13

2.9K 146 15
                                    


author pov.

krystal masih diam meringkuk di kamarnya. di bawah selimut tebalnya dia berusaha mengabaikan suara gedoran pintu dan suara panggilan dari sehun. sekuat tenaga ia berusaha mengabaikannya, namun rasanya begitu menyakitkan saat ia kembali mendengar suara itu.

krystal merasa hidupnya seperti di permainkan oleh nasib buruk, ia hampir di perkosa appa tirinya, lalu harus jadi budak seks dari keturunan namja bejat itu. rasanya begitu menyakitkan apa lagi di saat tak ada seorangpun yang ada di sampingnya. dia hanya manusia biasa, dia bukan iblis seperti namja brengsek itu, dia juga bukan malaikat jadi dia bisa merasakan sakit di atas rasa sakit.

gadis itu menangis mengalirkan bulir air matanya terus menerus. seperti sumber mata air yang tak pernah mengering. dia bahkan sudah menangis semalaman, apa itu saja tidak cukup?

krystal menggenggam dadanya yang terasa begitu sesak. isakannya sangat memilukan bahkan untuk telinganya sendiri. ini semua tidak akan terjadi seandainya ia tak melibatkan perasaanya, namun nasi sudah menjadi bubur akan sulit menarik kembali hatinya yang terikat pada namja itu.

"eomma... eomma eottoke? eomma jalyo juseyeo"

keesokan harinya perasaan krystal sudah lebih membaik meski ia harus menerima konsekuensi mata bengkak yang tidak tertolong lagi. ia meraaa ribuan kali bersyukur karena hari ini adalah hari minggu, dia berencana untuk tetap berada di dalem apartemennya seharian, tidak ingin bertemu dengan siapapun yang mungkin akan memandanginya dengan tatapan aneh.

semalam dia sudah memikirkan banyak hal termasuk rencananya untuk mengakhiri hubungan konrak 'kerja sampingan' nya dengan sehun. ia tak perduli apa namja itu akan menolaknya atau tidak, ia tetap tidak bisa bertemu lagi dengannya. semuanya sudah berbeda setelah dia mengetahui fakta paling menyakitkan itu.

tiga bulan, dia hanya butuh waktu selama itu untuk tetap bertahan di seoul. krystal tetap harus melanjutkan pekerjaannya di SH group dan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk membayar kembali satu juta USD yang di berikan namja itu.

krystal bermaksud membuat ramyeon saat telinganya menangkap suara berisik dari luar.

"tuan, apa yang anda lalukan disini?"

"aku harus bertemu seseorang..."

"tapi anda sudah semalaman berada di luar, pemilik apartemen itu mungkin sedang pergi."

"tidak, aku tau dia di dalam."

itu suara sehun. benarkah dia menunggunya di luar semalaman?

meski krystal bersikukuh untuk mengabaikannya,  namun di lubuk hatinya yang paling dalam ia tetap merasa khawatir dengan keadaan namja itu. cuaca sedang sangat dingin dan sehun nekat berada di luar semalaman, mungkin dia sudah gila.

krystal membuka apartementnya untuk memastikan kecurigaannya, ia hanya bisa terbelalak melihat sosok namja meringkuk di sebuah kursi yang ada di luar apartementnya.

"sehun-sshi." panggilnya yang langsung mendapat sahutan dari namja itu.

"jungie-ya... syukurlah kau baik baik saja, aku ingin bicara dengan mu!"

krystal masih menatap namja tinggi itu dengan sorot tak terbaca, ia merasa tidak tega melihat kondisinya saat ini, terlebih lagi wajahnya yang pucat pasi, bibirnya berkerut keunguan mungkin karna saking dinginnya.

"masuklah!" ujarnya pelan.

krystal keluar dari arah dapur sambil membawa secangkir minuman hangat dan di berikan langsung pada sehun.

sehun sendiri masih bertahan duduk di ruang tamu. ia berkali kali menggosokkan telapak tanggannya, mendekatkannya kearah mulut dan sedikit meniupnya untuk membuatnya lebih hangat. ia sadar cuaca sedang buruk di luar, namun semua itu tidak menyurutkan niatnya untuk bertemu dengan krystal. dan semua penderitaanya semalaman terbayarkan setelah melihat krystal dalam keadaan baik baik saja.

CRAZY IN LOVE (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang