13

5.9K 698 7
                                    

Lisa's POV

Tidak ada tanda-tanda dari mereka, ruangan demi ruangan, lantai demi lantai. Kami terus menuruni bangunan ini dan terkejut ketika melihat beberapa tentara sudah tergeletak di lantai. Letnan Chanyeol mendekati tubuh-tubuh mereka dan merasakan denyut nadi mereka. Dia menghela ketika mengetahui mereka sudah gugur.

Letnan mengambil HT dan menekan tombol transmite nya, "Bravo 6, disini Letnan Chanyeol dari Divisi 4, koordinat yang kalian kirim kepada kami, semua sektor clear. Tapi maaf, beberapa tentara Zebra gugur, aku minta tim medis kesini untuk mengangkut mereka. Kami akan pergi ke tempat lain."

"Maaf, letnan. Kami akan mencek CCTV di jalan raya dan melihat apakah ada mobil dengan laju yang mencurigakan. Tim kuning kami segera melaju."

"Terima kasih, over." Letnan Chanyeol melepas tombol transmite dan menghela nafas lagi, "Sepertinya mereka berhasil melarikan diri. Kita akan tunggu informasi selanjutnya."

Suara desisan dari wireless HT earbuds melengking di telingaku, membuatku sedikit mengerang. Tak lama setelah itu, frekuensi radionya menjadi kacau. Aku mengambil HT-ku dan mematikannya sebelum menyalakannya kembali.

"Yo, Lisa!" seorang lelaki menghubungiku melalui HT,

"Siapa ini?" aku mendorong earbuds di telingaku lebih dalam untuk memperjelas katanya,

"Ada yang merindukanmu." suaranya tidak jelas, ada beberapa lelaki berbicara, lalu setelah itu, "Lisa!!!"

Itu suara Jennie.

"Lisa, tolong aku!!" dia menangis, suaranya sudah serak dan sedikit menghilang, aku yakin dia sudah lama menangis,

"Jennie, kami akan menemukanmu. Aku janji. Jangan takut." aku menggigit bibirku, menahan diriku untuk menangis, aku sangat khawatir sekarang,

"Tidak juga tidak apa-apa. Lagian, Jennie milikku." lelaki itu tertawa,

"Aku bersumpah, Taeyong. Jika terjadi apa-apa dengannya, aku akan membunuhmu."

"Kalau begitu akan kubunuh dia duluan. Selamat tinggal, Lisa."

Brengsek.

Rekan-rekanku menatapku, sepertinya mereka mendengar percakapannya karena kami semua tersambung dalam satu frekuensi.

"Jangan ada yang bicara melalui HT. Mereka meretas frekuensi kita." perintah Letnan Chanyeol,

Jennie's POV

Tubuhku diikat di kursi lagi, mulutku masih dilapisi lakban hitam. Aku sedang berada di sebuah ruangan di tengah laut, kami menuju tempat ini dengan speedboat. Ruangannya kecil dengan banyak pakaian selam tentara Angkatan Laut. Hanya ada aku dan ketiga manusia bajingan yang sedari tadi bersamaku. Taeyong menaruh laptop di meja yang menghadap kearahku.

"Dimana?" tanyanya kepada seseorang dalam telepon, "Oke. Hyunjin, bukakan pintunya."

"Siap."

Hyunjin membuka pintu ruangannya, memperlihatkan sosok tinggi besar yang sepertinya pernah kulihat. Aku terbelalak ketika mengingat sosok pria itu. Dia kini berdiri tepat di hadapanku lalu mencium keningku, membuatku jijik.

"Ayah," Taeyong memeluk ayahnya, setelah dia melepasnya, dia berkata, "Aku sudah mengirim anak buahku ke bawah sana, mereka juga sudah berhasil menemukan ruangan untuk meluncurkan rudalnya. Tapi hal buruknya, ruangannya terkunci dan kami butuh 6 digit password untuk membukanya."

"Sudah dapat kuncinya?"

Taeyong mengangguk merespon pertanyaan ayahnya, "Sebelum para bajingan itu merampasnya kembali dariku, aku membuat duplikatnya."

Bulletproof Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang