33 - the invitation

103 23 8
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Sinbi senang sekali hari ini. Karena Hoseok dengan kepekaannya membuat Sinbi merasa seperti sangat disayangi. Tadinya, Sinbi bahkan tidak terlalu mengharapkan pemuda yang lebih tua empat tahun darinya itu akan mengajak pergi makan siang bersama.

Tetapi, kejadian tadi pagi cukup membuatnya senang tidak karuan. Hanya diberi perhatian seperti tadi saja Sinbi sampai tersenyum-senyum hingga pipinya pegal dan mulutnya terasa kram. Hoseok memang pengertian melebihi sosok abangnya, Hwang Minhyun.

Namun, sekarang perasaannya berubah tidak sesemangat dan sesenang tadi. Pasalnya, waktu kini sudah menunjuk pukul dua tepat, tapi Sinbi belum mendapatkan kabar apapun dari Hoseok. Padahal, sudah sedari tadi Sinbi sengaja tidak melepas ponsel dari genggaman barang sedetik pun.

Sinbi menghela napas lelah, Hoseok telat mengabarinya selama satu jam. Cukup membuat dirinya khawatir sesungguhnya, tapi ia berusaha berpikiran positif terhadap apapun yang sedang Hoseok lakukan di kampus. Barangkali, ada pergeseran kelas, atau ada sedikit problem dengan jadwalnya hari ini? Sinbi tidak tau, lagipula banyak hal dan kemungkinan lain yang bisa saja terjadi.

Setelah merasa bosan dengan menatapi ponsel yang tidak menghasilkan apapun, Sinbi akhirnya memutuskan untuk meninggalkannya. Ia berjalan menuju balkon untuk mencari udara segar. Ia butuh angin alam untuk menenangkan pikiran dan perasaannya.

Sinbi berdiri menghadap jendela besar yang memantulkan penampakan dirinya disana, lalu tersenyum miris.

"percuma lo dandan rapi, Mbi" ucapnya sembari menggelengkan kepala.

Sinbi lantas melepas bandana berwarna ungu tua—pemberian papanya sebelum pergi bertugas—dari kepalanya. Lalu menyugar rambut bob-nya, yang beberapa hari lalu baru ia pangkas habis dari sepinggang sampai batas leher.

Hampir sepuluh menit lamanya Sinbi menikmati angin panas namun sejuk siang hari ini, ia pun melangkahkan kaki kembali masuk ke kamarnya.

Setelah mengganti baju dengan kaos merah polos dan celana tidur, serta menghapus make up yang tadi sengaja ia kenakan agar tampil sempurna pada kencan kesekiannya dengan Hoseok, Sinbi beralih menuju kasur dan mengecek ponselnya sekilas.

Alisnya mengernyit kesal ketika mendapati beberapa panggilan tak terjawab dan beberapa pesan masuk di aplikasi whatsapp-nya dari nomor orang yang ditungguinya sedari tadi.

Dengan perasaan kesal yang semakin besar, Sinbi mengabaikan pesan yang belum dibaca dan panggilan yang terus diterimanya begitu saja. Meletakkan ponselnya di atas nakas, Sinbi berguling ke pojok kasur dengan memeluk guling dan membenamkam wajahnya disana.

Tidak, Sinbi tidak menangis. Dia bukan tipe orang baperan yang kalau tidak atau telat diberi kabar akan ngambek. Tapi, cukup ingat bahwa Sinbi adalah orang yang disiplin dan tepat waktu, ia tentu tidak suka dengan orang yang lupa dengan janjinya. Singkatnya, ia kecewa pada Hoseok.

«✔»️ fall for you || sinhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang