6 TAHUN KEMUDIAN
"Selamat pagi Halabeoji, Halmeoni, Appa" seorang bocah laki- laki yang dituntun oleh Jiwoo menyapa seluruh penghuni ruang makan yang sudah duduk rapi bersiap untuk makan. Bocah itu mencium pipi Taehyung yang balas mencium keningnya. Dilanjut mencium pipi sang kakek dan nenek yang duduk dihadapan ayah dan ibunya.
"Selamat pagi jagoan Appa. Kenapa pagi ini kau terlambat?" pria berkacamata itu menatap anaknya dengan binaran kasih sayang.
"Hehehe" yang ditanya malah tertawa lucu membuat Taehyung mengalihkan tatapannya pada Jiwoo yang sudah rapi dengan setelan dress dan coat musim gugurnya.
"Eomma?" tanyanya memanggil panggilan sang anak pada istrinya itu.
"Putra kesayangan anda membuat ulah dengan tidak mau mandi Tuan Kim" jawab Jiwoo sambil membantu sang pangeran kecil duduk di kursinya lantas menyiapkan sarapan sang suami lalu sang anak karena sarapan ayah dan ibu tirinya sudah disiapkan sang ibu tiri.
"Ei... belajar jorok dari mana anak Appa ini?" Taehyung membenarkan letak kacamata bacanya dan menjawil hidung sang anak yang lagi- lagi hanya terkekeh geli.
"Cucuku menuruni sifat kakeknya waktu kecil" jawab Nyonya Jeon membuat Taehyung menatap sang mertua pria tak percaya sementara yang disindir hanya tertawa renyah.
"Itu kan dulu Sayang. Waktu aku masih kecil" balas Tuan Jeon membuat sang istri terkekeh geli sementara Jiwoo menatap sinis pemandangan itu.
"Sudah- sudah ayo makan! nanti keburu dingin" ujar Nyonya Jeon akhirnya yang dituruti semua yang ada disana.
Hampir enam tahun berlalu sejak Jiwoo melahirkan buah hatinya dengan Taehyung dan kini puteranya tumbuh dengan sehat dan tampan. Sejak kelahiran putranya Taehyung juga jauh lebih hangat padanya bahkan rumah tangga mereka semakin membaik setelah Taehyung melihat sendiri proses Jiwoo melahirkan putera mereka. Dia merasa Jiwoo wanita hebat karena telah melahirkan jagoannya ke dunia ini. Sayang, rasa cinta itu belum sepenuhnya tumbuh dihati pria itu untuk sang istri. Entahlah hidup hampir tujuh tahun bersama tetap tak memudarkan rasa cintanya pada Chaekyung terlebih dia merasa bersalah pada gadis itu. Karena kebersamaan mereka membuat gadis itu terusir dari rumah ini.
---
Taehyung mengantar Jiwoo ke butiknya usai mengantar jagoan mereka ke sekolahnya terlebih dahulu. Dibantunya Jiwoo membuka sabuk pengaman lantas menatap wanita yang kini juga tengah menatapnya."Terimakasih sudah mengantar pulang. Biar Minjoon aku yang jemput pulang sekolah nanti" ucap Jiwoo.
"Baiklah. Selamat bekerja"
Taehyung mengecup lembut kening Jiwoo kemudian beralih ke kedua pipi dan terakhir di bibir istrinya. Rutinitas yang mereka jalanu sejak menikah tak pernah berubah bahkan kini sedikit jauh lebih mesra.
Jiwoo turun dari mobil sang suami lantas Taehyung sendiri menancap kembali gas mobilnya setelah memastikan Jiwoo masuk ke dalam butiknya.
***
Di sebuah bandara tampak hiruk pikuk manusia yang hendak maupun selesai bepergian berlalu lalang. Salah satu penumpang dari pesawat yang baru saja mendarat mulai memasuki area bandara untuk memasuki gate keluar. Tak ada orang yang menjemputnya jadi dia memilih berjalan sendiri. Perlahan membuka kacamatanya, dia tersenyum saat kakinya menapak diluar area bandara."Aku kembali Seoul" gumamnya lantas memperlebar senyun dibibirnya.
'Ku pastikan kau akan menyesal telah membuat hidupku begini Jeon Ji Woo'
Gadis yang tak lain adalah Chaekyung itu melangkah pasti menuju jalan raya dan memberhentikan sebuah taksi dan masuk ke dalamnya.
"Ke apartemen Gwan Pak" ujarnya pada sang supir.
"Baik Nona" jawab sang sopir lantas melajukan mobilnya membelah jalanan Seoul.
***
Matthew berjalan melenggang ke dalam sebuah kafe dimana dia ada janji temu dengan Rowoon yang akhirnya mau menjadi model dari brand minuman milik keluarga Jeon dimana kini Matthew sudah naik jabatan menjadi presiden direktur di perusahaan itu menggantikan posisi ayah Jiwoo yang lengser setahun lalu karena masalah kesehatan sang paman yang sudah mulai tidak baik.Sebenarnya sih tugas ini adalah tugas tim promosi, tapi ada hal lain yang harus dilakukannya bersamaan dengan janji temu itu.
"Matt Hyung disini" Rowoon yang sedang duduk dengan seorang wanita yang berhadapan dengannya memanggil Matthew yang segera melangkah mendekati sang model.
"Sudah lama menunggu?" tanya Matthew menatap Rowoon lalu menatap gadis disampingnya dengan tatapan intens.
"Ah... tidak juga Hyung. Aku dan Somin juga sedang mengobrol ringan" jawab Rowoon dibalas anggukkan Matthew sementara Somin sudah misuh- misuh karena pria disampingnya kini tak berhenti menatapnya membuat dirinya risih bukan main.
"Kau mau pesan apa Hyung?" tanya Rowoon yang tak menyadari kelakuan Matthew pada kekasihnya. Ya, Somin adalah kekasih Rowoon. Sudah lima tahun menjalani hubungan sejak setahun usai Jiwoo mengenalkan mereka hingga mereka dekat dan memutuskan pacaran.
"Eum... iced americano dan brownies saja" jawab Matthew santai dan mengalihkan pandangannya pada Rowoon sejenak lalu kembali menatap Somin.
"Baiklah. Waitress" panggil Rowoon pads seorang waitress cantik yang berada tak jauh dari tempat mereka.
Rowoon pun memesankan pesanan Matthew lalu mereka kembali berbincang.
---
"Ya sudah jadi kita sepakat shooting kita lakukan minggu depan di Jeju. Kita bertemu di kantor sehari sebelum keberangkatan, dan maaf aku harus membawa sekretarisku ini pulang" Matthew menunjuk Somin membuat Somin memelototkan matanya sebal sementara Matthew memilih masa bodoh. Aku Boss dan kau harus menurutiku. Begitulah sepertinya pesan tersirat yang dilayangkan Matthew lewat tatapan matanya. Somin yang dulu membuat kesalahan pada Matthew harus rela menuruti mau pria itu dan alhasil beginilah dia sekarang. Menjadi sekretaris seorang Matthew. Tidak bisa disebut sial juga sih toh dia mendapat pekerjaan yang bagus berkat pria yang menurutnya tua itu."Oh, baiklah. Tolong jaga Sominku baik- baik ya Hyung" ucap Rowoon membuat Somin merasa melayang. Bagaimana tidak melayang saat kau merasakan perhatian kekasihmu yang luar biasa.Sementara Matthew mendengus sebal dalam hatinya tapi dia berusaha menyembunyikan hal itu.
"Iya tentu saja. Ok see you later Boy" Matthew mengajak Somin berdiri lalu keduanya beranjak dari kafe tersebut untuk kembali ke kantor mereka mengingat jam istirahat kantor sudah habis.
---
BLUGHSomin duduk dengan ekspresi cemberut dijok samping Matthew yang mengemudi.
"Jangan cemberut begitu. Seperti tidak pernah ku izinkan kencan saja" ujar Matthew menyindir membuat Somin mendelik menatap Boss yang tidak pernah dihormatinya itu.
"Kau tau kan aku sudah izin akan pulang bersama Rowoon. Kenapa malah datang menjemputku huh?" ujar Somin dengan nada marah.
"Aku? Menjemputmu? Hei... yang benar saja. Aku kan sudah bilang aku ada rapat dengan Rowoon" balas Matthew sok cuek.
"Itu kan tugas tim promosi"
"Hei... aku ini seorang presdir sudah sepantasnya aku melakukan yang terbaik untuk perusahaan"
Somin memutar bola matanya malas dan misuh- misuh setelahnya membuat Matthew tertawa senang dalam hatinya. Dia sangat kesal tiap kali Somin dan Rowoon pergi. Kalian pasti sudah tahu alasannya. Jika seorang pria marah saat seorang wanita pergi dengan pria lain itu berarti sang pria cemburu dan itu yang Matthew rasakan saat ini. Dia cemburu. Dulu memang dia tak perduli dengan hubungan Somin dan Rowoon tapi semakin lama dia bersama Somin seiring berjalannya waktu dirinya mulai merasakan perasaan aneh yang dia yakini adalah perasaan suka pada gadis itu. Hei... ayolah. Matthew pria tiga puluh satu tahun yang tidak mungkin tidak mengenali perasaan yang namanya cinta.
***
Jiwoo melangkahkan kakinya cepat menuju pintu keluar butiknya yang cukup besar saat salah satu pegawainya mengatakan jika ada seorang wanita yang mencarinya. Wanita yang selama ini menjadi musuh terbesar dalam hidupnya yang telah menghilang sekian lama."Long time no see, my sister" Chaekyung tersenyum sinis melihat kedatangan Jiwoo yang menatapnya dengan tatapan tajam.
TBC
Hai... hai... lama tak jumpa. Langsung aja baca, vote, dan komen yes 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessions
General Fiction[COMPLETED] Kesakitan karena merasa kehilangan kasih sayang sang ayah yang dianggapnya telah mengkhianati sang ibu yang telah tiada membuat seorang Jeon Jiwoo terobsesi untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada ibu dan kakak tirinya. Menjebak seora...