Chapter 29 | Salah paham

21.8K 1.4K 20
                                    

Don't forget to,

✉✉✉

★★★

Brak!!

Kean, memukul dengan kencang meja kerjanya. Tangannya mengepal, napasnya memburu hebat.

Kean tidak tahu kenapa, adegan beberapa jam lalu membuat emosinya sampai tersulut seperti ini. Fatimah, gadis itu benar-benar membuat Kean muak. Kean bahkan merasa jijik untuk melihat wanita itu sekarang. Gadis yang awalnya Kean kira sebagai gadis lugu, tidak seperti kebanyakan gadis lainnya, ternyata tidak jauh berbeda dengan gadis lain yang selama ini ia tahu. Lihat, Fatimah bahkan tak segan-segan berkhianat di belakang Kean, dan di depan sepupunya sendiri, Adrian?

Kean tidak tahu kenapa, ia merasa jika ia benar-benar dikhianati oleh Fatimah. Kean pikir, gadis berkerudung seperti Fatimah benar-bener memiliki harga mahal untuk didekati oleh laki-laki, tapi nyatanya? Kerudung hanya dijadikan alat penutup kemunafikan oleh gadis sepertinya. Selama ini Kean membebaskan Fatimah dari jangkauannya, karena ia yakin jika Fatimah tidak akan berbuat sampai sejauh itu. Awalnya Kean pikir, gadis seperti Fatimah paham akan kewajiban dan batasan-batasan yang harus ia patuhi untuk ukuran seorang istri. Terlebih, Islam mengingatkan, jika ketika menikah, Suami merupakan tolak ukur surga atau neraka seorang istri, dengan kata lain, hak suami berada di atas hak apapun. Dan Kean berhak memiliki Fatimah, karena Fatimah istrinya, namun Fatimah seolah tuli akan hal itu.

"Kean?"

Kean diam, namun diamnya ia gunakan untuk menahan emosinya yang sudah hendak meledak. Kean tahu, sejak tadi Fatimah berdiri di belakangnya, tepat di ambang pintu. Namun, ia tak ingin menghiraukannya selagi Fatimah masih belum memulai topik pembicaraan.

"Kean, aku-"

"Pergi," ucap Kean dengan nada tajam. Fatimah yang awalnya sudah berjalan mendekat ke arah Kean, sontak langsung menghentikan langkahnya ketika ia mendengar usiran dari Kean. "Tapi..." Fatimah menundukkan kepalanya sambil berkali-kali meneguk salivanya. Kean, kembali menakutkan baginya saat ini. Bohong jika dulu Fatimah mengatakan pada Kellan jika ia tidak takut pada Kean, karena nyatanya Kean menjadi sumber ketakutannya saat ini.

Banyak hal yang Fatimah takutkan dari Kean; takut akan Kean yang meninggalkannya, takut jika suatu saat Kean membencinya, dan takut jika Kean tak mau membuka hati untuknya. Dalam hal cinta, kenapa Fatimah rasa selalu ia yang harus berjuang untuk Kean?

Fatimah mengangkatkan kepalanya dengan perlahan, ketika ia mendengar suara kaki yang sedikit demi sedikit mulai mendekat ke arahnya. Fatimah mengangkatkan kepalanya, dan mendapati Kean yang ternyata sudah berdiri di hadapannya dengan ekspresi datarnya. Fatimah mengalihkan tatapannya, ia tidak bisa menerima kenyataan ketika Kean harus menatapnya dengan tatapan sepereti itu, seolah-olah mengisyaratkan jika Fatimah adalah orang asing bagi Kean. Walaupun kenyataannya memang begitu.

"Katakan padaku, sudah berapa lama kau bersamanya?" tanya Kean sambil menatap datar Fatimah.

Fatimah diam, tidak tahu harus menjawab apa. "A-aku.."

Kean tak merespon apapun, pria yang kini hanya mengenakkan kemeja berwarna biru tua dengan bagian tangan yang dilipat hingga siku itu hanya menatap Fatimah dengan senyum sinis yang kini menghiasi wajah tampannya. "Baguslah, kemarin kau mengatakan jika kau mencintaiku, dan hari ini aku melihat kau berpelukan dengan seorang pria?" tanya Kean seolah tak percaya.

Pure Love [Sudah Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang