13. Thunder

184K 16.9K 14.8K
                                    

Setelah acara makan malam bersama disebuah Cafe yang tak jauh dari venue resepsi pernikahan Jung Yunho dan Jessi, Jaehyun pun membawa Taeyong untuk duduk di sebuah halte. Jaehyun bahkan masih enggan untuk pulang kerumah, karena ia tahu, jika Jessi pasti akan tinggal dirumahnya bersama Yunho dan dirinya.

Keduanya duduk di sebuah kursi di halte yang tak jauh dari cafe yang mereka datangi. Keduanya duduk berdampingan, namun tak ada suara yang memecahkan suasana. Keduanya masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Terlebih pada Taeyong sejak tadi menatapi jalan raya bergantian menatap langit yang terlihat merah tanda bahwa akan adanya hujan.



Taeyong sudah lama tak mendengarkan ...




.... bagaimana suara lalu lalang kendaraan di jalan raya

..... orang-orang yang berbicara disekitarnya




....... orang-orang yang tengah sibuk dengan ponselnya



..... kendaraan yang berhenti di pada lintasan lampu merah





Dan ..... bahkan mendengarkan bagaimana angin menerpa pepohonan yang ada ditepi jalan.




Taeyong merindukan itu.



Semenjak pendengarannya tak berfungsi lagi, ia bahkan tak bisa mendengar hembusan angin apalagi bisikan. Taeyong menghela napasnya dan bahkan menikmati angin yang menerpa wajah dan rambutnya.




Jaehyun pun mendengar sebuah helaan napas Taeyong. Jaehyun pun duduk mendekati secara perlahan mencoba untuk duduk lebih dekat dengan Taeyong.






"Hei ..... " Jaehyun menyenggol lengan Taeyong, membuatnya menoleh dan menatap Jaehyun yang saat ini menatapnya dekat.


"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jaehyun.




"Eum .... " Taeyong menggeleng. "Tidak ada. Aku hanya .... hanya menikmati suasana diluar rumah saja. Aku tidak pernah keluar rumah sejak aku masih kecil" ucap Taeyong yang kembali menatap jalan raya. Bola matanya mengikuti kendaraan yang melalu lalang dihadapannya.




Jaehyun sejenak terdiam. Ia teringat akan masa kelam Taeyong saat ia masih kecil. "Kalau begitu bagaimana kalau kita sering jalan keluar rumah?"



"Tidak perlu Tuan Muda .... eumm Hyung. Aku adalah asisten rumah tangga. Aku harus selalu berada dirumah dan bekerja" ucap Taeyong tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya.





"Begitu? Kau tidak ingin jalan-jalan? Kau tidak pernah ke taman bermain walaupun hanya sekali?" Tanya Jaehyun lagi.







Taeyong terdiam saat itu. Dan pada saat itu terdengar sebuah petir dan bunyi guntur yang menjadi tanda bahwa hujan akan turun, membuat Jaehyun takut dan segera memeluk Taeyong.





Taeyong sontak kaget, ketika Jaehyun tiba-tiba memeluknya dengan erat. Taeyong panik ketika kepala Jaehyun saat ini berada di dadanya. Jaehyun memeluk tubuh Taeyong, dan sedikit meremas baju yang Taeyong kenakan.







"H-hyung? Kau kenapa?"




Jaehyun pun segera melepaskan pelukannya dan kembali pasa posisinya. "Eum? T-tidak ... tidak. Aku tidak apa-apa Taeyongie. A-aku baik-baik saja"








"Benar tidak apa-apa hyung?" Tanya Taeyong yang masih ragu pada Jaehyun yang terlihat meremas ujung jas-nya.






Bunyi Petir dan guntur pun terdengar lagi hingga rintik-rintik pun turun membasahi kota. Petir dan guntur pun datang bergantian, membuat Jaehyun sontak memeluk Taeyong seerat mungkin bahkan lebih erat dari sebelumnya.






The Boss [JaeYong] [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang