28 - unexpected

127 22 14
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sudah tiga hari Sinbi menjalani hari-hari di Jakarta. Kemarin Minhyun juga memutuskan untuk menyusulnya kemari, menghabiskan hari libur di minggu pertamanya dari magang di Cileksa—desa pelosok yang menjadi lokasi praktiknya kini.

Hari berlalu terlalu cepat, di satu sisi Sinbi belum ingin kembali ke rumah barunya, tapi ia tidak bisa berbohong juga kalau ia rindu dengan suasana di Bandung.

Iya, hanya suasana... dan mungkin keramahan orang-orang disana juga. Oh, oke dengan tetangga seberang rumahnya jangan dilupakan.

Sinbi berdehem menghalau segala pikirannya pada sosok lelaki yang belakangan ini selalu menemani hari-harinya. Sinbi bukan terlalu naif untuk tidak menyadari bagaimana sikap Hoseok selama ini terhadapnya, hanya saja ia tidak ingin berspekulasi sendiri dulu.

Teringat dengan perkataan Jungwoo tempo hari dan beberapa ucapan kawan-kawannya saat berkumpul kemarin, sedikit banyaknya Sinbi jadi bisa mengambil kesimpulan sendiri. Tapi, lagi-lagi Sinbi menghalau semua itu. Ia tidak mau terlalu percaya diri dan malah membuat Hoseok malah ilfeel padanya nanti.

Sinbi merebahkan tubuhnya di atas kasur, saat tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Menengok, didapatinya sang mama berjalan menghampirinya dengan Minhyun yang ikut memunculkan diri di daun pintu.

"mama mau nganter abang, mau ikut gak?" tanya Tiffany.

"loh, ini masih pagi, abang udah mau balik?" Sinbi malah balik bertanya dengan alis tertaut tanda tidak setuju.

"jam sebelas tuh udah siang, perawan!" jawab Minhyun malas.

"belum jam dua belas tuh masih pagi!" balas Sinbi cepat, tidak mau kalah.

Tiffany yang menjadi saksi kedua anaknya kembali saling berdebat hal tidak penting pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"sampai sana kan abang harus dapat cukup istirahat dulu, Mbi. Besok jadwal magangnya penuh lagi" ucap Tiffany berusaha melerai, sebelum Minhyun kembali membuka suara yang bisa-bisa membuat Sinbi malah semakin tidak mau kalah.

Minhyun menjentikkan jari mengiyakan ucapan Tiffany, hingga terdengar suara petikan nyaring. Sedangkan Sinbi hanya merotasikan mata malas, ia lantas kembali terduduk dan punggungnya dibawa bersandar pada tembok.

"Mbi di rumah aja, deh. Lagi males keluar" putusnya kemudian.

Tiffany pun mengangguk, lalu menepuk lengan anak gadisnya beberapa kali. "mama tinggal dulu, ya"

«✔»️ fall for you || sinhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang