9

769 106 14
                                    

Changbin mengacak rambutnya. Dia berjalan di koridor kelas dengan malas. Hyunjin lebih memilih membolos untuk bisa bertemu kekasihnya. Dan bodohnya lagi, changbin baru tau kalo hyunjin punya kekasih...


Wkakakakak....ngakak dosa ga ya 🤣🤣🤣







































Si felix sama Jisung bingung nyariin hyunjin. Tumben-tumbenan ga masuk tanpa ngasih kabar. Hp nya pun ga aktif.

"Ih itu si jebleh kemana siiii ?! Sebel gue, bolos kagak ngajak2," jisung udah ngomel-ngomel di kantin.

"Lo mau ikutan bolos ?"

"Ehehehe...ka minho. Maksud icung ituh kok ga ngabarin gitu," jisung nyengir ga sadar ada daun singkong nyangkut di giginya.

"Bohong. Tadi jisung bilang pengen ikut bolos, kak," felix nyaut sambil ngunyah rujak parenya.

"Ish..bacot !..lo diem aja deh bule kw !"

"Sayang...ngomongnya,"

"Hehehe...maaf kak. Abis felix nyebelin,"

Felix ga meduliin. Yang terpenting makan rujak pare sama jus jengkolnya aja.


















































Hyunjin melangkah ke arah rumahnya dengan senyum yang terus terlukis. Tak menyadari bahwa ada sosok gelap yang menunggu di depan rumahnya.

"Dari mana aja Lo ?"

Hyunjin kaget,"Eh, elo,,hehehehe,"

"Seharian ga ada kabar, ga masuk kelas. Kemana ?"

"Maaf Icung...Jinnie tadi ada perluuuuu,,,eungg,"

"Aegyo lo ga mempan !" Kata felix sambil memalingkan muka.

"Huft...iya-iya maaf. Gue salah ga ngabarin lo pada. Tadi mendadak, ga ada rencana... bener deh,"

"Yaudah, lo ga nyuruh kita-kita masuk nih ?" Tanya jisung yang dari tadi pasang muka bete nya.

"Kita udah sejam lebih di sini nungguin lo,"

"Iya maaf Lix, gara-gara gue . Maaf ya, yaudah yok masuk,"

Mereka bertiga pun masuk ke rumah hyunjin.

"Eh, udah pada makan ?" Tanya hyunjin sambil melangkah ke dapur.

"Belom," jawab jisung dan felix barengan.

"Sekarang kalian berdua nonton tv atau kamar gue sana. Biar gue masakin buat kalian,"

"Yeeeee...makasih hyunjin,"ucap felix sambil senyum ceria.

"Yeee dasar, kerak WC. Giliran makanan aja, cengengesan,"

"Dih, biarin aja kali sung. Bilang aja lo juga seneng, tapi gengsii. HUUUUUUU....jarang-jarang kan dimasakin hyunjin,"

Hyunjin yang mendengarkan mereka adu bacot cuma geleng-geleng kepala.








.
.
.
.
.
.










"Dari mana ?"

Brian melangkah masuk ke kamarnya tanpa menoleh,"Ada hal yang harus gue urus,"

Diikutinya Brian ke kamar, "Hal apa ?"

"Bukan urusan Lo Jae,"

Jae tersenyum kecut mendengar jawaban Brian, "Bukan urusan gue Lo bilang ? Enak banget lo bilang ?"

"Please, Jae. Jangan ngajak debat, gue capek pengen istirahat,"

"Gue juga capek, kita capek nungguin lo ga dateng-dateng. Lo lupa atau gimana sih, kita harusnya tadi latihan buat jadwal besok !" Jae bener-bener emosi sama Brian.

"Sorry,"

"Semudah itu ? Kapan sih lo bisa berhenti seenaknya ?" Brian masih saja tidak bergeming, dan itu membuat Jae makin jengkel.
"Kapan sih Lo ga egois ?! Jawab, jangan cuma diem aja ! Lo ga mikir apa gimana perasaan temen-temen Lo ?!"

Brian yang baru saja membuka pintu lemari, mengeratkan genggamannya pada handle pintu lemarinya. Dan.......

Brakk

Brian membanting pintu lemarinya, "Stop gue bilang ! Gue lagi capek ! Bisa diem ga mulut lo ?! Doyan banget sih Lo ngatur-ngatur gue !"

Jae tersentak kaget, tak percaya dengan apa yang dia lihat. Belum pernah dia lihat Brian seperti ini.
"Gue khawatir sama Lo, " lirihnya dan berlalu meninggalkan Brian.

"Aaarggghhhh," Brian mengacak rambutnya. Dia merasa bersalah. Dia ingin mengejar Jae, setelah melihat Jae meneteskan air matanya.

"Maafin gue Jae, gue dalam kondisi yang sulit," lirihnya.

SAPU TANGAN ABU-ABU -CHANGJIN- ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang