Eighteen

37.5K 3.2K 572
                                    

Hello guys!

Sebelumnya aku berterima kasih kepada kalian yang selalu memsupport aku.
Yang selalu memberi vote dan komen, terima kasih guys!

Tapi cuma pengen bilang,
Jangan jutek-jutek atuh komennya. Aku kan jadi takut sama mbanya TT

#ini asli lagi nyindir .g








Enjoy!









Taeyong menguap lebar saat dosen masih saja berceloteh di depan sana. Ia sungguh merasa bosan dan ingin segera melenggang pergi dari tempat ini.

Tuk tuk tuk


Atensinya teralihkan saat mendengar suara tersebut. Dengan segera ia melirik ke arah Ten sahabatnya yang sedang memainkan pulpennya seraya matanya menatap ke arah ponselnya. Taeyong bisa melihat jelas raut wajah kebingungan dari Ten, membuat Taeyong langsung menatap ke arah sahabatnya itu.

"Hey, apa yang sedang terjadi?" Bisiknya. Tentu saja ia tidak memakai suara yang cukup kencang karena tidak ingin menimbulkan kebisingan di kelas.

Ten melirik sekilas ke arah Taeyong sebelum kembali menatap ponsel.

"Johnny mengajakku untuk bertemu."

Taeyong yang mendengar nama Johnny langsung membulatkan kedua mata besarnya. "Johnny? Untuk apa ia mengajakmu bertemu? Untuk menyakitimu lagi?"

Ten menggeleng lemah. "Aku tidak tahu. Namun akhir-akhir ini ia memang selalu mencoba untuk menghubungiku, mencoba untuk bertemu denganku dan meminta maaf berkali-kali. Jujur saja aku tersentuh dengan perlakuannya, akan tetapi kekecewaanku padanya masihlah ada."

Ten menatap Taeyong lakmat, kedua tangannya kini menggenggam erat tangan Taeyong. "apa yang harus aku lakukan?"

Taeyong juga bingung, pasalnya rasa dengki terhadap Johnny masihlah ada.

"Aku tidak tahu, Ten. Tetapi, jika memang kau ingin bertemu dengannya, silahkan saja. Aku akan menemanimu."

Ten tersenyum mendengar jawaban dari sahabatnya. "Terima kasih, sayang. Ah, apakah kita harus berpura-pura lagi dengan dirimu yang menjadi wanita? Agar jika Johnny mulai menjatuhkanku, kau datang dan langsung ku perkenalkan kepadanya bahwa kau adalah kekasihku?"

Wajah Taeyong langsung berubah menjadi datar. "Tidak akan. Lebih baik aku tidak membantumu."

Ten terkekeh, bertepatan pula dengan pelajaran mereka yang berakhir.

"Aku lupa memberitahumu, Johnny mengajakku untuk bertemu sesudah kelas ini." Ucap Ten dengan tangan yang masih fokus pada buku yang ia masukkan ke dalam tas.

"Sekarang? Uhm, baiklah. Ayo kita pergi."

Taeyong dan Ten berjalan beriringan. Sesekali Ten mencelotehnya candaannya yang membuat Taeyong tertawa terbahak-bahak. Mereka terus fokus pada perbincangan hingga mereka tak menyadari bahwa ada seseorang yang juga sedang berjalan ke arah mereka.

Bugh


Taeyong tersungkur. Pasalnya tubuhnya yang kecil baru saja menabrak tubuh seseorang yang berperawakan tegap.

"Kau tidak apa-apa?"

Taeyong menatap seseorang diatasnya yang kini sedang memandangnya khawatir.

"Aku tidak apa-apa." Taeyong menerima uluran tangan orang itu untuk membantunya berdiri.

"Sekali lagi aku minta maaf. Aku tidak melihat jalan tadi." Ucap orang itu.

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang