Part 13 (2)

1.1K 46 0
                                    

Azizah, gadis yang bernotibe sebagai khadam dari sang bunyai pondok pesantren at-taqwa tersebut terus berjalan dikoridor asrama meskipun Dia sedikit merinding akibat lampu asrama yang perlahan meredam. Buluk kuduknya semakin berdiri bahkan tubuhnya mulai bergetar dikala sebuah tangan membekapnya dari belakang membuat gadis itu semakin ketakutan.

'Ya allah.. Siapa yang berani berbuat macam-macam di pondok ini' batinnya yang begitu ketakutan. Matanya tak hentinya terpejam dan lantunan asma-asma allah terus terucap dalam hatinya.

"Azizah" suara begitu lembut menyeruak ditelinga. Tunggu dulu, sepertinya Dia mengenali suara tersebut. Dengan cepat kilat Dia menoleh kepada pemilik tubuh yang merangkulnya dari belakangnya dan sungguh terkejut ketika Dia mengetahui ternyata...

"Gus Syakban.." batinnya menatap mata Gus muda itu. Entah kenapa hatinya begitu bergetar ketika sorot mata Gus itu menatap bola matanya.

"Jangan melihat seperti itu, nanti jatuh cinta lhoo.." bisik Gus Syakban kembali membuatnya tersadar dan dengan sontaknya lagi Azizah malah mendorong tubuh Gus Syakban membuat Laki-laki itu terpental begitu saja.

"Eh.. Maaf maaf Gus, Saya gak sengaja" ucap Azizah merasa bersalah.

"Ish.. Antum nih seenaknya mendorong Ana ya.. Sakit tau.." kesal Gus Syakban. Dia pun berdiri dan menghampiri Azizah.

"Ye.. Lagian Gus sih ngagetin Saya, Saya mah mana tahu kalau itu Gus" Azizah tak mau kalah.

"Oh ya.. Gimana surat dari Ana kemaren. Apa sudah Antum berikan ke Ustadzah Nayra?" tanya Gus Syakban.

"Sudah.." jawab Azizah.

"Terus kata Dia gimana?" tanyanya lagi.

"Katanya besok Gus suruh tungguin Dia ditepi Danau belakang pondok" jawab Azizah.

"Okk kalau begitu.. Syukran yaa. Ana pamit dulu. Assalamualaikum.." pamitnya.

"Dasar Gus nyebelin.. Untung saja tamunya Gus Ridwan, kalau gak udah jadi perkedel tuh Gus" dengus Azizah menatap kepergian dari Gus Syakban.
                        ...............

Keesokan harinya...
Bagaimana dengan ucapan Azizah, Gus Syakban pun mendatangi tepi danau yang berada dibelakang pondok. Nampak berdiri menghadap danau tersebut, dengan rasa campur aduk Gus syakban menghampirinya.

"Assalamualaikum.." sapa Gus Syakban. Nayra yang mendengarnya pun menoleh.

"Waalaikum salam Gus" jawab Nayra dengan menunduk.

"Sudah lama disini?" tanya Gus syakban basa basi. Nayra pun menggeleng. "Jadi bagaimana?" tanya Gus Syakban.

"Maafkan Saya Gus.. Tapi sebentar lagi saya akan menikah dan ini undangannya" jawab Nayra sambil menyerahkan undangan pernikahannya. Nayra menunduk tak berani menatap Gus syakban karna Dia sendiri tahu jika Gus Syakban begitu kecewa dengan jawabannya tapi gimana pun juga Dia gak bisa membatalkan pernikahannya begitu saja karna sedari kecil Dia telah dijodohkan oleh kedua orangtuanya.

"Iya gak papa.  Mungkin Kita memang tak pernah berjodoh" balas Gus Syakban berusaha tegar meskipun dengan sangat dan sangat patah hati.


Cinta Dalam Istikhoroh 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang