Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"pagi banget, Bang" ucap Sinbi tidak jelas dengan mulut yang menguap lebar.
Minhyun melirik Sinbi sekilas. "jam setengah enam kita janji berangkat. Jadi, sebelum itu semuanya harus udah ngumpul di kampus dan siap-siapin barang kelompok yang masih di titip di sekre"
"tapi, ini masih jam empat, astaga... KURANG PAGI!"
Minhyun berdecak, sedikit menutup telinga kala Sinbi tiba-tiba berteriak.
"gue semalem ketiduran, jadi ini barang banyak yang belum kepacking. Lu, sih! Segala ngga mau bantuin gue!" ujar Minhyun, tangannya masih sibuk menjubel bawaannya ke dalam tas ransel besar.
"lah, ogah banget! Di kasih apaan emang kalau Mbi bantuin!"
"ya lo dapat pahala, lah"
Sinbi mendengus, pusing banget liat abangnya yang udah sradak-sruduk di pagi buta begini. Tapi, mau bantuin juga masih males. Mager banget deh, sumpah! Daritadi Sinbi cuma rebahan merhatiin abangnya dari sofa ruang tamu.
"jadi, Mbi sebulan ditinggalin sendiri, nih?"
"ngga juga, kok. Kita masih dapet hari libur di weekend. Gue usahain deh sempet jengukin lo tiap minggu" jawab Minhyun dengan suara yang semakin samar, kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi.
Sesaat kemudian, Minhyun kembali muncul, dengan membawa alat-alat mandi pribadinya. Mengangkat ransel besarnya ke atas sofa single, di samping sofa panjang yang Sinbi tiduri.
"bang?"
"hm?"
"gue mau ke Jakarta... boleh, ya?" pinta Sinbi pelan.
Minhyun mengerutkan keningnya, terlalu tiba-tiba permintaan adiknya ini.
"tunggu gue balik"
"lama banget, dong!"
"atau kalau gue pulang pas jengukin lo? Di minggu pertama, deh!" tawar Minhyun. Sinbi cemberut.
"Kak Hoseok katanya mau nganterin dan nemenin Mbi kesana" lapor Sinbi, mengingat tawaran Hoseok tempo hari.
"yaudah, kalau sama Bang Hoseok mah gue percayain" ujar Minhyun enteng. Seketika Sinbi tersenyum sumringah. Rasa kantuknya seakan tiba-tiba enyah entah kemana.
