BAB 65

995 26 0
                                    

Love is a fragile thing, and some elements in life try to break it. Much damage can be done if we are not in tender hands, caring hands.. – Jeffrey R. Holland

ERIKA berdiri di hadapan taman mini di rumah mereka itu. Dia menyedut udara segar. Bebola matanya menelusuri awan memutih di langit yang biru. Ah.. terlalu banyak nikmat Allah yang disia-siakan ketika melayan amarah terhadap Gibriel.

"Assalamualaikum.." Lembut suara garau serak-serak basah itu menembusi halwa telinga Erika. Erika berpaling perlahan-lahan.

"Waalaikumsalam.." Perlahan sambutan salam itu dijawab. Erika menarik nafas lembut.

Gibriel tersenyum gementar. Langkahnya terhenti di ruang tamu. Erika memerhati wajah dan susuk tubuh Gibriel. Gibriel tampak sedikit susut dari Gibriel yang dikenalinya sebelum ini. Erika memandang lelaki itu dengan perasaan kasih. Dia melangkah perlahan menghampiri lelaki itu.

Gibriel menghela nafas. Erika yang berada di hadapannya kini kelihatan lain. Kelihatan tenang. Buat pertama kali selepas konflik terjadi antara mereka, dia melihat Erika memandangnya menembusi anak mata. Gementar perasaannya.

Jemari Erika memegang jemari kanannya. Gibriel hanya memerhati perbuatan Erika. Dan dia sedikit tersentak saat Erika menyalami dan mengucup belakang telapak tangannya.

"Yin minta maaf. Dari hujung rambut sampai hujung kaki. Maafkan semua kesalahan yang saya buat yang mengecilkan hati awak sepanjang saya menjadi isteri awak.." Gibriel memegang kepala Erika lembut. Mengusapnya perlahan dan menarik tubuh Erika ke dalam pelukannya.

Esakan Erika kedengaran sedih ke telinga Gibriel. Matanya mulai kabur dengan airmata. Perasaan sayu itu menerjah hatinya. Dia sayangkan Erika. Terlalu sayang dan tidak mahu kehilangannya. Bertahun dia menunggu untuk memiliki Erika. Dia tidak akan melepaskan wanita ini dari ikatan perkahwinan ini.

"Saya pun ada silap dalam hal ni, Yin. Jangan salahkan diri sendiri. Saya yang tak peka dengan hidup kita. I take time for granted. I am drowning to sadness. I should talk to you. To the person I loved most. I should spill my emotion.. I am really sorry.. I messed up these time.."

Erika menggeleng laju di dalam pelukan Gibriel itu. Gibriel mengeratkan pelukan. Menyalurkan seluruh kasih sayang pada pelukan itu. Berharap pelukan itu mampu memadamkan segala kehangatan amarah antara mereka berdua.

"The moment we have all these problem was the day we refuse to communicate. Promise me, whatever happens in future, do not stop communicate. Even it is hard, heart breaking or worst.. pleaseee.." Erika merenung lembut anak mata Gibriel. Lengan Gibriel dipegang penuh kasih. Gibriel menganggukkan kepalanya.

"I am sorry. I can't think straight the day I lost my dad. He all I have. I felt like my whole life change upside down and I forgot that I still have you in life. I still have the love of my life. My lovely wife. You are my world and I can't imagine my life without you.."

"Hun, someone's has said this to me.. marriage do have ups and down. Just breathe and convince yourself, why did you marry this guy at the first place.." Gibriel mengangkat keningnya sambil menunggu bicara Erika yang seterusnya.

Erika menyimpul senyum pada Gibriel. "Well, he's right. Why actually I marry you at the first place?"

"And why is it, mademoiselle?"

"I love you, monsieur.. not only for what you are, but for what I am when I am with you.."

"Well.. I thought I was choosing which best for me. And that's why I kept choosing you.. I really love you, madame.." Gibriel menjerit kecil. Erika ketawa suka.

"Danggg! I missed your laugh and your smile, baby.." Gibriel mengucup lembut dahi isterinya. Segala resah berterbangan pergi.

Senyuman Erika melebar. Dia ketawa suka. Ah.. dia lupa beginikah perasaan bahagia? Melihat Gibriel tersenyum dengan lesung pipit yang terserlah. Matanya bersinar.

"Now, monsieur.. do me a favor.."

"Anything.." Gibriel mendepangkan tangannya.

Erika mengukir senyuman paling manis. "Please stay because I want you to be all of my tomorrow.."

"Of courseeeee!!" Gibriel menjerit suka. Erika menutup mulut Gibriel dengan tapak tangannya. Mereka ketawa suka bersama.

"I am sorry for your father lost.. and he told me to be there for you cause everyone has monster inside.. and I am sorry cause I pulled out.." Erika mengusap lengan Gibriel berkali-kali. Lembut dan memujuk.

Mata Gibriel membulat. Tidak percaya. "He did told you?"

Erika mengangguk lembut. "He did hun. He knew already that you will wrecked in emotion and asks me to stay with you.."

Gibriel menarik nafas dalam. Jemari Erika diusap lembut. Penuh kasih. Dia merenung anak mata Erika. "Emm.. about our lost baby.. I don't know that night you've wanted to told me about our own little version of Gibriel and Erika. I truly sorry.." Gibriel memeluk lembut tubuh Erika. Erika menelan liur dan memeluk Gibriel. Kehilangan itu masih terkesan di hatinya tetapi dia tidak mahu perkara itu merosakkan saat indahnya bersama Gibriel sekarang.

"As is I didn't storm off that night.." Kata-kata Gibriel itu seolah kesal.

"Syhhh... we still have a lifetime to makes pretty babies.." Bicara Erika itu membuatkan Gibriel ketawa kecil sambil mengangguk.

"Thanks baby.."

"Well, I don't want to ruin my chance to be the great ketua bidadari for you in heaven.." Bicara itu membuatkan Gibriel ketawa suka.

"We will works towards it to make it to heaven.. Amiin.. I love you.."

"I love you moreeee.." Gibriel melepaskan nafas lega. Rumahtangga mereka kembali pulih. Perkahwinan adalah sesuatu yang sukar tanpa komunikasi. Tentunya mereka harus berusaha untuk menjadi lebih baik.  

Monsieur et Mademoiselle [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang