21 - Jung siblings

233 41 6
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Pak, turun sini aja, Pak!" ucap Yerin pada supir taksi yang mengantar dirinya pulang. "makasih ya, Pak!"

"sama-sama, Dek!"

Setelah Yerin memberi beberapa lembar uang pada sang supir, ia segera turun dan berjalan pelan sampai ke rumahnya.

Memang, Yerin meminta diturunkan tidak sampai tepat di depan gerbang rumahnya tadi. Karena jika begitu, kemungkinan akan ketahuan lebih besar daripada ia berjalan mengendap-endap bagai maling seperti saat ini.

Setibanya di depan gerbang tinggi milik rumahnya, ia pun membuka kuncian dengan perlahan. Syukurlah tidak di gembok dari dalam. Lega Yerin.

Yerin mengintip ke dalam lewat jendela, memantau apakah dirinya aman untuk masuk sekarang. Namun, baru saja ia menghela napas lega, ponsel di dalam saku bomber hitamnya berdering cukup nyaring—mengingat suasana komplek pagi ini sungguh sangat hening.

"siapa sih, anjim!" rutuk Yerin, mengambil ponsel dengan kilat dari saku bomber, kemudian merejectnya tanpa melirik sedikit pun siapa gerangan yang menghubunginya pagi buta—menurutnya—seperti ini.

Setelah meyakini keadaan masih aman, ia pun lanjut berjalan menuju pintu besar berwarna caramel itu. Sambil memantau sekeliling, Yerin mulai mendorong perlahan pintu besar dihadapannya. Sedikit mengernyit karena pintu itu sempat berdecit, Yerin pun melompat masuk kemudian menutupnya lagi.

Naas. Saat kakinya melangkah menaiki tangga, lagi-lagi iPhone 11-nya itu berbunyi.

Sialan! siapa, sih! Batinnya menjerit kesal.

Sumpah! Yerin pengen nangis aja, deh. Kalau begini, bisa-bisa kan Hoseok mendengar lalu memergoki dirinya dengan mudah.

Dengan tangan bergetar, Yerin meraih ponselnya dan kembali memencet tombol reject. Tanpa beranjak seinchi pun, ia membuka kuncian layar ponselnya. Ia sungguh sudah pasrah seandainya ketahuan setelah ini. Lagipula, tak ada guna lagi jika dirinya lari bersembunyi.

"Minhyun?" gumam Yerin. Kepalanya spontan berputar ke kiri, menatap rumah di seberangnya lewat jendela besar samping pintu.

Setelah akhirnya mengetahui siapa yang misscall dirinya pagi-pagi begini, Yerin segera menghubungi balik oknum yang mengganggu aksi 'penyelamatan dirinya' itu.

"lo liat gue, ya?" tanya Yerin to the point.

"iya, lo ngapain ngendap-ngendap kayak maling begitu, sih?!" balas Minhyun. "untung gue ngenalin lo! Kalau ngga gue udah teriak maling kali daritadi!"

«✔»️ fall for you || sinhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang