Thirty Three

26.6K 2.4K 791
                                    

Taeyong menulis apa yang diterangkan oleh dosennya. Sesekali ia menggigit ujung pulpennya saat mendengar penjelasan dari dosennya.

Sebentar lagi ia akan lulus, ia tak ingin bermain-main lagi dalam mengerjakan penelitiannya. Ya, meski sebenarnya ia juga sedikit terganggu dengan perutnya yang mual, namun ia masih bisa menangani hal itu.

"Baik, apa ada hal lain yang ingin kau tanyakan, Taeyong?" Tanya dosen sekaligus pembimbing Taeyong.

Taeyong menggeleng pelan, seraya tersenyum. "Tidak pak. Aku sudah mengerti semua."

Dosen di depannya itu tersenyum. "Baiklah, kalau begitu. Pertemuan kita sampai sini dulu. Jangan lupa untuk hubungi diriku jika kau memiliki kesulitan."

Taeyong kembali menganggukkan kepalanya seraya memasukkan kertas-kertas dan peralatan tulisnya ke dalam tas.

"Ngomong-ngomong, kau terlihat lebih gemukan dan bersinar. Apa kau sedang bahagia?" Gerakan tangan Taeyong terhenti saat mendengar ucapan dari gurunya tersebut.

"Ah-ha, i-iya. Mungkin, karena aku sangat bersemangat mengerjakan penelitianku ini. Lagipula, kita tidak boleh stress saat mengerjalan ini, bukan? Jadi aku harus terus bahagia agar aku bisa menyelesaikan ini." Taeyong beranjak dari tempat duduknya. "Kalau begitu, aku permisi dulu, pak."

Taeyong membungkuk, kemudian mulai melangkahkan kakinya keluar kelas.

"Kau sudah selesai?" Tanya Ten saat melihat Taeyong keluar dari ruang kelasnya.

Taeyong mengangguk, seraya berjalan beriringan bersama Ten.

"Ten, apakah aku benar-benar terlihat gemuk?" Tanya Taeyong membuat Ten menoleh.

"Ya, namun itu bagus karena kini kau tidak seperti tulang yang berjalan." Ledek Ten membuat Taeyong melirik sinis kearahnya.

Ten terkekeh. "Namun aku serius. Kau semakin mempesona sekarang. Hey, apakah ini karena Jaehyun? Dan iniㅡ" Ten tiba-tiba saja memegang perut Taeyong, membuat Taeyong terkejut. "Kau semakin buncit saja. Pasti kau selalu makan banyak karena bahagia."

Taeyong meringis mendengarkan penuturan dari Ten. Sejujurnya, ia belum memberitahu Ten mengenai kehamilannya. Entahlah, ia merasa takut jika ia membicarakannya dan akan dianggap aneh.

Kandungan Taeyong memang baru memasuki dua minggu. Belum kelihatan sebagaimana ibu hamil. Namun Taeyong berfikir, bagaimana reaksi teman-temannya jika saat perutnya sudah membesar?

"Ah, sepertinya kau sudah ditunggu oleh pangeranmu." Bisikan dari Ten membuyarkan lamunan Taeyong.

Taeyong mengerjapkan kedua matanya, lalu memandang kekasihnya yang sudah menunggu disamping mobilnya.

"Baiklah, aku akan ke kelas Johnny. Bye, Taeyong."

Setelah Ten mengatakan hal itu, Ten langsung pergi meninggalkan Taeyong yang kini mulai berjalan kearah Jaehyun yang tersenyum kearahnya.

"Mengapa kau tersenyum?" Tanya Taeyong saat dirinya sudah sampai didepan Jaehyun namun pria Jung itu masih mempertahankan senyumannya.

"Kau terlihat tambah cantik." Pujinya dan langsung mengecup pipi Taeyong dengan cepat membuat empunya terkejut.

"Bodoh." Taeyong memukul keras bahu Jaehyun. "Bagaimana jika ada yang melihat kita?" Bisiknya seraya melirik ke kanan dan ke kiri.

Sepertinya Jaehyun lupa jika orang-orang di kampusnya masihlah beranggapan bahwa mereka adalah saudara.

"Biarlah, toh mereka juga akan mendapatkan kartu undangan dari kita nanti." Jaehyun membuka pintu mobilnya. "Masuklah, ayo kita berkencan."








Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang