Btw, cerita ini aku tulis waktu kelas 8. Sekarang aku udah SMA, jadi maaf kalau masih ada typo ya sayang.
.
.
Selamat membaca^^Seorang gadis kira-kira berumur 10 tahun menangis di jalan. Dia tidak memiliki siapa-siapa lagi saat ini. Kedua orang tuanya meninggal saat kemarin kecelakaan. Bahkan dia juga tidak punya keluarga lain seperti Paman dan Bibi.
Namanya adalah Anatasya Maskuaila Sarare. Biasa dipanggil Rere. Gadis itu masih terisak tak berhenti-henti. Sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Rere mendongakkan kepala.
"Adek kenapa?" tanya seorang wanita berumur kira-kira kepala 3 . Rere masih terdiam. Nampaknya dia sangat takut.
"Adek cantik, jangan takut. Kami orang baik kok. Adek kenapa menangis?" tanya seorang pria di samping wanita tadi.
"Rere gak punya siapa-siapa lagi. Rere gak punya tempat tinggal. Rere—" Rere menggantungkan kalimatnya.
"Emang keluarga Rere di mana?" tanya wanita itu dengan lembut.
"Ibu dan bapak Rere sudah pergi. Pergi ke atas. Rere ditinggal. Mereka jahat," lirih Rere.
"Ya ampun," pria itu sepertinya sangat kasian dengan Rere.
"Rere mau kan tinggal sama kami?" tanya wanita itu dengan senyuman.
"Emang boleh? Gak ngrepotin kan?" tanya Rere ragu.
"Boleh kok," jawab wanita dan pria tersebut.
Sudut bibir Rere terangkat. Lalu ia berdiri dari atas aspal tersebut. Rere pun berjalan ke dalam mobil mereka. Rere duduk di belakang bersama wanita tersebut.
"Rere jangan nangis lagi ya," ucap wanita itu seraya mengelus rambut Rere. Sejak kejadian itu,Rere tinggal bersama mereka.
****
Flashback off
Air mata Rere jatuh di pipi. Ia tidak dapat menahannya lagi. Sejak umur 10 tahun dia tidak pernah bertemu orang tuanya. Orang tuanya sudah meninggal. Rere sekarang tinggal bersama Albi dan Aisyah. Orang tua angkatnya.
"Non Rere." panggilan itu membuat Rere segera menghapus air matanya.
Rere beranjak dari kasurnya,dan berjalan menuju pintu kamarnya. Rere masih berusaha mengatur napasnya.
Ceklek
Seorang wanita paruh baya itu berdiri di depan pintu sambil membawa makanan di nampan berukuran lumayan besar.
"Eh bibi? Terimakasih."
Rere mengambil nampan dari tangan Belbe, pembantunya. Hari ini adalah hari pertama Rere melaksanakan kegiatan MOS di SMA Sakti Jaya. Umur Rere sudah beranjak 16 tahun. Segera Rere duduk di karpet empuk berbentuk keropi,dan melahap sarapannya.
Gara my lope : Woy bangun lo. Ngebo mulu!
Gara my lope : Eh! Balas ngapa Re!
Gara my lope : 😤
Gara my lope : Gue di depan woy!
Me : Bentar
Rere berjalan menuruni anak tangga. Ia sudah rapi dengan seragam putih abu-abu nya. Di tambah tas miliknya yang berwarna hijau membuat gadis itu terlihat lebih menggemaskan.
"Ma, Pa, Rere berangkat ya. Bye!"
Setelah Rere pamit kepada ke dua orang tuanya,ia bergegas berjalan ke depan halaman rumah. Seorang pria sudah menunggunya lama. Ia duduk di atas motor sport warna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVIRE [END]
Teen FictionRere, gadis yang baru saja menginjak masa SMA itu harus bertemu dengan ketua OSIS yang dingin tapi tampan seperti David. Entah kenapa, jantungnya selalu dag dig dug karena David. Untung saja ia sudah putus dengan Gara, mantan pacarnya. David Si ke...