17

660 97 10
                                    

"Chanbinnie,," panggil hyunjin dengan manja.

"Iya sayang,"

"Aku udah mutusin, dan tolong kamu jangan ngebantah ya. Ini permintaan terakhir aku,"

Changbin terkejut, sakit di hatinya mendengar penuturan hyunjin. Tapi Changbin tidak boleh memperlihatkan kesedihannya.
"Apa, hmm ? Kamu minta apa, kalo aku bisa pasti aku kabulin,"

"Jangan kasih tau bunda kalo aku sakit. Biar bunda tahunya pas aku udah sembuh aja. Aku ga tega ngeliat bunda sedih, bunda udah kerja keras cari nafkah. Sedangkan aku belum bisa bahagiain bunda. Aku ga mau bikin bunda susah dengan tahu aku sakit. Aku ga mau nyakitin bunda," ucap Hyunjin dengan mata berkaca-kaca.

"Iya jinnie. Aku ga akan ngasih tahu bunda sesuai permintaan kamu. Jangan nangis ah, sayang ingusnya..."

"Changbin isshhh.."

Changbin tertawa melihat hyunjin kesal. Padahal jauh dalam hati changbin, dia menangis.

"Coba sini hadap sini wajahnya..."

"Gamaoo...changbin usil ! Jinnie sebel heunghh,"

"Hahaha...aku kan pengen liat wajah pacar aku yang manis,"

Hyunjin mendongak,memanyunkan bibirnya,," Aku ganteng tau,"

"Ganteng itu kayak aku, kalo kamu cantik," ucap Changbin sambil mengecup kilat bibir jebleh hyunjin.

"Tuh kan...changbin ih cium-cium," rona wajah hyunjin memerah.

"Malu yaaa, kok merah wajahnya.. Sini cium lagi,"

"Ga maooo ! " hyunjin kembali menyembunyikan wajahnya di dada changbin,"



......





"Kak minho...ayo buruan !"

"Iya. Bentar jisung-ie, sabar. Ini resleting kakak nyangkut,"

"Makanya pake sarung aja. Gausah sok-sok an pake celana,"

"Astaga jisung, ntar masuk angin si kadut kalo kelamaan pke sarung,"

"Ntar jisung yang angetin kalo masuk angin,"

"Beneran sung ?"

"Iya. Masukin microwave,"

"Dipikir hotdog apa,"

"Udah deh kak. Buruan ayo, Jisung udah ga sabar,"

"Iya ini kakak ganti aja celananya, "

"Yukk cepet, Jisung udah siap,"

Mereka berdua pun menuju rumah sakit untuk menjenguk hyunjin. Emang dasar minho engasan sumpah, di mobil malah ngeplay CD bokep. Jisung udah komat kamit ngerapalin doa biar dia ga nerkam minho yang ganteng sumpah mukanya pas lagi sange.

"Kak, kok ngplay begituan sih ?"

"Gapapa Sung. Biar kakak ga ngantuk,"

"Tapi jisung geli ih,"

"Geli apa pengen ?" Tanya minho dengan smirk nya.

"Kak, pinggang aku masih sakit ya ini sisa kemaren malem,"

"Sung, mau nyobain dalem mobil ga ?"

"Ogah kak. Ntar di grebek satpol PP trus masuk berita mobil bergoyang lagi,"

"Ntar kakak cari tempat sepi ya,"

"Kak minho !"

"Kenapa sayang ?"

"Jengukin hyunjin dulu,"

Minho menghentikan mobilnya, "Jadi...abis jenguk hyunjin kita bisaaa....heunghh,"

"Kak, kita jalan sekarang atau Jisung sodok pake rem tangan nih ?"

"Sayang jangan nyeremin dong,"

"Makanya ayo jalan,"

Pas sampai di ruangan hyunjin, minho sama jisung senyum-senyum. Ngliat hyunjin pules di pelukan changbin. Changbin ga tidur sih, dia lagi nge-puk2in paha hyunjin.

"Ehemm," jisung berdehem.

Changbin menoleh,"Eh kalian. Maaf ya hyunjinnya baru aja tidur," ucapnya sedikit lirih.

"Gapapa, gimana kondisi hyunjin Bin ?"

"Ya beginilah Ho, setidaknya udah ga  sering mimisan. Harusnya sih dia segera dioperasi, tp hyunjin ga mau ngasih tahu bundanya,"

"Sedih gue liat hyunjin sakit,,hiks,,," Jisung langsung melukin Minho. Minho sih nikmatin aja yee kan.

"Kita semua doain hyunjin ya biar cepet sembuh,"

"Iya kak Bin,"

Setelah cukup lama berbincang dan hyunjin juga masih tidur, Jisung dan Minho pun berpamitan. Sesampainya di parkiran, Minho menghadang Jisung yang hendak masuk ke mobil.

"Apalagi sih kak ?"

"Yang tadi, kakak mau nagih,"

"Tadi apaan kak ?" Jisung mah sebenarnya paham maksud minho, tapi pura-pura jual mahal.

"Kakak tahu kamu sebenarnya paham kan maksud kakak ?"

"Eh..jisung itu...anu...beneran ga paham,"

"Tapi kok muka kamu merah ?"

"Ini...karena...panas...iya panas kak,"

"Bilang aja kamu juga pengen..." minho mengecup telinga Jisung.

Jisung pun masuk ke mobil sambil menutupi wajahnya yang merona. Minho juga ikut masuk dan memacu mobilnya.





.......






"Eunghh....binnie,"

"Udah bangun, hmm ,"

"Masih males bangun," kepala hyunjin masih asik ngedusel di dada changbin.

"Hyunjin, leher aku geli nih kena rambut kamu,"

"Eunghh...biarin. Jinnie masih ngantuk," hyunjin makin mengeratkan dirinya dengan changbin. Kakinya diselipin diantara kedua kaki changbin.

Changbin mati-matian menahan senut-senutnya (you know lah ya, gausah gueeee jelasin...eunghhh)

"Jinnie geser dikit ya boboknya. Gerah nih aku,"

"Gamaooo !"

"Hyunjin...aku mau ngomong serius. Coba hadep sini," changbin sedikit menundukkan wajahnya.

Hyunjin mendongak, "Apa -mmpphh," Changbin masa bodoh. Dilumatnya habis bibir hyunjin. Salah hyunjin suka mancing-mancing. Nah engas kan si changbin. Ya gapapa sih, orang hyunjin suka diengasin changbin, eunghh..

Changbin menjauhkan wajahnya. Keduanya terengah-engah setelah ciuman panas itu. Bibir jebleh hyunjin memerah dan mengkilap. Andai hyunjin tidak sakit, changbin udah gas pol rem blong pasti.

"Jangan mancing makanya," ucap changbin sambil menoel hidung hyunjin.

"Biarin. Jinnie suka kok,,hehehehe"

Changbin kembali mencium bibir hyunjin. Tangannnya terus mengelus leher dan punggung hyunjin.

"Eunghh...Binnie..ehmmppphhh,,,,sshhhh," desah hyunjin saat changbin menciumi leher hyunjin.

Tangan changbin pun mulai masuk ke dalam baju hyunjin dan mengelus perutnya.

"Sshh...aahhh...binnieeehhh,"

























Tok....tok...tok....

"Permisi, waktunya visite dokter,"

"Oh iya dokter, silakan," changbin nyaris terjungkal, hyunjin cuma ngakak aja.

SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang