Beat 4

14.3K 1.3K 82
                                    

Holaaa.

Sekedar pengingat, sebaiknya tambahkan TRAPPED ke reading list kalian agar tidak ketinggalan update nya yah.

Jangan lupa vote & commentnya ^^

*************************************************************************************

"Kita nggak perlu menikah," tukas Caca tegas. Aku harus menghentikan semua ini sebelum terlambat.

Pria itu mengabaikan ucapannya dan malah menarik Caca memasuki mobil. "Kalau nggak nikah, terus gimana?" tanya Dewa begitu sudah duduk di balik kemudi.

"Aku bisa tinggal di luar negeri. Untuk sementara aku bisa ikut sama saudaraku di Australia. Nanti dilihat di sana bagaimana aturan hukum untuk anak yang lahir tanpa pernikahan. Kalau repot, sebelum melahirkan aku bisa pindah cari negara lain yang aturannya lebih ringan," jelas Caca. Ia sudah memikirkan rencana ini. Walau belum pasti, tapi ia sudah memiliki garis besar untuk jalan yang harus ia tempuh selanjutnya. Dan semua jalan itu tanpa Dewa di dalamnya.

Dewa melirik sekilas pada Caca sebelum menatap kembali ke arah jalanan. Sebuah senyum samar bermain di bibirnya. "Dan kamu kira aku akan biarin kamu bawa anak kita pergi gitu aja?"

Caca menunduk memikirkan hal ini. "Kalau Kak Dewa mau, sesekali aku bisa pulang ke Indonesia. Saat itu nanti Kakak bisa tengok bayi ini. Atau mungkin pas Kakak ke luar negeri, mungkin kalau ada waktu Kakak boleh mengunjungi kami."

Kali ini Dewa menghentikan mobil dan menatap lurus pada Caca. Senyum yang tersungging kali ini bukan lagi senyum geli, melainkan senyum menantang. "Coba aja kalau kamu pikir bisa lari dariku. Kalian milikku sekarang."

Caca mengerjap menatapnya. Dadanya berdegup kencang mendapati sikap posesif pria itu.

***

Dewi Atmawijaya pastilah punya bakat event organizer terpendam. Setelah Caca dan Dewa kembali dari makan siang (dengan Caca yang menghabiskan dua mangkuk bakso dan satu kelapa muda utuh, ditambah satu gelas teh hangat), Dewi sudah mondar mandir menghubungi kembali semua vendor yang ia pakai untuk pernikahan Alliya dulu.

"Om saya udah pesan tiket pesawat. Nanti malam mereka sampai di Jakarta. Paling lambat besok keluarga saya akan datang untuk melamar resmi. Ada permintaan khusus untuk seserahan lamaran?" tanya Dewa kepada kedua orang tua Caca.

Papah dan kakaknya masih memandang dengan tatapan ingin membunuh, sehingga Caca lebih mengkhawatirkan nasib pria di sebelahnya dibandingkan urusan seserahan.

"Ca?" Kali ini Dewa mengarahkan pertanyaan khusus kepada calon istrinya itu. Caca menggeleng singkat sebagai jawaban.

"Udahan pegangannya! Emang adek gue buta lo pegangi terus. Sini, Ca!" Mike segera meraih tangan Caca dari genggaman Dewa. Membuat wanita itu tersadar sedari tadi tangannya digandeng. Wajah Caca segera memerah karena fakta itu.

Baru beberapa langkah, Caca melepaskan diri dari Mike dan berlari ke kamar mandi yang terletak tidak jauh dari ruang tengah. Dewa segera menyusulnya dengan panik. "Ca?"

Ia bisa mendengar Caca yang sedang muntah-muntah, dan menunggu sampai pintu kamar mandi dibuka. Begitu Caca keluar, Dewa segera meraih bahunya dan memijat lembut. "Makanan yang tadi keluar semua?" tanyanya khawatir.

Caca menggeleng. "Nggak sih, kayaknya. Tapi lumayan."

"Ck. Gara-gara perbuatan Lo ini!" geram Mike memelototi Dewa. Dalam situasi sekarang, mungkin kalau terjadi hujan badai sekalipun, bagi Mike semuanya karena Dewa.

TRAPPED (The PLAYERS 3 - REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang