11

6.2K 365 57
                                    

Buugh..

Belum sempat menyelesaikan rentetan kalimat yang harus arka katakan, pukulan Panji lebih dulu mendarat di pelipisnya. Ketiga laki-laki yang berada di depan Arka terlihat sangat emosi dengan apa yang dikatakannya

"Lo sadar sama ucapan lo anjing" bentak Jason menggelegar, ia mendorong Arka hingga punggung laki-laki itu terbentur pintu.

Seluruh anggota keluarga arka dan para tamunya berhamburan keluar saat mendengar amukan Jason, panji dan Austin.

Buggh

Buugh

Buugh

"Stop.. Berhenti... Tolong, Arka" panji, jason, dan Austin berhenti menghujam wajah sahabatnya itu dengan bogeman saat mama dari Arka berlari memeluk laki-laki itu.

Sedangkan Chacha, perempuan itu masih mematung, mencoba mencerna seluruh rentetan memilukan dari Arka. Chacha berharap ia tuli untuk beberapa saat, atau ingatannya di hilangkan, atau bila perlu ia lenyap dari muka bumi ini.

Nafas Chacha tersenggal, air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya bersiap untuk turun.

"Sorry" ucap Chacha sendu. Bibirnya mengulas senyum, namun sangat menyakitkan bagi mereka yang melihatnya.

Manik matanya terlihat sangat terluka, sama persis seperti beberapa tahun lalu saat ia mendengar jika orang tuanya hanya bersandiwara. Arka tak berani menatap mata perempuan itu, jujur ia sangat ingin berlari kearahnya dan memeluk Chacha seraya minta maaf.

Arka tak bisa. Laki-laki brengsek yang notabene nya adalah papanya itu sedang berada disini.

"Maaf kalau selama ini gara-gara gue hidup lo jadi gak normal" air mata Chacha turun drastis, bahkan berbicara pun rasanya tenggorokannya tercekat oleh nafasnya sendiri.

"Maaf karena selama ini gue ngerepotin lo semua"

"Nggak Cha, lo nggak pernah nger--"

Chacha menepis lengan panji di bahunya dengan cepat. Ia mundur beberapa langkah sambil menatap Arka dengan tatapan percaya

"Jujur, Gue berharap ini cuma mimpi. Sekali lagi gue minta maaf" ucapnya lalu berlari pergi tanpa membawa mobilnya.

***

Chacha duduk termangu, pandangannya kosong terhadap danau di depannya.

Chacha tidak tahu sedang berada di mana, yang pasti tempatnya sekarang akan sangat sulit di jangkau oleh teman-temannya jika mereka mencari Chacha.

Handphonenya di lemparkan kedalam danau, ia memeluk lututnya sendiri persetan dengan hujan lebat yang mengguyur tubuhnya.

Cuaca sangat mendukung, layaknya drama sinetron di dalam televisi.

Ah....

Chacha hampir lupa jika hidupnya memang penuh drama seperti yang dikatakan Arka.

Orang tuanya yang bersandiwara padahal kenyataanya telah bercerai.

Berita kematiannya.

Kematian grandma dan grandfa nya

Dani yang menghianati janji yang dibuatnya.

LATER LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang