[53] Mimpi?

922 124 18
                                    

Edisi dibuang sayang 😪

💫💫💫

Minghao mengerjapkan matanya saat merasakan penerangan dari cahaya lampu mulai mengusik tidurnya. Mata cantik itu mulai terbuka sempurna, dan mulai menyadari dirinya kini sedang berada di tempat yang sangat asing baginya. Ini bukan kamarnya yang dipenuhi berbagai macam miniatur tokoh super hero marvel. Sangat jelas di kamar ini tak ada miniatur kesayangan miliknya, hanya ada dua lemari besar, dua meja nakas, lampu tidur, meja rias, kursi rias, satu set sofa merah dan beberapa pajangan ruang yang tentu saja bukan selera Minghao. Oh! Serta ranjang king size yang diatasnya ditaburkan banyak bunga mawar merah..

Tunggu, apa?!

Mawar merah?

Minghao reflek merubah posisi menjadi duduk saat tangannya menyentuh bunga-bunga itu, dan menyadari ia memang tertidur diatas bunga-bunga yang sepertinya sengaja ditaburkan di ranjang itu.

Minghao bingung, sungguh. Ia yakin 100% bahwa 2 jam yang lalu ia tertidur di kamarnya, bukan di kamar ini yang lebih mirip dengan kamar pengantin.

Apa?? Kamar pengantin??

Yang benar saja Minghao tidur di kamar pengantin. Lagipula ini kamar siapa, Minghao juga tidak tau.

Plak!

"Awww..." Pemuda manis itu menampar pipinya sendiri mencoba memastikan bahwa ia sedang bermimpi atau tidak. Minghao mengusap pipi kanannya yang memerah akibat tamparannya sendiri, dan sedikit merintih, sakit.

"Oh, kamu sudah bangun, sayang?" Suara bariton itu hampir saja membuat Minghao memekik kaget. Dilihatnya seorang pria tampan yang baru saja meletakkan segelas air mineral dimeja nakas, lantas berjalan kearahnya dengan senyum yang menawan.

Minghao memiringkan kepalanya bingung, menatap lelaki yang kini berdiri tepat di depannya dengan tatapan heran bercampur tak suka, sebab panggilannya tadi.

Apa-apaan orang ini, kenal saja tidak! Masa dia seenak jidat memanggilku sayang! --Xu Minghao.

Keterkejutannya masih berlanjut dan semakin-makin saat dengan santainya lelaki itu mencium kening Minghao dan setelahnya mengusak surai si manis.

Minghao terpaku. Ia hanya diam, masih mencerna kejadian yang terjadi saat ini.

"Kkk, bagaimana bisa kamu tertidur di acara spesial kita, sayang?" ucap lelaki itu, sedikit terkekeh ia mendudukkan dirinya di sisi sempit Minghao, kebetulan Minghao terduduk di pinggir ranjang dengan kaki yang masih selonjor bebas.

"Huh?"

"Hari spesial kita sayang, kau lupa? Hari ini kita merayakan anniversary pernikahan kita yang ke 6 tahun. Kita mengadakan acara makan malam, yang dihadiri sahabat-sahabat kita, kau sendiri kan yang meminta izin kepadaku untuk merayakannya kecil-kecilan. Tapi kau malah tertidur di ruang makan bahkan saat tamu kita masih ada disana."

Minghao membelalak sempurna.

PERNIKAHAN?? 6 TAHUN, KATANYA??

Sumpah kepala Minghao mendadak pusing sekarang, memikirkan apa yang terjadi. Siapa orang didepannya ini? Ia berkata seolah-olah mereka memang benar-benar pernah menikah di masa lalu. Tapi, menikah bagaimana? Satu tahun lalu Minghao baru saja berhasil lulus dari universitas dan baru 8 bulan ia bekerja sebagai seorang fashion writer. Lagipula Minghao masih lajang, jangankan menikah untuk pacaran saja pemuda manis itu tidak sempat!

Dan sekarang apa?

"Hey, sayang..kamu melamun, hm? Kenapa?" belaian lembut dikepalanya berhasil membuat lamunannya buyar. Lelaki itu mengusap kembali kepala Minghao dengan sangat lembut, bahkan menatap si manis dengan intens namun meneduhkan.

THE 8 OF JUN ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang