13. Disastrous meeting

3.7K 418 15
                                    

Sasuhina fanfic
I hope you like it~

------------------------------♡-------------------------

Aku hanya ingin
Merasakan Hangat
Pelukmu,
Bukan Dingin
Sikapmu.
Ayah.

Hinata tiba di Mansion Hyuga, sebuah Rumah Mewah bergaya Jepang Kuno dengan sentuhan Modern.

Mansion itu tampak indah dipandang, dengan hamparan rumput hijau dan rindangnya pepohonan.

Hiashi keluar dari mobilnya diikuti Kou, Asisten Pribadinya.

Ia menarik lengan Hinata kasar, Hinata memberontak, tangannya sakit sekali.

Pintu terbuka dan mereka disambut para Maid yang menunduk hormat, Hiashi melewatinya begitu saja.

Hinata menarik tangan Ayahnya saat mereka akan menaiki tangga, Hiashi menoleh dengan tatapan tajam.

Hinata melepas paksa cengkeraman Hiashi 'Tou-sama, ijinkan aku melihat Hana-chan. Onegaishimasu.'

"Kau ingin bertemu Hanabi?" Hinata mengangguk cepat "Baiklah" Hiashi kembali menarik tangan Hinata.

Mereka menaiki tangga lalu berjalan lurus dilorong. Namun bukannya berbelok kearah kanan, Hiashi malah membawanya berbelok ke kiri.

Hinata kembali memberontak, ia tak mau masuk ke dalam ruangan itu.

Ruangan dimana tanpa ada Jendela hanya sebuah Ventilasi kecil, ruangan itu seperti Neraka menurut Hinata.

Pintu terbuka namun suara seseorang menghentikan Hiashi yang akan mendorong Hinata masuk, "Hyuga-sama. Jangan lakukan itu, anda bisa membunuhnya secara perlahan" ujar Kou yang sedari tadi mengikuti.

Hiashi menatap Kou datar, "Jangan ikut campur. Kau hanya Asistenku".

Pintu tertutup dan saat itu pula semuanya dimulai.


------->

Hiashi mengikat kedua lengan Hinata pada seutas tali tambang yang tergantung, Hinata menunduk ia sudah memberontak ingin pergi.

Air mata mengucur deras di wajah pucatnya, Hinata berharap saat ini ia kembali bisa berbicara.

Ia ingin menolak semuanya, ia tak mau lagi menyiksa tubuhnya.

Hinata menoleh kebelakang saat itu pula matanya membola, disana Hiashi mengeluarkan sebuah Alat dari dalam Lemari antik.

Benda itu. Benda yang akan membuatnya tersiksa, Hinata kembali memberontak bahkan perih ditangannya akibat gesekan tali tak dihiraukan.

Hiashi menghampirinya dengan senyum yang seperti orang Psikopat, Hinata menggeleng keras.

Cambuk itu terangkat bersiap menyiksa punggungnya yang penuh luka, Hinata memejamkan matanya erat.

Ctak.

Mulut Hinata terbuka saat rasa sakit itu mendera punggungnya, Ia seolah berteriak.

Ctak.

Ctak.

Ctak.

Entah sudah berapa kali Cambuk itu menyentuh punggungnya, wajah Hiashi yang diselimuti amarah nampak berkeringat.

I Say I Love You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang