Twenty

33.2K 2.9K 924
                                    


Karena aku sedang bahagia dengan oknum JaeYong yang peluk-pelukan. Akhirnya aku memutuskan untuk mengupdate ff ini. Hohoho





 Hohoho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Happy reading, Guys!












Taeyong menatap lakmat rumah didepannya. Kedua netranya menatap pagar besar yang menjulang tinggi menutupi rumah dihadapannya itu. Ia sudah lama tidak pernah mengunjungi rumah tersebut, sehingga ia merasa canggung sekarang.



Krieet



Bunyi pagar digeser membuat atensi Taeyong teralihkan. Ia menatap pagar tersebut yang digeser dan sesosok ibu yang sudah berumur keluar dari dalam.

"Ah, Taeyong?"

Taeyong mengangguk seraya tersenyum. "Apa kabar bibi?" Tanyanya canggung.

Ibu yang dipanggil bibi oleh Taeyong tersebut terkekeh. "Astaga, kau menanyakan hal itu seperti kita sudah lama tidak bertemu. Padahal rumah kita bersebelahan."

Taeyong tersenyum kikuk. Ya, meski bibi ini adalah tetangganya, tetapi Taeyong sangat jarang berkunjung kerumah tetangganya ini.

"Ayo masuk Taeyong. Sudah lama sekali kau tidak datang kesini."

Taeyong mengikuti bibi tersebut. Ah ngomong-ngomong, bibi ini adalah penjaga rumah milik keluarga Moon. Sejak Taeyong kecil, bibi ini sudah ada disini dan bekerja di keluarga Moon.

"Dimana Moon Jisung dan Moon Chenle?" Tanya Taeyong saat sudah memasuki rumah mewah tersebut. Ia sungguh merindukan kedua anak dari Moon Taeil itu.

"Mereka sedang bersekolah. Mari, silahkan duduk."

Taeyong mengangguk. Lalu duduk ditempat yang telah disediakan.

Bibi tersebut meninggalkan Taeyong, namun tak berapa lama kembali dengan membawa minuman dan cemilan untuk Taeyong.

"Jadi, ada apa kau kesini, nak?" Tanyanya sambil menaruh minuman dan cemilan dihadapan Taeyong.

Taeyong tersenyum sungkan. "Sebenarnya, aku kesini ingin bertemu dengan paman Taeil. Adakah?"

Bibi itu tersenyum. "Ada. Tapi, tumben sekali kau mencarinya."

Taeyong tersenyum kikuk, tangannya menggaruk pelan rambut belakangnya yang tidak gatal. "Ya, ada yang ingin ku tanyakan, bi."

Bibi kembali tersenyum, kemudian mengangguk. "Baiklah, tunggu sebentar disini ya."

Taeyong mengangguk, kemudian mulai memandang rumah yang cukup mewah ini. Ia tersenyum, sudah lama sekali ia tak berkunjung, dan rumah ini sudah banyak yang berubah.

"Taeyong?" Taeyong tersentak saat sebuah suara memanggilnya. Dengan cepat Taeyong menghadap sang suara dan tersenyum saat melihat paman Taeil.

"Halo, paman. Apa kabar?" Taeyong menunduk sebentar sebagai tanda hormat. Taeil tersenyum, kemudian menepuk bahu Taeyong dan duduk dihadapannya.

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang