"Tugas oh tugas, gua benci elu!!! " ucap Kia frustasi.
Sedari sore ia hanya berkutat dengan tugas sematawayangnya itu. Hanya satu mata pelajaran sih, tapi disetiap soal memiliki lebih dari 5 pokok permasalahan yang harus dikerjakan.
Sejenak ia menghentikan aktifitasnya, dan mengarahkan pandangannya pada jendela kamar yang kini terbuka lebar.
"Dia itu nyata ga sih?" monolog Kia.
"tatapan matanya, benar benar sulit diartikan" gumam Kia.
Ntah kenapa Kia kembali teringat oleh laki laki itu.
Laki laki yang suka sekali muncul dimalam hari.Kia melanjutkan tugasnya dalam kondisi yang mengantuk, beberapa kali ia hampir memejamkan kedua matanya.
"kalau kamu lelah, tidurlah. Aku akan menemanimu"
Wait!!
Dia datang. Iqbal datang lagi.
Merasa kehadiran orang lain didalam kamarnya, Refleks Kia membuka utuh pandangan matanya.
"gua kayak denger suara cowo" gumam Kia.
"I'm here." balas Iqbal, yang kini sudah duduk dipinggi ranjang Kia.
"luuu!!" ucap Kia kaget, dan segera menutup mulutnya. Agar tidak terdengar oleh mamanya.
Melihat tingkah Kia seperti itu, Iqbal hanya melemparkan senyumannya.
Ia merasa itu adalah tindakan konyol."kenapa lu masuk kamar gua?? Keluarr.. " ucap Kia
"I Miss You" balas Iqbal
"hh.. Dia ini ngga waras atau gimana sih?? " batin Kia.
"aku waras kok. Dan jangan lupakan,aku bisa tau semua isi pikiran kamu"balas Iqbal.
"hhhhss.. Nyebelin, sana keluar." Ucap Kia.
"aku ngga bakal ganggu kok, lanjutin aja belajarnya" lanjut Iqbal.
Segera Kia bangkit dari meja belajarnya, karena ia merasa jengah dengan tindakan Iqbal itu.
Kia berjalan menuju ranjangnya, agar mempermudah menarik laki laki itu pergi dari sana.
Jujur saja, jika ada orang lain yang memasuki kamarnya. Ia merasa risih!
"pergii.. Atau gua bakal teriak. " ucap Kia sambil menarik lengan kiri Iqbal.
Namun dengan sekali tarikan Iqbal, Kia kini sukses terjatuh diatas tubuh Iqbal.
Kia menatap lekat mata Iqbal.
Tatapan mata itu yang selalu ia pikirkan belakangan ini.
"Aku juga menyukai matamu" ujar Iqbal
Kia merutuki dirinya sendiri, seharusnya ia tidak memikirkan hal itu untuk saat ini. Karena Iqbal tentu bisa dengan mudah membaca pikirannya.
Ketika Kia hendak bangkit dari posisi yang kurang mengenakan itu, justru tangan Iqbal menahan punggung Kia.
Iqbal membalikkan posisi, sekarang Kia yang berada di bawah Iqbal.
"apa kamu sedang menyukai seseorang? " tanya Iqbal. Masih dalam posisi yang sama
Bukannya menjawab, Kia malah berusaha memberontak dalam posisinya kini.
Iqbal benar benar mengunci pergerakan Kia dibawahnya.
"sssttt.. Aku ngga bakal main kasar, jadi cukup jawab pertanyaanku" ucap Iqbal sambil menatap mata tajam mata Kia.
Kia hanya membalas pertanyaan Iqbal dengan gelengan kepalanya.
Karena jarak mereka kini sangat dekat, Maka dari itu Kia cukup dibuat tegang oleh Iqbal.
Jantungnya pun kini memompa lebih cepat dari biasanya.
"Good, kamu milikku" ucap Iqbal.
"gua bukan milik siapa siapa! Gua milik nyokap bokap gua, bukan milik elu! " balas Kia, setelah sukses mendorong tubuh Iqbal dan jatuh ke sisi kanannya.
Kia menatap tajam mata Iqbal, karena ia merasa kesal atas perbuatan Iqbal padanya.
Sementara itu Iqbal hanya menatap langit langit kamar Kia.
"aku kesepian. Mau ikut denganku?" ucap Iqbal.
"hh.." kia membuang kasar napasnya.
"hei tuan yang tidak tau sopan santun. Saya ini masih sibuk dengan tugas tugas kuliah saya, dan juga sekarang saya lelah, saya mau tidur" ucap Kia.
Iqbal menatap kearah Kia, lagi lagi ia menyunggingkan smirk diwajahnya.
"mau tidur? Mau tidur sendiri? Atau mau aku tidurkan? " tanya Iqbal
"Dasar mesum, Sana keluar dari kamar gua" balas Kia sambil menepatkan satu bantal dalam dekapannya.
"ikutlah denganku malam ini, aku akan mengantarkanmu pulang tepat tengah malam" ucap Iqbal.
"gamau, bisa aja lu orang jahat. Ntar lu jual gua lagi" balas Kia.
"aku juga bingung. Sebenarnya aku ini orang jahat atau orang baik" ucap Iqbal.
"aku telah banyak menghisap darah manusia, walaupun mereka tidak sampai meninggal" lanjut Iqbal
Refleks Kia menelan ludahnya, karena ketakutan.
"its okay, aku ngga bakal menghisap darahmu Nona. " balas Iqbal.
Terdengar Kia menghembuskan lega napasnya, ketika mendengar ucapan Iqbal.
"maksudku, aku ngga bakal menghisap darahmu sampai habis." lanjut Iqbal.
Segera Kia bangkit dari posisinya, dan melemparkan bantal yang tadi berada didekapannya pada Iqbal.
"dasar Vampire ga tau diri! Sebelum lu bunuh gua, gua bakal bunuh lu duluan." ucap Kia sambil mencari cara cara membunuh Vampire di Internet.
"percuma saja, kamu ngga bakal bisa membunuhku. " ucap Iqbal santai.
"ahh.. Dapat. Liat aja, gua bakal musnahin elu dari muka bumi ini." ucap Kia, kemudian ia pergi dari kamarnya.
Kia menuju dapur, dan mengutak atik isi bahan bahan memasak.
Ia mencari bawang putih!
"ketemu!!" ucap Kia.
"apa kamu kira hanya dengan bawang putih, aku bisa mati? " tanya Iqbal yang kini tiba tiba sudah ada di belakang Kia.
Seketika Kia membalikkan tubuhnya, dan melemparkan bawang putih itu pada Iqbal.
Jangan tanya reaksi Iqbal bagaimana.
Ia terlihat biasa biasa saja. Bawang putih itu tidak berguna sama sekali.
"seharusnya kamu gunakan bawang putih itu untuk memasak" ucap Iqbal
Kia yang ketakutan, kini meraih pisau dapur sebagai tameng terakhirnya.
"lu taukan ini apa? Lu bisa mati ditangan gua malam ini juga, jadi pergi sana! " ancam Kia.
Lagi lagi Iqbal hanya melemparkan senyumannya.
Dan setelahnya ia menarik sedikit kemejanya, dan memperlihatkan area perutnya.
Disana terdapat luka tembakan.
"see?? Aku bahkan sebelumnya pernah mendapatkan luka ini, pada saat aku dihadang oleh berandalan. " ucap Iqbal santai.
Sejenak Kia berpikir, jika luka tembakan saja ia masih bisa selamat. Lalu apakabar dengan pisau yang saat ini berada ditangannya?
"ikutlah denganku" lagi lagi Iqbal mengatakan kalimat itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Stupid In Love - M. Iqbal
Vampire⏳Sick Enough To Die⏳ 'cause I've drowned in you 💌 kalian akan bisa melihatku hanya pada waktu malam hari. . . menyadari keberadaanku mungkin? . . rate 17+ ⚠ 02 November 2018 16 Januari 2019 Saka__ SpearB_