Bab 14 "Arga Pingsan"

483 28 0
                                        

Olahraga, adalah pelajaran yang paling Adara benci. Menurutnya, olahraga itu melelahkan, menguras keringat dan akhirnya ia harus bersusah payah ganti pakaian.

Belum lagi keringat yang membuat badan mengeluarkan bau yang akan sangat menganggu.

Berbeda dengan Arga, bagi lelaki itu, olahraga adalah nafas ketiganya setelah sang ibu dan Adara.

Apalagi basket, ia sangat menyukai bidang itu. Kecintaannya terhadap basket terbukti oleh beberapa piala yang berhasil ia bawa pulang ketika masih berada di ekstrakulikuler basket.

Tapi karena sudah berada di kelas XII, ia terpaksa berhenti dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua basket.

Meskipun begitu, Arga kerap kali ikut berlatih dengan adik kelasnya.

Seperti saat ini, ketika anak kelas XII IPA 2 sibuk bermain futsal. Arga justru lebih memilih bermain basket.

Katanya sih, karena ia lebih menyukai ring daripada gawang. Tidak masuk akal memang, tapi ya itulah Arga.

Dan tak jarang para siswi yang menontonnya dari luar lapangan justru berteriak memanggil namanya.

"Ar, ke gua!" Teriak salah satu team-nya, Dion.

Ara pun melempar bola tersebut ke arah Dion, setelahnya Dion membawa bola tersebut mendekati ring dan ketika sudah berada di dekat ring, Dion memberikan kembali bola tersebut pada Arga dan dengan segera Arga berhasil memasukkan bola tersebut.

Sorakan para siswi pun terdengar.

Permainan selesai, team Arga lah yang menang.

Sebelum membubarkan diri dari lapangan, mereka semua bertos ria terlebih dahulu sebagai tanda damai.

Setelahnya Arga berjalan untuk duduk di bangku pinggir lapangan, ia berusaha mengatur nafasnya yang terus memburu, dadanya semakin sesak seakan terhimpit beban berat.

Ia terus menekan dadanya namun bukannya hilang, justru rasa sakit itu semakin terasa.

Kemudian ia menatap ke sekeliling namun semakin lama pandangannya semakin berbayang,

Arga masih mencoba untuk menepuk-nepuk kepalanya guna mengembalikan kesadarannya, namun ia gagal, kesadarannya berhasil hilang.

Arga jatuh pingsan, seketika hal itu membuat teman-temannya panik dan dengan segera membawanya ke UKS.

Mendengar kabar Arga yang jatuh pingsan, Adara pun beralasan pergi ke toilet. Padahal ia justru pergi menemui Arga.

"Gimana kondisi Arga?" Tanya Adara pada Aldi yang berjaga di depan pintu UKS.

"Masih diperiksa, lu tenang dulu oke?"

Adara hanya mengangguk. Tapi tidak dapat dibohongi, wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Kenapa bisa kayak gini?"

"Kayaknya Arga kecapekan, dia habis tanding basket sama anak XI IPS 3." Jelas Aldi.

Adara menggigit bibir bawahnya semakin khawatir.

"Gua juga sempet liat bang Arga megang-megang dada terus, kak." Ucap salah satu anak kelas XI IPS 3 yang dikenal sebagai Angga.

"Dia gak sempet bilang apa-apa gitu?" Tanya Adara pada Angga.

Angga menggeleng, "kayaknya gak sempet. Soalnya cepet banget sih pingsannya."

Adara pun hanya mengangguk paham.

Tak lama seorang dokter keluar dari UKS, "disini ada yang namanya Adara?" Tanya dokter yang bernama Reyhan.

ARDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang