Twenty Seven

32.8K 3.1K 978
                                    

Lekukan di kedua pipinya sudah muncul sejak matahari baru saja muncul. Kedua matanya tak henti-hentinya menatap memuja wajah mungil yang terlelap didepannya.

Cantik. Satu kata itu yang hanya terlintas dibenaknya.

Bagaimana bulu mata lentik itu saling menyatu, bibir mungil berwarna merah muda yang terbuka sedikit, hidung mancung, dan juga bagian bekas luka yang berada disudut matanya yang justru membuat keindahan itu semakin bertambah.

Jemarinya kini mulai bermain diatas permukaan pipi mulus milik si mungil yang masih terlelap. Mengelusnya pelan sebelum akhirnya ia cubit dengan kencang.

"Unghㅡ"

Jaehyun terkekeh saat melihat Taeyong melenguh dalam tidurnya namun tidak terbangun, justru malah merapatkan tubuhnya ke dada Jaehyun, membuat Jaehyun gemas.

Ya, semalam mereka tidur berdua ditempat tidur rumah sakit milik Jaehyun.

Tidak, semalam mereka tidak melakukan apa-apa. Jaehyun masih tahu diri untuk tidak menyetubuhi kekasihnya ini disaat dirinya sedang sakit. Jadi ia memilih untuk bermain solo meski kesulitan karena satu tangannya diinfus.

Jaehyun melirik kearah jam dinding yang bertengger di arah kanannya. Jam masih menujukkan pukul enam pagi, jadi sangat wajar jika orang-orang belum terbangun seperti Taeyong.

Sedangkan Jaehyun? Entah mengapa dirinya sulit tidur semalam. Pikirannya terus mengatakan bahwa ia harus terus menatap kekasihnya.

Mungkin ia memang sudah gila, namun ia rela kehilangan akalnya jika itu menyangkut Taeyong. Mencintai Taeyong memang benar-benar membuat dirinya kehilangan akal, Jaehyun menyukainya.

"I'm sitting here and wondering, If I'll ever see you again.
And part of me so uncontent, my mind, body and soul so restless,
I need you like the flowers need the rain.

Since you've been gone things ain't the same, And the thought of you, just made me insane, over and over again.

Just like the sun, that shines upon the world.

Like a little child when he speaks his first words, Baby that's how I feel, when I think of you.
But you don't hear me though.

And like a Romeo, make the world to Juliette, And like Caspar and Simpson, on the first day they've met, Baby that's how I feel, when I think of you.
But you don't hear me thougㅡ"*

*Latocha Scott - Crazy Without You.

"Kata siapa aku tidak mendengarnya?"

Jaehyun terkejut, ia menatap kedua mata Taeyong yang sebelumnya terpejam kini mulai terangkat membentuk sebuah pupil yang besar dan indah.

"Kau sudah terbangun? Sejak kapan, hm?" Jemari Jaehyun kembali mengusap-usap pipi Taeyong, membuat Taeyong tersenyum.

"Saat kau mulai bernyanyi, mungkin?" Taeyong mulai merapatkan tubuhnya kearah Jaehyun, menyembunyikan wajahnya di dada Jaehyun. "Ngomong-ngomong, aku baru tahu jika suaramu bagus."

Jaehyun terkekeh. "Tentu saja. Aku akan menyanyikan sebuah lagu saat kita menikah nanti."

Pipi Taeyong bersemu. "Menikah? Itu terdengar aneh ditelingaku."

Jaehyun mengerutkan keningnya. "Aneh? Kau tidak ingin menikah denganku?"

Taeyong merenggut. "Bukan seperti itu. Maksudnya, aku sedikit aneh saat membayangkan aku dan dirimu menikah. Selama hidupku, aku hanya tahu bahwa dirimu adalah adikku, tidak pernah terlintas dibayanganku  diriku dan dirimu akan hidup bersama dengan perikatan yang bernama pernikahan. Jadi, aku sedikit aneh saat kau mengatakan hal itu."

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang