13

666 98 14
                                    

"Saya ga tega jika harus ngasih tahu hyunjin, dok," ucap Changbin. Changbin tengah mengobrol dengan dokter Seungmin di koridor.

"Saya mengerti. Tapi pasien harus tahu, dan juga keluarganya. Kita butuh persetujuan keluarganya untuk operasi hyunjin,"

"Tolong lakukan saja dok. Saya yang akan menanggung semua biayanya,"

"Saya hanya menjalankan prosedur rumah sakit. Jadi sebaiknya anda segera memberitahu keluarga hyunjin, kanker otak itu penyakit yang tidak main-main,"






















Brukkk






























Changbin dan dokter seungmin menoleh, betapa terkejutnya mereka.

"Hyunjin..." changbin berlari menghampiri hyunjin yang terjatuh. Changbin semakin khawatir melihat hyunjin gemetar, dengan air mata mengaliri pipinya.

"Hyunjin.....liat aku," perintah changbin. Hyunjin tidak menggubris. Tatapannya kosong.

"Hyunjin,"

"Hei, tatap aku,"

"Hyunjin !" Bentak changbin, membuat hyunjin menatap changbin.

"Gak, gak mungkin. Itu semua bohong kan ?! Gue ga sakit kan Bin ?! Gue ga sakit !"

"Maaf hyunjin," tangan changbin terulur memeluk hyunjin yang tangisnya semakin menjadi.

"Gak mungkin ! Hyunjin ga percaya..hiks....hiks...kalian...se-semua...hiks...kalian bohong !" Hyunjin terus berontak dalam pelukan changbin.

Darah mengalir di selang infus hyunjin. Dokter seungmin yang melihatnya pun segera meminta changbin untuk membawa hyunjin ke kamarnya.

"Suster, tolong betulkan infus pasien hyunjin,"

"Baik dokter,"

"Hiks..Bin...hiks, guee.....gue ga sakit kanker kan, Bin ? Gue ga akan mati kan, Bin ?" Changbin hanya diam.

"Bin...tolong bilang ini semua mimpi...hiks....tolong bin...hikss..."

Sungguh hati Changbin benar-benar hancur melihat hyunjin menangis hingga suaranya serak. Air mata hyunjin tidak berhenti mengalir. Bahkan suaranya seakan hilang, hanya isakan yang terdengar. Matanya terpejam.

Changbin naik ke bed hyunjin. Dia menidurkan dirinya di samping hyunjin. Terus dipeluknya hyunjin. Dia tidak bisa berkata apa-apa lagi. Melihat orang yang begitu dicintainya harus mendapatkan takdir sedemikian menyedihkan.

"Gue bakal selalu ada buat lo, hyunjin. Lo jangan khawatir, gue akan terus sayang sama lo," ucap Changbin sambil terus memeluk hyunjin. Dikecupinya pucuk kepala hyunjin, tangannya terus mengusap punggup hyunjin. Hyunjin membenamkan kepalanya di dada changbin, walaupun tidak bersuara tapi changbin tahu bahwa hyunjin terus terisak.

"Teruslah ada disamping hyunjin. Dia sangat membutuhkan orang terdekat untuk selalu disampingnya," ucap dokter seungmin.

"Pasti, dokter,"

"Saya permisi,"


































.
.
.
.
.
.













































































Hari ini hari yang penting untuk menentukan masa depan Brian. Day6 ataukah hyunjin. Tidak ada yang tahu mana yang akan Brian pilih.

"Maaf soal sikap gue sebelumnya,"
Jae hanya menunduk dan asyik memainkan hp nya.

"Jae, maaf," merasa tidak direspon, Brian duduk di samping Jae. Direbutnya hp Jae.

"Apa lagi ?" Tanya Jae datar tanpa menatap Brian.

"Gue minta maaf soal malam itu. Dan juga gue minta maaf soal sikap gue setelahnya,"

"Lo minta maaf ataupun ga, ga akan ada yang berubah kan,"

"Gue pengen kita kayak dulu, Jae,"

"Sorry, gue ga bisa semudah itu ngelupain,"

"Jae, gue beneran minta maaf. Iya gue salah. Waktu itu gue mabuk, dan ga seharusnya gue ngejauhin,ngediemin,atau bahkan ngebentak lo setelahnya. Maaf,"

"Udah kan ngomongnya ?"

"Kenapa si Jae, lo ga mau maafin gue ?"

"Kita harus berangkat, manajer sama yang lain udah nunggu," ucapnya datar kemudian beranjak pergi.

Brian menyandarkan tubuhnya di kursi. Memejamkan matanya dan berharap keputusannya adalah benar.

******

Suara riuh penonton bergema saat Day6 melangkah ke atas panggung fanmeetingnya. Banyak yang menunggu klarifikasi dari Brian soal gosip yang menerpanya selama ini.

Serangkaian acara telah dilaksanakan. Tibalah saatnya Brian mengemukakan apa yang dia ingin katakan.

"Selamat siang semuanya. Terima kasih karena kalian bersedia hadir dalam acara ini. Terima kasih atas segala dukungan yang sudah kalian berikan kepadaku, kepada Day6. Mungkin selama beberapa waktu terakhir beredar kabar yang membuat kalian semua khawatir, ataupun kecewa. Dan saya sungguh memohon maaf atas segala sesuatu yang telah terjadi. Saya berharap cinta dukungan kalian akan selalu ada untuk Day6,"
Brian memejamkan matanya sesaat dan menghela nafasnya, " Saya disini akan mengklarifikasi segala hal yang mungkin terlanjur beredar dengan jalan cerita yang tak sesuai dengan hal terjadi sebenarnya. Lebih tepatnya soal foto-foto saya yang beredar selama ini. Yang diambil secara diam-diam hingga menimbulkan banyak persepsi. Tentang siapa yang ada di foto itu, ya dia adalah seorang pelajar SMA. Dia begitu hangat, ramah, dan baik. Memang benar saya memeluknya seperti yang kalian semua lihat di foto itu,"
"Ya dia adalah.......,"


















"Brengsek !" Changbin menggebrak mejanya setelah menonton acara fanmeeting day6 yang disiarkan di TV salah satu cafe dekat rumah sakit tempat hyunjin dirawat.
Changbin beranjak dari mejanya dengan aura hitam dan kemarahannya. Menimbulkan tatapan-tatapan takut dari semua yang melihatnya.

SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang