Prolog

23.1K 1.4K 15
                                    

Hollaaa!!

Jadwal update saya dulu memang Senin dan Kamis. Untuk saat ini saya berusaha memenuhi jadwal yang sama. Tapi nggak bisa janji bakal rajin sesuai harinya ya. Karena kebetulan saya sedang kurang fit. Takutnya nanti molor. Tolong doanya aja ya supaya lancar project TRAPPED kali ini. Aamiin.

Jangan lupa vote dan commennya. Thankyou!

***

Caca menggerutu tidak jelas menyadari kepalanya yang terasa ringan. Samar-samar ia sadar ini adalah akibat dari minuman yang tadi ia teguk.

Jangan lagi tertipu oleh warna! Caca berusaha memeringati dirinya sendiri. Minuman itu tadi terlihat begitu cantik karena warnanya yang merupakan campuran pink dengan gradasi hijau.

Rasanya pun manis dan beraroma sedap, membuat Caca yang memang kehausan segera meneguknya dengan rakus. Kini ia berjalan sempoyongan mencari kamarnya. Ugh, papah dan mamah akan mencekikku kalau tahu!

Langkahnya kini menelusuri lorong dan sampai pada beberapa pintu berjejer. Setelah menoleh ke kanan dan ke kiri, akhirnya ia membuka salah satu pintu. Terkunci.

Caca mengerukan kening heran. Lalu beralih ke pintu di seberangnya. Kali ini terbuka dengan mudah. Langkahnya baru melewati pintu ketika sebuah tangan meraih pinggangnya.

"Hmm ... siapa ini?" Suara berat itu terdengar sama mabuknya dengan Caca, tapi gadis itu segera mengenalinya.

"Baumu wangi." Pria itu menyurukkan hidungnya ke tengkuk Caca, dan gadis itu menyadari bahwa pria ini jelas lebih mabuk daripada dirinya sendiri.

Tangan itu besar dan hangat, menelusuri dengan lembut kulit Caca yang tubuhnya dibalut gaun shifon selutut. Tubuh Caca bergelenyar merasakan sensasi yang baru pertama kali baginya.

Ada sentuhan basah di tengkuknya yang menjalar ke telinga. Kemudian digantikan dengan kecupan-kecupan kecil dan diarahkan menuju bibirnya. Caca mulai sadar apa yang terjadi dan berusaha mendorongnya menjauh.

Namun percuma, tenaga pria itu lebih besar darinya. Dan ketika mulut pria itu akhirnya memerangkap bibir Caca, gadis itu segera kehilangan daya. Ciuman itu begitu nikmat, ia tidak pernah mengira berciuman bisa menimbulkan rasa yang begitu memabukkan seperti ini.

Dengan setiap cumbuan, bajunya dilucuti. Caca tidak tahu kapan tepatnya ia dibawa ke tempat tidur, ketika kesadarannya pulih adalah ketika sebuah tusukan menyakitkan memasuki kewanitaannya.

"Aakkh!" pekik Caca kesakitan.

"Kau ... sempit sekali." Pria itu terengah, berusaha mendesak lebih dalam. "Astaga, kau ... nikmat sekali." Tangan pria itu meremas bokong Caca, sementara pinggulnya mulai memompa penuh gairah.

Caca tidak tahu berapa lama ia menangis kesakitan, ketika rasa tercabik itu mulai mereda dan tubuhnya mulai terbiasa, ia menggeliat karena rasa asing yang membingungkan indranya. Hingga sesaat kemudian ia merasa seakan meledak, pinggulnya terangkat karena sensasi itu. Begitu menyakitkan, namun anehnya juga memuaskan dan indah.

"Giliranku, Sayang," geram pria itu. Dan Caca merasakan kejantanan pria itu membesar sebelum akhirnya meledak dalam dirinya. Ia bisa merasakan cairan hangat mengalir dan bersaing dengan miliknya sendiri.

Pria itu menciuminya penuh hasrat. "Besok, kita lakukan lagi. Sekarang ... aku benar-benar lelah. Kau luar biasa," ucap pria itu sebelum akhirnya rebah di samping Caca.

Detik jam yang berdetak. Suara angin yang samar-samar melewati jendela, membawa hawa dingin yang perlahan membuat kesadaran Caca kembali. Ia berusaha melawan kabut yang menghalangi kesadarannya sejak tadi.

Aku ... apa yang kulakukan? Seharusnya aku menghentikannya!

Caca perlahan bangkit untuk duduk. Ini pasti karena minuman sialan itu!

Tapi Caca tahu ia membohongi dirinya sendiri. Karena ia masih cukup sadar, sehingga harusnya mampu untuk menghentikan dan bukannya justru terhanyut hanya karena ciuman. Sedangkan pria itu bahkan tidak tahu siapa Caca karena ruangan yang gelap ini.

Caca tahu ia mengidolakan pria itu sejak dulu. Dan rasa itu ditahannya agar tidak berkembang lebih jauh, terutama sejak tahu bahwa kakaknya dan pria itu bersahabat.

Dan sekarang ... semuanya hancur.

Caca bergegas memunguti dan memakai bajunya. Tertatihmeninggalkan kamar, berharap kesalahan satu malam ini akan menjadi rahasia yangia bawa sampai mati. 


TRAPPED (The PLAYERS 3 - REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang