Nineteen

34.9K 2.9K 783
                                    

Setelah mengantarkan Ten kerumahnya, baik Taeyong maupun Jaehyun tak ada yang membuka suara. Jaehyun lebih memilih untuk fokus dengan kemudinya, sedangkan Taeyong dengan pikirannya.

Ten menjadi kekasih Johnny?

Taeyong tertawa dalam hati. Memikirkan apa yang sebenarnya ada di dalam pikiran sahabatnya itu hingga mau menerima lelaki brengsek macam Johnny.

"Mungkin mereka telah ditakdirkan bersama, Hyung." Jaehyun membuka suara secara tiba-tiba membuat Taeyong menatap Jaehyun aneh.

Apakah adiknya itu bisa membaca pikiran?

"Sangat terlihat dari wajahmu."

Taeyong semakin terkejut. "Woah, Kau sungguh-sungguh ajaib."



Taeyong kembali menatap jalanan di sekitarnya. Hari mulai malam, dan Taeyong rasanya enggan untuk kembali kerumah.

"Kau bisa menebak isi pikiranku, apakah kau bisa menebak juga apa isi pikiran Johnny? Aku ingin tahu rencana apa yang akan ia lakukan."

Jaehyun hanya melirik hyungnya itu. "Mengapa kau yang pusing disini? Mereka yang menjalankannya kau yang justru memikirkannya."

Taeyong menghela nafas. "Aku hanya tak ingin Ten disakiti lagi." Imbuhnya. Kemudian melirik adiknya yang masih fokus pada jalanan.

"Hey, ngomong-ngomong. Bagaimana hubunganmu dengan Chaeyeon? Apakah ia mengganggumu lagi?"

Jaehyun melirik ke arah Taeyong. "Tidak. Mengapa? Apa kau ingin memakai wig lagi dan berpura-pura menjadi kekasihku jika Chaeyeon kembali menggangguku?"

Taeyong memukul pelan lengan Jaehyun. "Tidak akan dan tidak akan pernah." Taeyong menyenderkan kepalanya di bangku. "Bagaimana jika semua orang tau ya mengenai hubungan kita?" Guman Taeyong namun masih bisa didengar oleh Jaehyun.

"Apa reaksi kedua orang tua kita, Chaeyeon, Ten dan lainnya jika mengetahui hubungan terlarang ini?"

Jaehyun terlihat berfikir. "Berbeda-beda. Jika Ten mungkin akan aman, jika Chaeyeon mungkin ia akan mengamuk dan membunuhmu, jika orang tua kita, mungkin mereka akan membuangmu karena mereka terlalu sayang kepadaku."

Taeyong kembali memukul lengan Jaehyun dan kali ini sedikit keras.

"Kau benar-benar menyebalkan." Racaunya membuat Jaehyun terkekeh.

"Aku tak serius kau tahu. Tapi soalnya Chaeyeon, sepertinya Itu benar karena dia adalah wanita yang sangat mengerikan." Ucap Jaehyun santai.

Taeyong mengiyakannya, namun ia kembali mengingat ucapan Mark mengenai Chaeyeon yang sebenarnya. Membuat dirinya terenyuh.

Bagaimana pun juga, gadis itu memiliki sisi baik. Dan akan selalu ada hal yang mendasar atas semua sikap yang ia tunjukkan, termasuk menjadi gila kepada adiknya ini.





Tak terasa mereka telah sampai di rumah. Kedua orang tuanya sedang pergi terlihat dari sepinya rumah ini. Taeyong langsung berjalan kamarnya diikuti oleh Jaehyun, hingga membuat Taeyong berhenti dan membalikan tubuhnya.

"Mengapa kau mengikutiku?" Tanyanya tajam. Hari ini Taeyong merasa sangat lelah, dan tidur adalah jawaban satu-satunya untuk mengatasi hal ini.

"Tidur denganmu, apalagi." Dengan santai Jaehyun membaringkan tubuhnya membuat Taeyong kesal.

"Hey, tidurlah dikamarmu sendiri. Aku sedang tak ingin bermain-main kau tahu. Aku ingin tidㅡ kyaaa."

Tangan Taeyong ditarik dengan cepat hingga Taeyong terjatuh tepat diatas dada bidang milik adiknya.

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang