Bayu Satria Wibawa

4.5K 219 9
                                    

Beberapa tahun kemudian.

Tentara Nasional Indonesia
Siap mempertahankan negara
Dengan Sumpah Prajurit dan Sapta Marga
Kobarkan semangat Pancasila

Tentara Nasional Indonesia
Siap membela Nusa dan Bangsa
Membangun persatuan dan kesatuan
Di darat di laut di udara

Prajurit TNI
Patriot Nusantara
Bersama rakyat bengun negri tercinta
Negara Republik Indonesia

Lanud Iswahyudi Madiun
1 Agustus

Seorang pria muda berpangkat letda sedang berjalan sambil menenteng sebuah helm tempur menuju sebuah burung besi yang terparkir di sebuah hanggar berjejer dengan burung besi lainnya.

Pria muda itu bertugas sebagai pilot pesawat yang ditunggangi nya yaitu pesawat tempur F-16 Fighting Falcon.

Pria lulusan Akademi Angakatan Udara yang baru saja lulus dari SEKBANG (Sekolah Penerbang) TNI AU di Yogyakarta beberapa bulan silam pun kini telah dipercaya sebagai pilot pesawat tempur setelah lulus dengan predikat terbaik.

*****

Perkenalkan namaku Bayu Satria Wibawa. Aku seorang perwira lulusan Akademi Angkatan Udara. Saat ini aku menyandang pangkat Letda di korps penerbang. Sekarang adalah dinas pertamaku sebagai pilot pesawat tempur. Usiaku 24 tahun.

Aku mempunyai keluarga yang masih lengkap sampai sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mempunyai keluarga yang masih lengkap sampai sekarang. Mereka semua sehat wal-afiat. Ayahku bekerja sebagai anggota TNI AL sekarang berpangkat Kapten tetapi bukan lulusan dari AAL melainkan lulusan dari secapa yang berasal dari Bintara. Ibuku bekerja sebagai ibu rumah tangga biasa. Aku juga punya seorang adik laki-laki yang selisih 3 tahun dariku dan sekarang dia bekerja sebagai anggota TNI AD di Kopassus yang dikenal sebagai korps baret merah, dia bertugas di Kalimantan berpangkat Serda. Lengkaplah sudah keluarga kami dari 3 matra TNI yang berbeda. Aku dari TNI AU, ayahku dari TNI AL, dan adikku dari TNI AD.

Aku pernah mengalami kegagalan saat mendaftarkan diri sebagai Taruna Akademi Militer yang mencetak perwira angkatan darat. Selanjutnya aku menganggur satu tahun dan di tahun berikutnya saat usiaku 19 tahun akhirnya aku mendaftarkan diriku untuk menjadi Taruna Akademi Angkatan Udara dan akhirnya bisa lolos.

******

Burung besi tempur yang kami naiki itu kini mengudara bermanuver kesana kemari. Ku rasakan suasana yang berada diatas langit dan ku lihat pemandangan daratan jawa dari atas udara dengan ketinggian 10.000 kaki.

Alangkah indahnya ciptaan Allah. Aku hanya bisa menatap kagum ciptaannya dari atas langit. Sungguh pemandangan yang indah. Pesawat itu berjalan sangat cepat. Lebih cepat daripada kecepatan pesawat komersial. Tak jarang juga aku melihat pesawat komersial yang juga sedang melintas tak jauh dari pesawat kami.

Setelah 1 jam mengudara akhirnya aku mendarat kembali di pangkalan dengan selamat.

"berjanjilah padaku bahwa kita akan bertemu suatu hari nanti."

"kamu adalah sahabat terbaikku, terima kasih sudah mau menjadi pelengkap dalam hidupku."

"kenangan kita selama ini. Aku tidak akan lupa. Aku akan merindukannya."

Kata-kata perpisahan itu kembali teringat di dalam kepalaku. Sampai saat ini aku merindukan sesosok wanita yang merupakan sahabatku sendiri. Entah dimana sekarang dia berada, aku harap dia baik-baik saja.

Kini aku berada di kantin Lanud sambil menengguk secangkir kopi hitam yang masih hangat. Ku sambungkan HP ku dengan WI-FI kantin.

Tling... Tling... Tling.. (Anggap aja bunyi notif di HP).

+6281XXXXXXXX menambahkan anda

"loh grup alumni SMP ya. Siapa yang nambahin nomorku ya?." gumamku.

Tling... Tling... Tling.. (bunyi notif whatsapp).

From: 085XXXXXXXXX

(yg hurufnya tebal itu adalah pesanku)

"maaf ya Bay, aku kasih nomormu ke anak-anak SMP tanpa izin kamu hehehe. Biar kita jadi mudah komunikasi di grup. Ini aku Thoriq."

Aku pun langsung membalas pesan itu.

"oalah bro. Gimana kabarmu?." ku ketik sebuah pesan di personal chat.

"baik-baik aja. Kau gimana?."

"alhamdulillah baik-baik. Kamu kerja dimana?."

"alhamdulillah sudah jadi anggota TNI AL. Sekarang aku dinas di Tahuna, kepulauan Sangihe Talaud. Aku Marinir."

"alhamdulillah selamat ya bro."

"terima kasih. Kamu sendiri kerja dimana?."

"di skuadron 3 Lanud Iswahyudi Madiun."

"serius?. Bagian teknik atau penerbang nya?."

"iya aku serius. Hmm bagian penerbangnya."

"wah perwira dong."

"yoi bro."

"wah selamat untukmu juga kawan. Lulusan AAU ya?."

"iya."

"wah siap komandan hahaha. Ciee Letda. Aku aja baru naik pangkat ke Sertu sekarang."

"wkwkwk siap."

"lagi apa nih ndan."

"lagi ngopi tadi habis patroli udara. Manggil nya bro aja lah kaya kita dulu semasa SMP. Kita kan gak bertemu pakai seragam hanya di chat."

"hmm terserah kamu aja. Kalau jadi perwira jangan sombong loh wkwkwk."

"wkwkwkwk. Enggak kok. Karena kita tahu, pangkat, harta, jabatan itu titipan dari Allah. Lagipula sekarang kan kita sama-sama abdi negara."

"iya kamu benar bro. Oh iya, teman kita satu lagi ada yang sudah jadi polisi. Sekarang pangkatnya Briptu sama seperti ku."

(*Sersan dan Brigadir itu sama*)

"siapa tuh?."

"itu loh si Wahyu, yang dulu nya badan nya gemuk."

"wah sekarang kawan-kawan kita banyak berubah kelihatannya."

"aku aja sampai gak menyangka kok."

"dinas dimana dia sekarang?."

"di POLRES Lamongan. Bagian Satreskrim dia."

"Mantaplah. Kalau begitu."

"iya bro. Dari teman seangkatan kita di SMP, cuma kita aja yang jadi aparat negara."

"ya karena perjuangan yang kita raih menjadi seorang abdi negara itu gak mudah."

"iya betul. Oke lah aku mau latihan menembak dulu. Sampai nanti. Mohon izin duluan. Selamat siang."

"oke siap. Selamat siang."

Bersambung........

Maaf jika pada chapter ini masih pendek dan absurd banget. Author akan berusaha untuk membuat beberapa chapter selanjutnya agar kalian bisa menikmati kisah ini. Terima kasih sudah mau membaca karya Author. Untuk picture cuma pemanis aja 😅😁. Jangan lupa beri vote bintang dan komentar sebagai masukan. Salam dari Author 😁

Ksatria Langitku (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang