Twenty Eight

30.9K 2.8K 1K
                                    

"Oh, sepertinya aku masuk disaat yang tidak tepat."






Taeyong langsung melepaskan pagutannya dan kedua matanya membola saat melihat Doyoung yang berjalan santai masuk keruangannya diikuti oleh Mark yang menunduk malu.

"D-Doyoung.. ada apa kau kemari?" Tanya Taeyong gugup.

Taeyong bangkit dari tidurnya, kemudian mendekati Doyoung yang sedang menata makanan yang ia bawa di meja.

"Mengunjungi calon adik ipar? Kakak ipar? Oh, entahlah apa itu sebutannya. Aku tak tahu apakah aku akan diterima oleh keluarga ini atau tidak namun, hai!ㅡ" Doyoung mengangkat satu tangannya kearah Jaehyun yang kini sedang menatapnya bingung. "Namaku Doyoung. Senang berkenalan denganmu."

Jaehyun memandang aneh Doyoung. Kemudian matanya beralih kearah Mark meminta penjelasan.

Mark yang mengetahui maksud Jaehyun menghela nafas.

"Ya, dia Doyoung, Kim Doyoung lebih tepatnya. Ia sudah ku anggap sebagai kakakku sendiri meski kami tidak memiliki hubungan darah." Jelasnya.

Jaehyun mengangguk. Kemudian matanya kembali beralih kearah Doyoung yang kini sedang menatap intens kekasihnya yang sedang menata buah pemberian Doyoung.

"Hey, mengapa kau melihat kekasihku seperti itu, huh?" Tegur Jaehyun membuat Doyoung menatapnya dengan matanya yang melebar.

"Tidak. Aku hanya memeriksanya apakah ada yang luka atau tidak."

Tiba-tiba saja Doyoung langsung memegang kedua pundak Taeyong, membuat Taeyong terkejut.

"Pria cantik, jika pria mesum itu membuatmu terluka, tolong katakan saja kepadaku, akan ku hajar dia hingga ia tak bisa berjalan."

Taeyong hanya tertawa meringis, sementara Jaehyun sudah menahan emosinya saat melihat Doyoung justru memeletkan lidahnya kearahnya; menggodanya. Lain halnya dengan Mark yang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dua orang yang bahkan baru bertemu beberapa menit yang lalu, namun sudah menunjukkan keakrabannya.

"Mark..."

Mark membalikkan tubuhnya mendengar Taeyong memanggilnya. Mark tersenyum, kemudian berjalan mendekat kearah Taeyong mengabaikan kedua orang yang masih mengoceh satu sama lain.

"Ada apa kau kemari?" Tanya Taeyong.

"Hanya ingin mengunjungi Jaehyun hyung. Sekalian aku bawa titipan makanan yang dibuatkan oleh ayah. Hm, ngomong-ngomong, kapan kau akan pindah ke rumah, hyung? Kau tak mungkin terus bersama keluarga Jung karena kini kau memiliki keluarga Lee, bukan?"

Taeyong menghela nafas mendengar penuturan dari Mark. Ya, ia telah memiliki keluarga yang sesungguhnya. Tetapi, apakah ia sanggup meninggalkan keluarga yang sudah membesarkannya?

Taeyong hendak membuka suara sebelum suara lain memotongnya.

"Hey, Taeyong tetaplah tinggal bersamaku karena bagaimana pun juga, nama Taeyong tetaplah Jung Taeyong." Itu suara Jaehyun, membuat keduanya menoleh kearahnya.

Mark sedikit membelakkan kedua matanya, menatap tak percaya apa yang dikatakan oleh Jaehyun.

"Tapi hyung, Taeyong hyung adalah kakakku yang sesungguhnya. Ia sudah bukan lagi kakakmu. Jadi sudah seharusnya ia tinggal bersamaku."

Jaehyun mengangkat alisnya. "Ya, walaupun ia kakakmu yang asli, tetapi ia akan menjadi istriku. Jadi ia harus tinggal bersamaku selamanya."

Ucapan Jaehyun membuat ketiganya terkejut.

"I-Istri?" Doyoung menatap Taeyong. "Pria cantik, kau ingin menjadi istri dari orang ini? Aish, dari wajahnya saja ku sudah bisa melihat kesuraman dihidupnya."

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang