15

2.4K 140 28
                                    

Plak

Mata Chacha terpejam, seseorang mendorong nya paksa lalu menamparnya.

Ingat, menamparanya!

Mata Chacha terbuka, menatap nyalang perempuan yang berdiri di depannya, dadanya bergemuruh entah karena perempuan itu menamparnya atau karena melepas pelukan sementara nya.

Brak

Perempuan itu, Olive, terdorong keras hingga punggung nya terbentur dinding.

Olive meringis, Chacha juga ikut melototkan matanya saat melihat laki-laki yang tak disangkanya datang dan mendorong perempuan itu.

Vino.

Laki-laki itu menahan leher Olive dengan keras hingga memekik, tak lupa juga mata manyalangnya.

"Vin, lepasin Olive" setelah lama terdiam Dani mendorong bahu Vino keras hingga terlepas dari cekalan Vino.

Olive terbatuk, air matanya lolos terjatuh dan sekarang mereka sedang menjadi tontonan mahasiswa lain.

"Lepas bangsat" Bentak Vino menghempas tangan Dani keras.

Chacha menghela nafasnya kasar, apa-apaan drama pagi buta seperti ini.

"Lo" lagi, air mata Olive turun dengan semakin deras saat Chacha mencekiknya keras.

"Lo harus beruntung karena lo perempuan, kalau nggak.." Chacha menyeringai, mendaratkan tangannya pelan di pipi Olive "gue nggak yakin lo sanggup buat ngebayangin apa yang bakalan gue lakukan sama lo"

"Aku nggak suka kamu peluk pacar aku"

Chacha yang hendak berbalik itu, kembali menatap Olive, dagu perempuan itu sudah terangkat menantang Chacha

"Jauh-jauh dari Dani, jangan dekatin dia atau--"

"Atau apa, hm?" tanya Chacha memotong teriakan perempuan itu, bibirnya tak lepas dari seringai menyeramkannya.

"Chacha gak bakalan macam-macam sama pacar cupu lo, karena sekarang Chacha udah jadi pacar gue, iya kan pacar?" Vino menyeringai, hampir seluruh mata yang sedang menatap kearahnya itu melotot tak percaya.

Serius Vino hobi sama bad girl kayak dia?

Serius, mereka pacaran?

Gue gak percaya

Gue gak rela, masa iya Vino harus bareng sama Chacha

Aih, gimik doang tuh!

"Chacha beneran?" Semua nya terdiam, memasang telinganya benar untuk mendengar jawaban dari Chacha.

"Yups, gue sama dia udh pacaran, kenapa? Ada yang keberatan"

Vino tersenyum kemenangan, sedikit tak percaya jika Chacha mengakuinya.

Okey, lets play the game

***

Sesampai di kantin, dengan gerakan paksa Chacha melepaskan lengan Vino yang merangkul indah pundaknya. Selama perjalanan menuju kantin tidak ada hentinya mahasiswi lain melotot tak kearah chacha.

"Mau pesan apa lo, bebs?" tanya Vino dengan sedikit penekanan pada kata beb.

Chacha berdecih, tak perlu repot-repot menanggapi pertanyaan Vino perempuan itu mengedarkan pandangannya berharap para sahabatnya datang.

Vino berdecak. Bangkit dari duduknya lalu memesan makanan tanpa menunggu persetujuan Chacha.

”Nih makan"

"Apa nih?" tanya Chacha menatap kearah nasi goreng di depannya.

"Lo udah sebesar ini tapi belum tau apa ini? Ini namanya nasi goreng sayang"

Chacha mendengus, ia tau itu nasi goreng tapi perasaan chacha tak memesan apa-apa dari laki-laki tersebut.

"Gue gak ng--"

"Makan"

Mulut Chacha tertutup rapat. Tatapan Al barusan mampu membuatnya bungkam.

"Dimakan ya sayang, karena tadi pagi lo gak smpat sarapan, okay?"

"Sejak kapan urusan sarapan gue jadi urusan Lo?"

ChaCha berdiri tak suka, mendekatkan wajahnya kearah telinga Vino
"Dengar, meskipun tadi gue bilang lo pacar gue" perempuan itu menatap dari samping wajah lelaki itu
"Bukan berarti gue mau jadi pacar Lo, ngerti?"

Vino menyeringai, menatap balik wajah ChaCha hingga hidung nya bersentuhan. Chacha menggerakkan wajahnya menjauh, dengan cepat pula Vino menarik wajah perempuan itu semakin mendekat

"Lo cewe pertama yang berani nolak gue" Vino menatap tepat di manik mata perempuan tersebut.
"Dan asal Lo tau, gue gak pernah lepas apa yang udah jadi punya gue"

Cup.

Lelaki itu mencium tepat pelipis chacha.

"What the.."

***

LATER LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang