Changbin sampai di tempat Brian. Tidak ada rasa marah lagi dalam hatinya.
"Ada apa nyari gue ?" tanya Brian setelah membuka pintunya, tanpa mempersilakan changbin untuk masuk.
"Gue cuma mau nyerahin ini,"
Brian sedikit terkejut, "Cincin ini ? Kenapa bisa ada sama Lo ?"
"Hyunjin nyuruh gue buat ngasih ini ke lo,"
"Hyunjin yang nyuruh ?"
"Iya. Kalo lo mau ketemu hyunjin, ikut gue sekarang,"
"Tunggu. Maksudnya apa ini ?"
"Kalo lo mau tahu, ambil kunci mobil lo. Ikut gue," ucap Changbin kemudian berlalu.
Brian langsung masuk mengambil kunci mobil dan mengikuti Changbin. Menyisakan tanda tanya besar dalam kepalanya.
Hingga mobilnya memasuki tempat yang dituju."Rumah Duka ? Ada apa ini sebenernya ? Gak, gak mungkin !" Brian keluar dari mobil langsung menghampiri Changbin.
"Maksud lo apa ngajak gue kesini ? Lo bilang mau ngajak gue ketemu hyunjin," Changbin tidak menjawab. Ekspresi wajahnya benar-benar lesu.
Minho pun menengahi, "Lo mau ketemu hyunjin kan ? Masuk aja,"
Brian pun masuk ke dalam. Seakan kakinya lemah untuk berpijak, langitnya terasa runtuh. Melihat foto seseorang yang dicintainya tertawa bahagia terpajang dengan rangkaian bunga. Didekati peti mati itu, dan terlihat wajah cantik yang kini tlah beristirahat dengan damai.
"H-hyun-hyunjin....Ini gak mungkin, ini gak mungkin," Brian jatuh terduduk. Tangannya terus memukuli dadanya yang terasa sesak.
"Hiks....hyunjiiiinnnnn......hiks.....astagaaaaaaaaaaaa....... hyunjiiiinnnn," isakan Brian terdengar parau.
Changbin menepuk bahu Brian, "Gue juga ngerasa ga percaya kalo Hyunjin yang periang ternyata udah ga ada lagi. Sama. Gue sakit, sakit banget...Dada gue sesak ! Gue iri sama lo ! Lo punya lebih banyak waktu sama hyunjin daripada gue. Tapi karena kebrengsekan lo, lo malah nyia-nyiain hal yang gue mau," ucap Changbin dengan air mata yang terus mengalir di kedua pipinya.
Brian tak berkata apapun. Dia sibuk menangis menyesali segalanya. Tangannya mencengkeram erat dada kirinya. Menyadari betapa bodoh dirinya selama ini.
"Hyunjin sakit kanker otak, dia ngelarang gue buat ngasih tahu lo. Dia ga mau bikin lo khawatir. Dia pengen lo fokus sama karir lo. Dan saat lo mengakhiri semuanya saat itu, hyunjin dirawat di rumah sakit berjuang ngelawan sakitnya. Itu karena dia begitu mencintai lo. Dia nangis, dia sakit, dia sedih, tapi dia ga mau ngasih tahu lo,"
"Maafin kakak, hyunjin. Maafin kakak.....hiks," Brian menangis menyesali segala yang telah terjadi. Andai dia mau berkorban untuk hyunjin, andai dia menemani setiap sakit hyunjin. Tapi takdir telah memutuskan segalanya.
Changbin berjalan menghampiri jasad kekasihnya.Dikecupnya dahi hyunjin lama.
"I love you, hwang hyunjin. Beristirahatlah dengan tenang, sayang,""Hyunjin !!!!" Peluh membasahi tubuhnya. Mimpi buruk yang sering mengganggu tidurnya.
"Hyunjin......" Changbin mengacak rambutnya frustasi. Mimpi itu lagi,"Changbin menoleh pria yang tidur di sampingnya. Jantungnya berdegup kencang setiap memimpikan hal yang sama.
Changbin mengulas senyum, saat pria yang disampingnya membuka mata.
"Mimpi buruk lagi, hmm ?"
"Mimpi yang sama,"
"Udah 4 tahun, Bin. Lo harus bisa move on. Oke, lo masih mencintai hyunjin. Tapi inget, hidup lo tetep mesti jalan,"
"Iya, Ho. Gue tahu,"
"Gue mau mandi. Mau ngurus pernikahan gue sama Jisung. Atau seenggaknya lo nyoba buka hati lo buat orang lain,"
"Gue takut Ho. Gue takut ga bisa mencintai lagi, karena cinta gue udah terikat sama hyunjin,"
"Yaudah. Semua itu pilihan lo,"
Minho sering nginep di rumah Changbin sejak Changbin sering mimpi buruk. Setelah hyunjin meninggal, changbin seperti mayat hidup
Makanya Minho sama Woojin sering nginep di tempat Changbin. Tapi setelah kondisi changbin membaik, Minho sama Woojin udah jarang nginep di tempat Changbin lagi.Kamu terlalu sempurna hingga aku sulit menemukan penggantimu hyunjin. Cinta ku terlalu besar untukmu. Rasaku untukmu dulu dan sekarang, masih sama. Kekasihku tersayang, hwang Hyunjin. Aku pasti akan menemuimu, i love you, - seo changbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️
Fanfiction"Ini," "Kamu lagi ?" "Iya. Lap air mata sama ingus kamu, takut ketelen," "makasih," Start : 04/11/18 End : 15/02/19