Beat 3

14.6K 1.3K 55
                                    

Hai. Hari ini saya update sedikit lebih awal ya. Happy reading! :*

***

Caca terbangun dari tidurnya dalam keadaan lapar. Dan masih menginginkan kelapa muda.

"Tiga bulan?" Suara kakaknya, Mike terdengar sampai ke kamar Caca. "Tiga bulan?" Suara itu kembali terdengar, namun kali ini lebih dipelankan. Caca mendekat ke pintu dan membukanya sedikit demi bisa menguping.

"Yang tiga bulan lalu nikah kan aku sama Al, kenapa Caca yang hamil?" Pertanyaan itu terdengar tolol, tapi sayangnya benar.

Tentu saja. Tiga bulan. Hanya satu kali dan langsung jadi.

Caca mengelus perutnya yang masih datar. Apa yang harus mamah lakukan, Nak?

Caca mulai mengabsen sanak saudara yang ia kenal di luar negeri. Memiliki anak di luar nikah selama masih tinggal di Indonesia sepertinya berat. Terlalu banyak gunjingan, dan resiko terbesarnya kalau Caca jadi terpaksa menikah hanya demi mencarikan ayah demi bayinya.

Terutama karena ayah kandungnya tidak boleh tahu kalau bayi ini ada. Caca tidak berani membayangkan kalau pria itu sampai tahu. Kemungkinan besar dia akan jijik. Marah. Benci.

Caca memejamkan mata sambil kembali menutup pintu kamar lalu duduk di tempat tidur. Ia perlu memikirkan cara untuk makan tanpa perlu bertemu dengan kakak-kakaknya. Saat ini Caca sungguh tidak berminat untuk diwawancarai tentang kehamilannya.

Suara-suara seperti mobil yang mendadak berhenti di depan rumahnya kembali menarik perhatian Caca.

"Rama? Kalian semua juga ikutan balik?" Suara Al menyambut mereka.

"Sory, boleh gue ketemu Caca?" Suara itu seketika membuat jantung Caca seakan berdetak dua kali lebih cepat.

"Gue tahu Al tadi nggak sengaja buat kalian tahu keadaan Caca. Tapi bisa tolong balik nanti lagi buat jenguk Caca? Dia lagi istirahat sekarang," ucap Mike.

"Gue akan tunggu sampai dia bangun. Ada yang perlu gue pastiin."

Ucapan itu membuat Caca mulai panik. Nggak. Nggak mungkin dia tahu.

"Dewa? Sory, ada perlu apa ya sampai kamu begitu ingin ketemu Caca?" Suara itu milik mamahnya, dan Caca semakin kalut.

Hening sesaat di luar yang membuat Caca bertanya-tanya apa sebabnya. Ia memutuskan untuk berdiri, mencoba menguping karena mungkin suaranya tidak sampai ke kamarnya yang tertutup.

"BRENGSEK LO!" Hardikan itu disusul suara pukulan. Kemudian keributan semakin menjadi karena sepertinya Mike kalap dan menghajar Dewa.

"Berhenti!" Entah kapan tepatnya ketika Caca akhirnya tanpa sadar keluar kamar dan membuat semua perhatian terarah kepadanya.

"Ehem ... ada apa sih ini?" Ia berpura-pura memasang wajah bingung terbaiknya. Dewa segera bangkit dari posisinya yang tadi jatuh terduduk.

Caca terkejut mendapati sebelah wajahnya mulai menunjukkan tanda memar yang pertanda ada yang melukai Dewa bahkan sebelum Mike memukulnya. Pukulan Mike mungkin penyebab bercak darah yang terlihat di sudut bibir Dewa.

Dewa mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menunjukannya tepat di hadapan Caca. "Kamu kenal benda ini?"

Tubuh Caca mendingin seketika. Lidahnya kelu, tidak tahu ingin menjawab apa. Berbohonglah, Ca!

Namun sebelum sempat kebohongan apapun ia ucapkan, mamahnya lebih dulu bersuara. "Itu mirip anting yang mamah beliin buat kamu pas pernikahannya Al kemarin deh, Ca."

TRAPPED (The PLAYERS 3 - REPOST)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang