Bab 06 "Tanpa Adara"

490 36 3
                                        

Di koridor sekolah yang mulai ramai, Arga nampak berjalan dengan wajah tak bersahabat.

Bagaimana tidak?

Pagi ini Adara menghubunginya bahwa ia tak akan bersekolah karena hendak menghadiri pernikahan sepupunya.

Sepanjang perjalanan, ada banyak pasang mata yang memperhatikan Arga dan baginya itu sudah biasa.

Arga yang merupakan siswa yang cukup populer meskipun terkenal sedikit nakal dan kerap kali berurusan dengan BK.

Tapi nakalnya Arga pun hanya sekedar bolos pelajaran, terlambat datang dan paling parah ya numpang tidur di UKS.

Seperti bulan lalu, ia ketahuan membolos pelajaran pak Seta, guru Biologi. Bilangnya sih izin ke kamar mandi tapi malah kepergok bu Aeni tengah memerhatikan Adara dari luar kelas.

Begini kronologisnya.

---- F L A S H B A C K –ON ----

Di kelas XII IPA 2 tengah berlangsung pelajaran Biologi. Pak Seta terlihat sedang menjelaskan bab 'Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup' dan yang lainnya mendengarkan.

Di pojok sebelah kanan, terlihat Arga yang menatap Pak Seta dengan tatapan kesal.

Bagaimana tidak kesal, Arga tidak menyukai pak Seta, karena pria paruh baya itu selalu saja menghasut Adara untuk memutuskannya.

Karena kesal terus berlama-lama dikelas, Arga pun bangkit. "Pak, saya izin ke toilet." Kemudian tanpa menunggu jawaban, Arga sudah terlebih dahulu melengos keluar kelas.

Ketika melewati kelas XII IPA 1, Arga sengaja melambatkan langkahnya, dari celah pintu yang terbuka, Arga dapat melihat bahwa Adara tengah fokus memerhatikan pelajaran.

Arga terkekeh, sejak kapan coba Adara tidak memerhatikan guru?

Karena penasaran, ia pun mencoba naik ke atas bangku di depan kelas Adara dan mengintip dari luar jendela.

Arga tersenyum senang ketika Adara menyadari keberadaannya namun itu tidak bertahan lama karena setelahnya, ada seseorang yang menarik paksa telinganya.

Arga mengaduh kesakitan, "aduh, aduh, sakit woy sakit."

"Iya sakit ya, Putra Argayasa." Jawab seseorang itu.

Arga menolehkan kepalanya ke belakang dan tersenyum, "eh Bu Aeni, masih hidup aja bu." Ceplosnya yang semakin menyulut amarah bu Aeni.

Rasa panas di telinga Arga semakin terasa membuatnya terus meringis, "aduh bu, sakit bu sakit."

"Iyalah sakit orang kuping kamu saya jewer."

"Kalau gitu lepasin dong bu, biar gak sakit." Jawab Arga semakin membuat bu Aeni kesal dan mempererat cubitan pada telinga Arga.

"Aduh bu, sakit!" Pekik Arga keras yang diyakini terdengar oleh kelas XII IPA 1.

"Gak usah banyak ngeluh, ikut ibu!"

Dengan kondisi telinga yang masih di tarik, Arga dibawa ke ruang BK. Selama perjalanan pun, banyak adik kelas yang menatapnya kagum.

Aneh, bukan?

---- F L A S H B A C K –OFF ----

"Kak Arga!" Merasa terpanggil, Arga menghentikan langkah dan menoleh.

Terdapat seorang siswi yang merupakan adik kelas Arga, "kak, boleh minta nomor handphone nya gak?" Tanya siswi itu dengan malu-malu.

Arga tersenyum namun menggeleng, "minta aja ke kak Dara." Lalu tanpa berkata apa-apa lagi, ia kembali melanjutkan langkahnya.

ARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang