10. The Truth

192K 18.1K 12.5K
                                    

Sudah 24jam lebih Taeyong tak kunjung membuka matanya. Jaehyun baru saja membuka matanya dan ia melihat ada pergerakan dari kelopak mata Taeyong. Mata bergerak. Pertanda baik.

Jaehyun mengangkat sedikit tubuh dan menumpu badannya dengan lengannya. Ia hanya ingin menunggu Taeyong membuka matanya.

Taeyong perlahan membuka matanya. Samar-samar ia membiarkan cahaya memasuki retina matanya. Bola mata Taeyong bergerak berusaha membuka kelopak matanya lebar-lebar. Jaehyun tidak bisa menyembunyikan senyumnya. Ternyata tidak sia-sia semalam ia berbicara melantur melalang buana entah kemana.

"Taeyong? Taeyongie? Kau sudah sadar?" Jaehyun lupa bahwa Taeyong tidak akan bisa mendengarnya. Jaehyun segera melepaskan alat bantu pernapasan dari wajah Taeyong dan mengusap kepalanya.

"Ngh --" lenguhan pertama Taeyong ketika ia terbangun pagi ini. Ia merasa seluruh tubuhnya remuk kali ini. Ia bahkan lupa apa yang sudah terjadi padanya sebelumnya. Terlalu lelah Taeyong mengingatnya. Kini pandangan Taeyong mengarah pada sosok yang ia kenal. Namun tatapan itu masih terlihat lemah bagi Jaehyun.

I miss that eye. Jaehyun membatin ketika ia melihat lagi salah satu mata biru yang menenangkannya. Jaehyun tersenyum disana, setelah dirasa Taeyong mulai memiliki tenaga, Jaehyun mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu di note.

Kau baik-baik saja? Sudah merasa baik?

Jaehyun menunjukkan note itu. Dan Taeyong membacanya. Taeyong mengangguk.

Kau harus istirahat dan jangan bekerja dulu. Keadaanmu belum membaik.

Itulah yang Jaehyun ketik pada note ponselnya. Taeyong membacanya dan ia pun mengelengkan kepalanya, tanda ia tidak setuju.

Kau tidak perlu bekerja hari ini. Kau harus istirahat. Aku suka bilang pada SoRa untuk tidak mempekerjakanmu dulu. Aku harus pergi. Aku akan menjamin kau baik-baik saja Taeyong.

Lagi-lagi Taeyong menggelengkan kepalanya. Pertanda ia tidak setuju dengan Jaehyun. Jaehyun menghela napasnya dan kembali mengetik note di ponselnya.

Jangan membantahku Taeyong. Aku hanya tidak ingin memperkerjakan asisten rumah tanggaku yang sedang sakit. Jadi tolong ikuti perintahku, beristirahatlah dikamarku dan jangan keluar dari kamar ini. So Ra akan merawatmu. Paham?

Taeyong mengerucutkan bibirnya dan perlahan menganggukkan kepalanya. Taeyong bahkan merasa ada tatapan mengintimidasi dari Jaehyun.

Oh Tuhan, mengapa kau begitu imut? Kau merobohkan pendirianku Lee Taeyong. Jaehyun membatin ketika Taeyong masih saja mengerucutkan bibirnya aka pouty lips.

Jaehyun harus segera pergi, sebelum ia kehilangan kendali dalam dirinya. Jaehyun pun segera bersiap untuk menemui seseorang yang dianggapnya penting. Untuk kali ini.


♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤

09.00 KST

"Maafkan saya Boss Jaehyun, saya terlambat" ucap sosok yang kini telah berkali-kali membungkuk hormat padanya dan merasa bersalah karena telah terlambat dari waktu yang telah disepakati.

Jaehyun kini berada di sebuah cafe miliknya sendiri. Cafe yang bahkan melebihi mewahnya starbucks. Mahal? Hal tersebut tidak perlu dipertanyakan lagi.


"Duduklah, Hyung Jin-ssi" singkat Jaehyun.

Ya sosok itu adalah Hyung Jin. Lee Hyung Jin. Paman Lee Taeyong yang menjual Taeyong pada keluarga Jung. Hyung Jin pun duduk berhadapan dengan Jaehyun dan menatap wajah datar Jaehyun yang sepertinya memang mengintimidasi dirinya.















The Boss [JaeYong] [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang