27

694 89 7
                                    

Suara deru ombak begitu memanjakan telinga. Angin semilir dingin menusuk kulit. Mereka pun turun dari mobil dan berjalan mendekati bibir pantai. Hyunjin selalu dalam gendongan changbin. Kepalanya disenderkan pada bahu changbin.

Ini harusnya menjadi piknik yang bahagia. Tapi kesedihan menyelimuti mereka semua. Bunda, Felix, Jisung, Minho, dan Woojin berjalan di belakang hyunjin dan changbin. Changbin terus berjalan ke bibir pantai sambil menggendong hyunjin. Hyunjin terus tersenyum dengan bibir pucatnya, meski matanya terpejam menikmati semilir angin yang lama tak dirasakannya. Changbin ingin menangis saja, tapi sosok di gendongannya membutuhkan sosok changbin yang kuat.

"Sayang mau duduk di sini atau mau main ombak ?"

"Mau duduk. Tapi agak deketan lagi ya Bin sama pantainya, aku pengen nyentuh air lautnya,"

"Tapi dingin sayang. Liat, badan kamu udah kedingininan,"

"Aku pengen duduk di sana,"

"Baiklah....sebentar saja,"

"Makasih sayang," hyunjin tersenyum dengan bibir pucatnya.

Hyunjin turun dari gendongan changbin. Saat dia hendak melangkah, kakinya lemas dan nyaris saja ambruk. Untung changbin selalu siap siaga di dekat hyunjin.

"Duduk sini aja ya, Jin,"

"Aku pengen jalan-jalan. Tenang aja aku bisa kok," Hyunjin berusaha melangkahkan kakinya, dan ambruk lagi.

"Duduk sini aja," changbin pun duduk dan membawa hyunjin duduk bersamanya. Hyunjin duduk di antara kedua kaki changbin, dengan badannya yg bersandar di dada changbin.

Changbin mengeratkan tangannya untuk memeluk hyunjin. Badan hyunjin terasa dingin. Hyunjin lebih sering terpejam, karena baginya membuka matanya terasa sangat berat.






































Bunda Hwang dan teman-teman hyunjin berdiri di belakang changbin dan hyunjin. Tidak ada yang berniat untuk mendekati mereka berdua. Membiarkan changbin dan hyunjin menikmati waktu mereka.

"Bunda ga siap pisah dengan kamu hyunjin. Kamu harus sembuh,,hiks...."

Felix memeluk Bunda hwang, "Kita semua sayang sama hyunjin tante, kita berdoa aja ya yang terbaik buat hyunjin,"

"Kak...ga tau kenapa, Jisung pengen nangis. Perasaan Jisung ga enak banget, nyesek kak,"

Minho menarik Jisung dalam pelukannya, "Nangis aja sayang gpp. Semua akan baik-baik aja,"



































































"Binnie," Panggil hyunjin lirih.

"Iya, sayang,"

"Makasih buat perhatian kamu selama ini ke aku. Makasih udah peduli sama aku, makasih udah cinta sama aku. Kamu setia nemenin aku, saat aku terpuruk. Bahkan saat aku sakit-sakitan, sakit yang ga akan pernah sembuh, kamu ga sedetikpun ninggalin aku. Makasih, Bin," ucap hyunjin lirih dengan matanya yang terus terpejam. Sesekali changbin merapikan rambut hyunjin yang tertiup angin menutupi dahinya.

"Itu udah kewajiban aku buat jagain kamu apapun yang terjadi. Itu udah jadi janji aku,"

"Aku pengen punya waktu yang lama, buat ngobrol sama kamu. Buat kencan sama kamu, bikin kamu ngerasain pacaran kayak pasangan lain. Tapi, pacar pertama kamu malah cowok pesakitan kayak aku,"

SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang