[39] mess

1.1K 137 8
                                    

Seoul dengan segala kesibukannya. Aku berani bersumpah, berdiri di tempat sibuk ini pun aku masih sempat-sempatnya memikirkan dan merindukanmu. Aku tak habis pikir dengan diriku sendiri. Semula aku tak pernah seperti ini, tapi setelah mengenalmu aku merasa diriku berantakan. I'm a mess. Dan itu karena kamu.

Kau merusak segalanya, hari-hariku porak-poranda, hancur tak karuan karenamu. Pikiran ku kacau karena memikir kan mu. Dan aku benci harus mengatakan ini, aku benci harus mengungkapkannya didepan mu.

"Cuacanya mendung ya, heran aja dengan cuaca kayak gini mereka masih bisa sesibuk itu diluar rumah"

"Kok diem aja ming? Ada masalah?" lamunan ku buyar karena Jisoo mengusik ku. Aku menatapnya heran, tak memperhatikan apa yang ia bicarakan sebelumnya. Dia menghela nafas, seperti nya dia sudah cukup jengah melihatku yang entah sejak kapan menjadi seperti ini. Berantakan.

"Akhir-akhir ini aku mulai merasa lelah mengajak mu bicara, karena tak ditanggapi" sindirnya, kulihat tangan nya mengaduk kopi espresso nya menggunakan sendok kecil---dengan wajah tak berselera nya.

"Maaf soo, aku bukan mengabaikanmu. Hanya saja masalah di kantor akhir-akhir ini membuatku enggan untuk berbicara" bohong ku padanya. Maafkan aku Jisoo.

"Ada apa?" tanya Jisoo kembali, entah dia tau aku berbohong atau bagaimana.

"Emm..bukan kah kemarin baru saja Seokmin melamarmu?" tanyaku, untuk mengalihkan pembicaraan sebab aku tak tau harus berbohong dengan kata-kata apa lagi. Mata Jisoo berbinar, aku tau itu binar kebahagiaan dan kebanggaan, pipinya bersemu merah saat aku bertanya seperti itu.

Dan aku iri dengan mereka. Jisoo dan Seokmin.

Sampai kapanpun kisah cintaku dengan kisah cinta Jisoo memang tidak bisa disamakan.

-----
"Jadi kau tau aku disini?" aku mengangguk semangat saat lelaki didepanku ini bertanya.

"Oh ayolah Minghao, untuk apa?"

"Maksudmu? Untuk apa apanya, Jun?" aku benar-benar tidak mengerti maksud Jun--ya, lelaki didepan ku ini, Wen Jun Hui namanya. Perjalanan Korea-London benar-benar membuatku lelah dan hingga akhirnya konsentrasi pun butuh usaha.

"Untuk apa kau mencariku dan bahkan menyusul ku kesini?" tanya nya. Suara itu yang aku rindukan. Tapi tatapan nya sekarang sama sekali tidak menunjukkan kesenangan nya dengan keberadaan ku disini.

"Kenapa? Aku rindu denganmu. Memangnya aku tidak boleh mencari tau tentang keberadaan mu? 8 bulan kau menghilang Jun. Aku mencari tapi baru sekarang aku menemukanmu" jelasku panjang lebar, aku tau pasti wajah ku saat ini memerah, karena jujur saja aku malu mengungkapkannya didepan Junhui.

Junhui menghela nafas berat lantas membuang muka kearah lain. Perasaan ku saja atau memang benar Junhui berubah?

Katakan padaku jika kamu punya masalah, Jun. Seperti dulu. Tak ada yang kau tutupi dariku.

"Aku tidak hilang, Ming. Dan seharusnya kau tak perlu mencari tau tentang keberadaan ku" ia bangkit tanpa mempedulikan aku yang sudah lebih dulu menjatuhkan air mata saat kata-kata itu yang aku dapatkan setelah 8 bulan aku mencarinya.

.

Aku tak pernah berpikir bagaimana jika aku harus kehilangan Junhui yang hangat dan ceria seperti dulu. Sehingga sekarang ini aku benar-benar terkejut dan tak percaya yang aku temukan setelah pencarian 8 bulan justru malah Junhui yang dingin, cuek, dan serius.

Ternyata waktu yang cukup singkat sudah banyak merubah Junhui-ku.

London. Tak jauh berbeda dengan Seoul, hiruk-pikuk nya. Kesibukannya. Kebisingannya. Aku memutuskan untuk tinggal disini selama beberapa bulan dengan menyewa apartemen kecil yang cukup untuk diriku sendiri. Demi menunggu Junhui-ku kembali.

THE 8 OF JUN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang