9

6.5K 732 14
                                    

Lisa's POV

Aku merangkak menuju lantai dua, bangunan ini sudah hancur, puing-puingnya bertebaran dimana-mana, mall biasanya menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan, tapi kali ini pemandangannya sungguh mencekam, gelap sampai kamu seperti orang buta, ada api yang berkobar disana-sini, reruntuhan menutupi hampir semua akses jalan. Aku berada di lantai dua dengan masker hitam yang melindungiku dari debu dan asap, sedang menyorot senterku kemana saja berharap mendapatkan tanda-tanda kehidupan.

"Yeorobun!" aku terus bergerak maju dengan hati-hati, "Beritahu aku, buat suara supaya aku bisa menemukanmu."

Aku terus menyoroti permukaan hingga menemukan seorang lelaki yang tertimbun, aku bergerak cepat menuju orang itu dan mengorek puing-puingnya, dia dalam keadaan tidak sadar, kutaruh jari telunjuk dan jari tengahku di nadi lehernya untuk mencari denyutan– tidak ada. Aku membuka maskerku sambil menatapnya dengan iba, berharap bisa melakukan sesuatu.

Aku melanjutkan pergerakanku, misiku sebagai relawan hanya mencari korban hidup, selebihnya akan dilakukan oleh tim SAR Korea. Mereka tidak boleh masuk duluan karena takut masih ada teroris hidup yang akan membunuh mereka di dalam, oleh karena itu kami dikirim. Sejauh ini belum ada tanda apa-apa sampai aku berada di lantai tiga bersama rekan-rekan tentara gabungan yang lain. Rekan-rekan Task Force 7 selain aku sedang melacak pelaku melalui CCTV dan rekaman panggilan.

"Yeorobun!"

Kudengar seseorang berkata tolong dengan lemah, membuatku memerhatikan puing-puing dengan teliti, ada seorang gadis. Aku mempercepat gerakanku untuk menghampirinya. Kakinya tertimbun reruntuhan tapi untung saja ada besi yang agak menopang reruntuhannya, membuat kakinya hanya tersangkut di reruntuhan itu.

"Hey," aku mengelus rambutnya untuk menenangkannya yang sedang menangis, "Tidak apa-apa, kamu aman. Namaku Lisa, siapa namamu?"

Di sela sendunya dia bertanya, "Aku... Masih hidup?"

"Iya, kamu hebat." aku menggenggam tangannya kuat, "Kamu sangat hebat. Aku akan mengeluarkanmu dari sini."

"Kakiku..." dia mengerang ketika menggerakkan kakinya,

"Jangan digerakkan dulu." aku mengambil HT ku dan menekan tombol transmite untuk berbicara, "Ini Sersan Lalisa Manoban, Task Force 7. Lantai tiga, tolong datangi lampu hijauku, aku menemukan seseorang disini."

"Terima kasih, telah menemukanku." dia menggenggam tanganku lebih erat,

Aku menyalakan senter bercahaya hijau dan menyorotnya keatas, tak lama kemudian dua orang menghampiriku. Aku mengarahkan kedua tanganku ke reruntuhan di kaki gadis ini, membuat mereka bekerja sama untuk mengangkatnya, sedangkan tugasku untuk menarik tubuhnya keluar.

"Aku akan mengeluarkanmu, mungkin akan terasa sakit tapi bertahanlah." aku memegang kedua tangannya erat dan memberi aba-aba, "Satu, dua, tiga!" aku menarik tangannya ketika para tentara mengangkat puingnya,

"Lisa, sakit... " dia menangis menahan perih di pergelangan kakinya,

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, siapa namamu?" tanyaku mengalihkan pikirannya,

"Chaeyoung... " suaranya lemah, membuatku harus mendekatkan telingaku,

"Siapa?" tanyaku untuk memastikan,

Bulletproof Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang