Hyunjin tinggal sendiri di rumahnya. Bundanya tinggal di daerah pinggiran, bekerja di kampung nelayan sebagai penjual ikan segar. Hyunjin ingin sekali ikut bundanya. Tapi bundanya melarang, karena bundanya pengen hyunjin dapet pendidikan yang bagus. Ayahnya yang seorang nelayan, meninggal karena kapalnya ditelan ombak.
Hyunjin mematut dirinya di depan cermin, bersiap ke sekolah pagi ini. Hyunjin menunduk memegangi kepalanya.
"Kenapa lagi sih ini ? Kepala gue sakit banget," hyunjin memejamkan matanya menahan nyeri. Hingga cairan kental merah menetes dari lubang hidungnya."Darah ?" Diusap hidungnya dengan tissue.
"Kenapa sih kepala gue sering banget sakit, mimisan pula,"Tok ....tok....tok
"Hyunjin, buka pintunya. Ini gue,"
"Ha, kak changbin ngapain ke sini," gumam hyunjin. Yang kemudian segera membersihkan bekas mimisannya. Hyunjin berlari membuka pintu.
"Udah siap ? Ayo berangkat," ajak changbin.
"Kak Bin kok repot-repot jemput ?"
"Gue khawatir lo kenapa-napa," changbin begitu mengkhawatirkan hyunjin sejak dia pingsan beberapa hari yang lalu di sekolah.
"Tenang. Hyunjin ga sakit ya. Kak Bin ga perlu-,"
"Stop ! Ga ada penolakan. Mendingan sekarang lo ambil tas, trus kita berangkat," hyunjin langsung memutar badan mengambil tas nya.
"Hyunjin !""E-eh...iya kak kenapa ?"
"Gausah panggil kakak. Panggil gue changbin aja. Gausah canggung, kita bisa ngobrol pake lo gue. Gue berasa tua lo panggil kakak,"
"Tapi-
"Gue ga suka penolakan !"
"I-ya kak,. Eh, changbin maksud gue, hehe," hyunjin nyengir trus lari ke kamar ambil tas nya.
Changbin bersandar di pintu. Hingga akhirnya hyunjin datang dengan membawa tas sekolahnya.
"Udah nih, ayo Bin,"
"Hyunjin, bentar," Changbin mendekatkan wajahnya ke arah Hyunjin. Hyunjin refleks memundurkan wajahnya.
"Ke-kenap-pa ?"
"Bener mata gue,"
"Ada apa, Bin ?"
"Lo sakit kan ?"
"Ah...itu...ga kok. Gu-gue sehat,"
"Wajah lo pucet," tangan Changbin mengusap bawah hidung hyunjin.
"Lo habis mimisan lagi, ini bekas darah belum bersih,""Aahh...itu pasti karena gue kecapekan karena kerja paruh waktu gue,"
"Ga usah sekolah. Gue anter ke dokter,"
"Ga perlu Bin. Gue cuma sedikit capek, ntar juga ilang,"
"Makanya Lo itu ga usah terlalu banyak kerja paruh waktu, gue bisa bantuin lo kalo soal duit,"
"Gue ga mau belas kasihan orang lain. Gue lebih suka usaha sendiri, daripada hasil minta cuma-cuma,"
Sayangnya..... gue pengen Lo anggep gue, bukan sebagai orang lain Jin - changbin
"OK...tapi sekali lagi gue liat lo sakit dan mimisan lagi, gue bakal bawa paksa lo ke dokter, dan nyuruh lo buat ngurangin jadwal kerja lo,"
"Iya-iya. Iiihh, jangan bawel dong changbin ntar lo ga tinggi-tinggi,,hehehehe" ucap Hyunjin dengan cengirannya.
Changbin udah natap hyunjin sambil masang muka bete. Eh yang ditatap malah ngakak sampe terkentut-kentut. Wangi kok kentut hyunjin. Aigoo......
Lucu banget sih lo, makin suka gue - batin changbin.
Di depan sekolah hyunjin.
Seorang pria berjaket dan berkacamata hitam, bertopi, dan mengenakan masker tengah bersandar di mobilnya sambil mengamati murid yang berjalan ke arah gerbang. Mobilnya terparkir tepat di seberang gerbang. Hingga akhirnya pandangannya terpaku pada seorang murid yang keluar dari mobil warna hitam.
"Bin, lain kali ga perlu jemput-jemput gue lagi ya. Gue ga mau ngerepotin lo,"
"Gapapa Jin. Gue seneng kok, ga ngerasa lo repotin,"
"Tapi kan-,"
"Udah yok masuk kelas,"
Hyunjin hendak beranjak meninggalkan parkiran, HP nya bergetar.
"Duluan aja Bin, gue angkat telfon dulu,""Yaudah, gue tungguin,"
Diambil hp nya dari saku celananya.
Hyunjin terkejut refleks menutup mulutnya.
Orang yang sudah tidak menghubunginya hampir sebulan tiba-tiba menelfonnya.
Kak Brian❤️❤️ is calling.....
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️
Fanfiction"Ini," "Kamu lagi ?" "Iya. Lap air mata sama ingus kamu, takut ketelen," "makasih," Start : 04/11/18 End : 15/02/19