23

593 86 6
                                    

"Sung, kayaknya aku pulang aja deh," bisik Felix pada Jisung.

"Lho kenapa ?"

"Takutnya gue ganggu waktu lo sama kak Minho. Kalian kan pasti pengen romantis-romantisan pasca acara tadi,"

"Aduhaii sayang....udah kamu di sini aja. Ga usah kemana-mana,"

Minho yang mendengar hak tersebut pun menoleh, "Udah Lix, gapapa. Lagian ada sepupu gue juga di sini. Siapa tahu lo suka,"

"Nah tu Lix, dengerin. Kak Minho aja ganteng, pasti sepupunya juga..........lebih ganteng," ucap jisung sambil nyengir ke arah Minho.

"Hmm...gitu ya kamu,"

"Hehehe....bagi Icung, kak Minho yang paling ganteng deh," Jisung menggelayut manja di lengan Minho.

"Santai aja Lix. Lo ntar tidur aja sama kakak sepupu gue. Ntar ya gue panggilin,"

"Iya kak," felix pasrah aja, emang dasarnya terong cabe jalapenyo.

"Hyung ! Hyung....woyyy....budeg...sini bentar !" Panggil Minho.

Yang dipanggil dateng cuma pake lilitan handuk di pinggangnya dengan rambut basah dan sedikit berantakan. Jisung udah mau ngeces aja, si Felix idungnya udah kembang kempis.

"Apaan sih ? Gue ga budek kali," tanya Woojin kesal.

"Gue bawain temen buat Lo. Sapa tau jodoh," ucap Minho sambil menunjuk Felix dengan dagunya.

"Woojin," woojin mengulurkan tangannya.

"Felix," felix pun membalas uluran tangan woojin.

"Manis...imut juga," ucap Woojin.

"Makasih kak," kata felix malu-malu (in)

"Ekhem....Jisung," jisung mengulurkan tangannya.

"Oh, woojin," woojin membalas uluran tangan jisung cepat kemudian beralih menatap Felix lagi.

"Jisung...masuk kamar kakak ya,mandi trus ganti baju," perintah Minho.

"Iya kak,"

"Hyung, Felix tidur kamar lo aja ya. Sekalian pinjemin baju," ucap Minho.

"E-eh..gausah gapapa. Felix pulang aja,"

"No, you have to stay here. Ayo aku antar ke kamar sekalian mandi, ntar bajunya gue siapin," saut Woojin.

"Hyung juga jangan lupa pake baju. Aurat diumbar-umbar," ucap Minho.

"Biarin. Badan gue kan bagus,"

Minho memutar bola matanya malas, "Terserah hyung, gue mo nyusulin Jisung mandi,"

"Ayo Lix," Woojin menarik tangan Felix. Felix hanya pasrah mengikuti Woojin dengan hati yang dag dig dug.











..........



















Changbin dengan telaten merawat hyunjin di rumah sakit. Bahkan Changbin rela membolos sekolah. Hyunjin rewel pengen pulang, tapi kondisinya makin hari makin ringkih. Bahkan efek kemoterapi yang terus dilakukan hyunjin mulai amat menyiksa tubuhnya. Tapi bagi Changbin, hyunjin tetaplah cantik dan mempesona.

Hyunjin terlelap bersandar di dada Changbin. Begitu lelap tidurnya. Wajahnya terlihat lelah dengan peluh keringat di dahinya. Diusapnya lembut keringat hyunjin.

"Nak Changbin, apa ga capek ? Hyunjin ditidurin di kasurnya saja,"

"Gapapa Bunda. Lagian kasian hyunjin, keliatan capek banget. Biarin gini aja dulu, Bunda,"

"Makasih ya Nak, kamu begitu baik pada hyunjin,"

"Saya....sangat mencintai hyunjin, Bun. Apapun akan saya lakukan demi hyunjin," ucap Changbin mantap.

Pipi tirus hyunjin terus dielus lembut, "Karena hyunjin......., cinta pertama saya," Changbin tersenyum dan mencium pucuk kepala hyunjin.
"Kamu pasti sembuh hyunjin,"

"Bunda takut, Nak. Kalo seandainya hyunjin ga bisa sembuh gimana,"

"Changbin yakin hyunjin akan baik-baik saja Bunda. Saya yakin,"

Tiba-tiba hyunjin terlihat gelisah dalam tidurnya. Dahinya berkerut namun matanya tetap terpejam. Changbin yang menyadarinya segera menyamankan hyunjin ke pelukannya. Ditepuk-tepuknya pelan lengan hyunjin, sambil diusapnya lembut surai hyunjin.

"Mimpi buruk ya,"

"Akan kubuatkan mimpi indah untuk tidurmu hyunjin. Kumintakan pada Tuhan untuk selalu menyisipkan mimpi indah dalam setiap lelapmu,"












.
.
.
.
.
.















Malam telah larut. Namun sepasang mata belum enggan buat terpejam. Gelisah dirasakan. Rasa bersalah, rasa rindu, itu yang kini Brian rasakan. Duduk, baring, miring, duduk, baring, miring, gitu aja terus sampe JYPE pindah ke Solo. Mau ga mau Jae yang tiduran diranjang sebelahnya pun menghampiri Brian.

"Kenapa sih ? Mikirin apa ?"

"Eh kok lo belum tidur Jae ?"

"Ditanya malah nanya balik. Yaudah gue tidur duluan,"

"Gue kangen sama hyunjin. Gue emang sayang sama dia, lebih tepatnya gue ngerasa bersalah,"

"Kenapa lo gak nemuin dia buat minta maaf secara langsung ?"

"Emang dia bakal mau maafin gue ?"

"Hyunjin baik. Walaupun gue ga kenal sama dia, tapi gue lihat dia tipe orang pemaaf, hangat, baik. Bahkan gue sempet mikir kok dia bisa mau sama cowok brengsek macem lo," ucap Jae  savage.

"Iya lo bener. Harusnya gue beruntung dan bersyukur dapetin hyunjin. Tapi malah gue yang nyakitin dia dan gue sendiri yang akhirnya nyesel,"

"Tapi lo juga keren kok, lo masih mau mikirin kita temen-temen lo, DAY6,"

"Gue pengen ketemu hyunjin. Tapi kayaknya ga sekarang. Gue ga mau nyusahin hyunjin lagi. Kemaren aja dia udah diamuk,"

"Iya, Bri. Harusnya lo aja yang diamuk kemaren,"

"Lo aja deh yang ngamuk ke gue Jae," ucap Brian dengan senyum menggoda.

"Dasar kau ini ! Udah ah, gue mau tidur,"

"Tidur kasur gue aja Jae,"

"Absolutely, No !"


Brian mengambil ponselnya, mengirimkan pesan malam pada cintanya yang kini sudah dia lepaskan.

To : Hyunjinnie

Malam Hyunjin,

semoga hyunjin selalu bahagia dan baik-baik saja
Kakak sayang sama hyunjin
Walaupun sekarang hubungan kita ga kayak dulu, tapi kakak tetep peduli sama kamu

Good Night, Nice dream,























Ting !

1 new message received

"Brengsek !"
"Lo ga akan pernah gue biarin deketin hyunjin lagi !"

SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang