Day6 beristirahat di backstage. Acara fanmeeting telah selesai.
"Woaahhh....lo gila beneran," ucap Sungjin.
"Betul kata Sungjin Hyung, lo gila parah" imbuh Dowoon.
"Gue cuma ga mau ngorbanin kalian. Ini semua mimpi kita yang udah kita rangkai dari kita trainee kan. Kita bangun mimpi kita sama-sama. Sekarang kita udah sampai tahap sekarang, gue ga akan ngehancurin semuanya,"
"Tapi soal hubungan lo gimana ?" Tanya Wonpil.
"Nanti gue bicarain sama hyunjin," jawab Brian sambil melirik Jae. Jae hanya tersenyum remeh dan memilih pergi.
"Lah itu si Jae mau kemana ? Kok ga bilang," tanya Sungjin.
"Tau deh tuh. Akhir-akhir ini sensitif banget. Dowoon, kenapa tuh si Jae ?" jawab Wonpil.
Dowoon hanya menggendikkan bahunya, "Ga tau juga hyung,"
Brian hanya menghela nafasnya.
.
.
.
.
.
.Hyunjin menangis mendengar pernyataan Brian. Kenapa rasanya sakit sekali. Resiko yang harus dia terima karena mempunyai kekasih seorang idol. Dia menyadari ini kesalahannya kenapa harus menerima cinta Brian padahal dia tahu kalo yang dia takutkan suatu saat pasti terjadi. Dan terjadi lah sekarang. Yang bisa dia lakukan, hanya menangis.
"Kenapa hati gue sakit banget...hiks...gue juga yang salah, kenapa harus cinta sama lo kak, hiks..." hyunjin terus memegangi dadanya.
"Gue tahu, gue cuma jadi penghalang mimpi lo kak. Gue...hiks...gue cuma jadi beban buat masa depan lo,"
Changbin mengontrol wajah dan emosinya sebelum masuk ke ruangan hyunjin. Changbin tidak ingin hyunjin tahu semuanya. Tapi terlambat. Saat changbin masuk, hyunjin sudah menangis. Changbin pun segera memeluk hyunjin. Bahkan changbin pun ikut menangis.
"Hyunjin...."
"Bin,"
"Udah. Gue tahu lo nangis kenapa. Ga usah lo tahan. Nangis aja di pelukan gue,"
"Gu-gue....hiks.....sakiitt bin...sakitt...hiks..hiks..."
"Gue paham, Jin. Gue janji bakal bikin lo bahagia," air mata Changbin pun menetes.
Flashback on
"Ya dia adalah salah satu fans saya. Kita tidak sengaja bertemu di danau itu. Dia menyapa saya dan mengatakan bahwa dia adalah penggemar day6. Kemudian dia juga mengatakan bahwa dia pernah datang ke fansign kami. Tentu saja saya bahagia jika bertemu dengan penggemar day6. Dan kemudian dia meminta sebuah pelukan dan foto. Tanpa berpikir panjang, saya mengiyakan permintaan tersebut. Semua itu murni karena rasa cinta saya terhadap kalian para penggemar day6. Tapi ternyata, ada oknum-oknum yang menyebarkan foto dan rumor tanpa menanyakan kebenarannya lebih dahulu,"
Flashback off
"Lo fokus aja sama kesembuhan lo hyunjin. Jangan pikirkan apapun. Gue bakal selalu ada di samping lo," Changbin terus mengusap punggung hyunjin.
"Makasih ya Bin. Lo selalu ada buat gue,"
"Udah kewajiban gue buat selalu ada di samping orang yang gue sayang,"
"Bin,"
"Iya gue tahu, Lo cintanya sama kak Brian bukan sama gue. Gue ga maksain apapun. Tapi plis, jangan larang gue buat sayang dan perhatian sama lo hyunjin,"
"Maafin gue, bin. Hiks.."
"Yang perlu lo tahu, masih ada orang yang tulus sayang sama Lo. Jadi lo harus berjuang buat sembuh. Ok,"
Hyunjin mengangguk. Pelukan changbin benar-benar membuat hatinya sedikit lebih baik.
"Tolong Bin....Biarin gini dulu," Hyunjin memejamkan matanya dan menyamankan diri di pelukan Changbin.
"Iya. Pelukan gue selalu ada khusus buat lo, Jin,"
Kenapa hyunjin harus cinta sama cowok kayak lo sih ? - changbin.
"Sung, jengukin hyunjin ke rumah sakit yok," ajak felix
"Iya. Abis pulang sekolah kita jenguk si jebleh,"
"Sepi gue ga ada si hyunjin,"
"Dia sebenarnya sakit apa sih," tanya Jisung.
"Gue juga ga ngerti, changbin ga bilang,"
Jisung menyenderkan punggungnya," Perasaan gue ga enak Lix,"
"Eh Lix, lo liat berita kemaren pas kak Brian klarifikasi masalah foto itu ?"
"Iya, gue nonton. Anjing parah, gue bisa emosi. Nyaris aja tipi nya gue ancurin, untung emak gue keburu dateng. Ga jadi gue ancurin deh," ucap Felix dengan emosi berapi-api.
"Kenapa ga jadi ?"
"Emak gue nangis kalo tipinya ancur, ntar emak ga bisa nonton dangdut academy,"
Jisung manggut-manggut, "Gimana kalo hyunjin tahu ya ?"
"Yang pasti dia bakal down banget,"
Jisung menatap foto hyunjin di hp nya.
"Gue ga rela tawa sahabat gue berubah jadi air mata gara-gara disakitin tuh cowok," ucap Jisung.
.
.
.
.
.
.Brian menatap dirinya di cermin. Bohong jika dia tidak sedih dan sakit hati atas keputusannya. Menyesal ? Ya pasti. Bayangan-bayangan hyunjin yang tertawa, yang menggelayut manja di lengannya terus memenuhi pikirannya. Tapi semua sudah dia putuskan. Dia hanya tinggal melanjutkan apa yang telah dia putuskan.
Brian masuk ke kamarnya. Brian memandangi sosok Jae yang duduk bersandar di tempat tidur. Jae tak menghiraukan kehadiran Brian. Brian mengambil kaos di lemari dan memakainya.
"Masih marah sama gue ?"
"Gue minta maaf Jae,""Hmm,"
"Jae, sampai kapan lo mau diem kayak gini ?"
"Jae ! Gue ngomong sama lo !"
Jae menatap Brian,"Trus lo pengen gue ngapain ?"
"Jangan bikin semua tambah rumit. Lo pikir gue ga sedih ? Lo pikir gue nyaman ? Lo pikir gue seneng ?"
"Brian..dengerin gue ! Sebelum lo mikir sakit hati lo, lo pikir dulu berapa hati yang lo sakitin !" Jae melangkah pergi meninggalkan Brian.
"Jae !"
Jae tidak menggubrisnya dan berlalu meninggalkan Brian.
"Aaarrggghhhh, kenapa si jadi serumit ini !" Brian mengacak rambutnya frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️
Fanfiction"Ini," "Kamu lagi ?" "Iya. Lap air mata sama ingus kamu, takut ketelen," "makasih," Start : 04/11/18 End : 15/02/19