Twenty Five

28.3K 3K 549
                                    

Happy Reading!






"Sial." Dengusan kasar keluar begitu saja saat Jaehyun baru saja membuka kedua matanya dan rasa sakit langsung menyerang kepalanya.

Satu tangan ia gunakan untuk memijat pelan pelipisnya guna meredakan rasa sakit yang bodohnya disebabkan olehnya.

Semalam ia banyak menghabiskan beberapa botol minuman keras hingga akhirnya ia hangover. Bahkan yang Jaehyun ingat semalam adalah Mingyu yang tiba-tiba saja datang dan selebihnya ia tak ingat.

"Semoga aku tak mengatakan hal-hal bodoh pada idiot itu." Ucap Jaehyun dalam hati.

Pasalnya, ia tak ingin rahasia antara dirinya dan Taeyong terbongkar. Karena ia tahu, akibatnya akan fatal seperti sekarang ini.

Mengenai Taeyong, ia belum juga menemukan hyungnya itu. Ia masih tak tahu mengenai motif Taeyong kabur dari rumah.

Apa hanya karena hal ini Taeyong kabur dari rumah?

Lucu, itu tidak mungkin.

Jaehyun tahu bahwa hyungnya itu bukanlah orang yang menjauh dari masalah. Ia adalah pria yang kuat, meski masalahnya terasa berat.

Lalu apa?



Jaehyun beranjak dari tempat tidurnya. Meski rasa sakit dikepalanya masihlah menyerang, namun rasa sakit ditenggorakannya terasa mengganggu.

Biasanya saat sedang seperti ini Taeyong lah yang akan menjaganya dan merawatnya. Namun sekarang? Bahkan segelas air putih di meja nakas saja tak ada.

Jaehyun menghela nafas. Memilih untuk bangkit dan berjalan kearah kamar mandi untuk membasuh wajahnya.

Buruk, wajahnya sangat buruk dengan rambut yang acak-acakan dan kedua mata yang menghitam.

Jaehyun membasuh wajahnya sekilas sebelum akhirnya menyudahi dan mulai membuka seluruh pakaiannya.

Ia harus mandi, karena ia merasa begitu buruk.





Beberapa menit berlalu, akhirnya Jaehyun sudah rapih dengan pakaian santainya. Ia mulai melangkah keluar dan berjalan menuju dapur.

Saat sampai, ia langsung berjalan kearah kulkas dan langsung mengambil sebotol minuman dingin. Jaehyun meneguknya dengan habis tepat setelahnya ibunya datang.

"Jaehyun.."

Suara lirih milik ibunya terdengar. Namun Jaehyun seolah malas untuk menanggapinya dan memilih untuk mengambil beberapa cemilan untuk ia bawa kembali ke dalam kamarnya.

"Dengarkan ibu dahulu.."

Jaehyun masih mengabaikannya. Bahkan Jaehyun sengaja sedikit membanting pintu kulkas agar ibunya tahu betapa marahnya Jaehyun saat ini. Jaehyun jelas marah saat ini kepada kedua orang tuanya. Baginya, orang tuanya seolah tak peduli kepada Taeyong. Buktinya, hanya Jaehyun yang mencarinya, sedangkan kedua orang tuanya tidak. Bukankah mereka adalah orang tua yang biadab?

"Jaehyun, ada yang ingin ibu sampaikan.."

Jaehyun melirik sekilas, kemudian memilih untuk kembali mengabaikan dan berjalan melewati ibunya.

"Ini mengenai Taeyong.." suara ibunya terdengar bergetar, membuat Jaehyun memberhentikan langkahnya untuk mendengar ucapan ibunya selanjutnya.

Kedua bahu ibunya bergetar. Bahkan, dengan pelan ia membalikkan tubuhnya untuk menatap bahu anaknya yang tak ingin menatapnya.

"Ibu tahu kau marah kepada ibu dan juga ayahmu. Tetapi asal kau tahu saja, kami juga mencarinya nak, sama sepertimu."

Jaehyun tak menggubris penuturan ibunya. Baginya, ucapan ibunya hanya bualan semata.

Hyper [JAEYONG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang