak. Ini tidak benar. Bathin Taehyung berteriak lantas kembali menjauhkan tubuh Jiwoo dari tubuhnya dan memegang kedua bahu wanita itu membuat Jiwoo mengernyit bingung.
"Direktur Jeon ini tidak benar" ujarnya dengan nada keras.
"Maksudmu apa Oppa?"
"Oppa?" gumamnya lagi- lagi terkejut. Sejak kapan panggilan non formal itu disebutkan Jiwoo untuknya.
"Oppa jangan bercanda!" Jiwoo hendak kembali memeluk Taehyung tapi pria itu lagi- lagi menahannya.
"Maaf Direktur Jeon sepertinya terjadi kesalahan"
"Kesalahan?"
"Iya. Ini... apa yang kita lakukan ini adalah kesalahan. Aku yakin semalam... semalam kita mabuk dan melakukannya tanpa sadar" tahukah jika saat ini hati Taehyung sedang ketar- ketir.
Jiwoo seketika merubah ekspresinya menjadi sendu bahkan Taehyung bisa melihat jika Jiwoo nyaris menangis.
"Kesalahan? Kau bilang ini kesalahan? Kau bilang kita mabuk? Aku... bahkan sangat sadar semalam dan kau juga tak begitu mabuk. Kau bilang aku cantik, kau bilang kau menyukaiku, kau menciumku duluan, dan kau juga yang membawaku kesini dan mengatakan ingin bersamaku. Kenapa? kenapa sekarang kau bilang ini kesalahan?" airmata Jiwoo meleleh dan semakin membuat Taehyung panik.
"Direktur Jeon" Taehyung hendak merengkuh tubuh Jiwoo namun wanita itu memundurkan tubuhnya menghindarkan.
"Pergi!"
"Direktur Jeon..."
"Kau jahat Kim Tae Hyung. Kau jahat. PERGI!!!" Jiwoo merangsek maju dan mendorong tubuh Taehyung membuat pria itu nyaris terjerembab ke bawah jika saja sebelah tangannya tak menahan bobot tubuhnya.
"Direktur Jeon kita bicara baik- baik"
"PERGI! Aku membencimu. Aku membencimu"
Melihat penolakan dan histerisnya Jiwoo Taehyung pun memilih untuk memakai pakaiannya dan keluar meninggalkan Jiwoo yang masih menangis keras.
Sepeninggal Taehyung Jiwoo menatap pintu kamar dan sebuah senyuman terbit dibibirnya. Sebuah senyuman sendu.
TBC
Alhamdulillah bisa publish part ke 2 juga setelah semalam males banget ngetik karena ngantuk. Jangan lupa vomentnya ya saya. Kasih masukan ama kritikannya ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessions
General Fiction[COMPLETED] Kesakitan karena merasa kehilangan kasih sayang sang ayah yang dianggapnya telah mengkhianati sang ibu yang telah tiada membuat seorang Jeon Jiwoo terobsesi untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada ibu dan kakak tirinya. Menjebak seora...